1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Konflik

Junta Myanmar Siap Akhiri Kekerasan Jika Situasi Stabil

28 April 2021

Junta Myanmar akan menuruti permintaan ASEAN untuk menghentikan kekerasan jika negara sudah "kembali ke stabilitas." Pernyataan tersebut dirilis ketika pertempuran baru meletus di sepanjang perbatasan timur Myanmar.

https://p.dw.com/p/3sfEG
Demonstrasi di Myanmar
Aksi unjuk rasa terus berlangsung di Yangon, Myanmar (27/04)Foto: AP Photo/picture alliance

Pada Selasa (27/04), Dewan Administrasi Negara Myanmar mengatakan akan mempertimbangkan saran konstruktif yang dibuat oleh para pemimpin ASEAN ketika situasi negara sudah kembali stabil.

Masukan dari para pemimpin regional akan dipertimbangkan secara seksama jika ASEAN dapat memfasilitasi implementasi peta jalan lima langkah junta.

Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan kepada AFP bahwa mereka puas dengan pembahasan KTT ASEAN karena dapat menjelaskan situasi yang sebenarnya kepada para pemimpin ASEAN.

Di sisi lain, mantan duta besar AS untuk Myanmar, Scot Marciel, memperingatkan respons militer terhadap KTT di Jakarta sudah menunjukkan tanda-tanda kemunduran. "Harus ada tindak lanjut yang mendesak, dan junta harus dikenakan sanksi jika ada penundaan," bunyi cuitan Marciel di Twitter.

Kekerasan terus terjadi

Hampir di seluruh wilayah Myanmar terjadi pemberontakan, menentang agar militer segera mundur. Salah satu kelompok pemberontak yang paling menonjol, Persatuan Nasional Karen (KNU), mengaku telah melindungi setidaknya 2.000 pembangkang anti-kudeta yang melarikan diri dari pusat kerusuhan di perkotaan.

Pada Selasa (27/04) dini hari, tentara dari Brigade Kelima KNU menyerang dan menghancurkan pangkalan militer di negara bagian Karen timur dekat sungai Salween - yang membatasi sebagian perbatasan dengan Thailand.

Tak lama setelah terjadi serangan, junta Zaw Min Tun berjanji "mengambil tindakan." Militer membalas dengan melancarkan serangan udara ke utara pangkalan, menurut Sithichai Jindaluang, Gubernur Thailand yang berbatasan dengan provinsi Mae Hong Son. "Thailand tidak mendukung salah satu pihak tetapi fokus memastikan keamanan warga negara Thailand," katanya. Pihaknya juga telah menyusun "rencana penanganan pengungsi."

Selain itu, ketegangan juga terjadi di timur kota Loikaw, ketika pasukan keamanan mencoba menghapus barikade demonstran dan menembaki penduduk yang mencoba menghentikan mereka. Satu orang tewas dalam insiden tersebut.

Perjalanan Jenderal Senior Min Aung Hlaing menghadiri KTT ASEAN pada akhir pekan lalu tidak banyak membantu menghentikan kekerasan mematikan oleh tentara dan polisi.

ha/gtp (AFP)