1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialIndonesia

BNPB: Korban Tewas Gempa Cianjur 268 Orang

Detik News
22 November 2022

Gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Senin (21/11), menewaskan 268 orang. Kepala BNPB Suharyanto ungkap data terbaru dalam konferensi pers daring, Selasa (22/11/2022).

https://p.dw.com/p/4JqlX
Para petugas evakuasi masih mencari korban yang tertimpa puing bangunan
Para petugas evakuasi masih mencari korban yang tertimpa puing bangunan gempa CianjurFoto: ADEK BERRY/AFP/Getty Images

BNPB menyatakan korban tewas akibat gempa Cianjur, Jawa Barat, berjumlah 268 orang. Jumlah itu bertambah dibanding data tadi pagi.

"Korban jiwa meninggal dunia sekarang ada 268," kata Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers daring, Selasa (22/11/2022).

Data tersebut merupakan jumlah korban tewas hingga pukul 17.00 WIB hari ini. Data akan diperbarui secara berkala. "Dari 268 itu, yang sudah teridentifikasi jatidirinya sebanyak 122," ujarnya.

Presiden Jokowi tinjau kawasan bencana

Dalam peninjauan ke kawasan bencana gempa bumi di Cianjur, serta kunjungannya kpada para korban yang selamat mupun terluka, presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan belasungkawa. Presiden RI juga memerintahkan pejabat terakit untuk memberikan bantuan kepada para koran yang rumahnya terdampak bencana. 

Dalam cuitannya lewat twitter, Jokowi menyatakan, kedatangannya langsung ke Cianjur untuk memastikan korban gempa mendapat penanganan yang memadai.


 

Data terus menerus diaktualisasi

Sebelumnya, tadi pagi Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi membeberkan data jumlah korban akibat gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Henri menyebut jumlah korban yang meninggal ada 162 orang dan ratusan warga terluka.

"Yang tercatat meninggal 162, luka-luka 326 orang, pengungsi 13.784 orang," kata Henri dalam konferensi pers di kantor Basarnas, Jakarta, Selasa (22/11).

Henri mengatakan data tersebut tercatat hingga pukul 20.00 WIB pada Senin (21/11). Jika pada pagi ini, kemungkinan data korban bisa bertambah.

"Data korban dan materiil sampai dengan tanggal 21 November pukul 20.00 WIB laporan BPBD Kabupaten Cianjur, tadi malam. Sekarang sudah pagi," ucapnya.

Banyak rumah dan bangunan rusak parah

Dia juga membeberkan jumlah rumah dan bangunan yang rusak imbas guncangan gempa M 5,6 kemarin. Menurutnya, sebanyak 2.345 rumah dan bangunan tercatat mengalami kerusakan.

"Kerusakan rumah dan bangunan sebanyak 2.345 unit. Itu adalah laporan yang terkumpul pada malam hari tadi pukul 20.00 WIB," ujarnya.

Untuk diketahui, gempa terjadi pukul 13.21 WIB, Senin (21/11). Gempa Cianjur, Jabar juga terasa kuat di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Bogor, Depok hingga Tangerang Selatan (Tangsel).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan gempa tersebut diduga akibat pergerakan Sesar Cimandiri. "Diduga ini merupakan pergerakan dari Sesar Cimandiri jadi bergerak kembali," ujar Dwikorita.

Dia menjelaskan, gempa itu berpusat di sekitar Sukabumi-Cianjur. Menurut penjelasan Dwikorita, gempa tersebut terjadi akibat patahan geser.

"Merupakan gempa yang diakibatkan patahan geser dengan magnitudo 5,6," ujarnya.

BNPB: 25 korban masih tertimbun reruntuhan

Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto memimpin koordinasi dengan kementerian dan lembaga untuk percepatan penanganan pasca-gempa magnitudo (M) 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. BNPB telah mengerahkan personel dan logistik ke lokasi bencana.

"Kami juga menyiagakan satu unit helikopter untuk distribusi bantuan," kata Suharyanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/11).

Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan mengatakan prioritas utama penanganan darurat yaitu pencarian dan evakuasi korban, penanganan pengungsi serta perbaikan sarana vital dan pembersihan material yang menutup akses jalan.

Hingga Selasa (22/11) pukul 06.00 WIB, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat sebanyak 25 warga masih tertimbun reruntuhan bangunan akibat gempa. Data BNPB mencatat 25 warga tersebut teridentifikasi berada di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.

Pada penanganan pengungsi, Lilik menggarisbawahi gotong royong untuk memberikan pelayanan kepada para penyintas maupun mereka yang mengungsi.

"Pada pencarian dan evakuasi korban, lakukan pencarian dan evakuasi serta perawatan warga yang mengalami luka-luka," ucap Lilik.

Sementara itu, Kepala Pusdalops BNPB Bambang Surya Putra menginformasikan pos komando (posko) penanganan darurat berada di kantor BPBD Cianjur. Bambang mengatakan, pos pendamping nasional (pospenas) akan diaktifkan berdekatan dengan posko.

Sedangkan untuk mempercepat penanganan, ia merekomendasikan adanya pos lapangan di tiga kecamatan paling terdampak, yang berada di Kabupaten Cianjur. Dalam mendukung tanggap darurat, Bambang mengharapkan klaster dapat segera aktif dan membantu operasi lapangan yang telah direncanakan posko.

Kembali ke Lilik, dia meminta setiap kementerian dan lembaga untuk menempatkan penghubung di pospenas. Hal itu, kata Lilik, akan mempermudah koordinasi dan komunikasi sehingga sinergi dan kolaborasi sumber daya dapat dioptimalkan berjalan efektif.

Kepala BNPB bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dan jajaran telah menuju lokasi terdampak dengan menggunakan helikopter. (ha)

 

Baca selengkapnya di: Detik News

Basarnas Sebut Korban Tewas Gempa Cianjur 162 Orang, 13.784 Mengungsi

BNPB Catat 25 Korban Gempa Cianjur Masih Tertimbun ReruntuhanBNPB: Korban Tewas Gempa Cianjur 268 Orang