WWF: Populasi Satwa Liar Menurun 69% Sejak 1970
14 Oktober 2022Ini "penurunan serius ... memberitahu kita bahwa alam terurai dan kosong," kata Andrew Terry, Direktur Konservasi dan Kebijakan di Zoological Society of London (ZSL).
Laporan World Wildlife Fund (WWF), yang menggunakan data 2018 dari ZSL tentang status 32.000 populasi satwa liar yang mencakup lebih dari 5.000 spesies, menemukan bahwa jumlah populasi telah menurun rata-rata 69%. Deforestasi, eksploitasi manusia, polusi, danperubahan iklim adalah penyebab terbesar.
Dunia satwa liar hadapi masalah besar
Populasi satwa liar di Amerika Latin dan Karibia sangat terpukul, mengalami penurunan 94% hanya dalam lima dekade. Satu populasi lumba-lumba sungai merah muda di Amazon Brasil anjlok 65% antara 1994 dan 2016, kata laporan itu.
Temuannya secara umum mirip dengan laporan terakhir WWF pada tahun 2020, menyatakan ukuran populasi satwa liar terus menurun pada tingkat sekitar 2,5% per tahun, kata Terry.
"Alam berada dalam kesulitan besar dan masih dalam kesulitan," kata Mark Wright, Direktur Sains di WWF-UK. "Pertempuran ini pasti kalah."
Sedikit harapan di tengah ancaman
Namun, laporan itu menawarkan secercah harapan. Saat populasi gorila di Taman Nasional Kahuzi-Biega Republik Demokratik Kongo turun sebesar 80% antara tahun 1994 dan 2019 - karena perburuan daging - populasi gorila gunung di dekat Taman Nasional Virunga meningkat dari sekitar 400 ekor pada tahun 2010 menjadi lebih dari 600 ekor pada tahun 2018.
Penurunan kehidupan satwa liar telah mendorong permohonan putus asa untuk meningkatkan dukungan untuk alam.
Pada Desember mendatang, delegasi dari seluruh dunia akan berkumpul di Montreal untuk menyusun strategi global baru untuk melindungi tumbuhan dan hewan dunia. Salah satu permintaan terbesar adalah peningkatan pembiayaan untuk upaya konservasi global.
"Kami menyerukan kepada negara-negara kaya untuk memberikan dukungan keuangan kepada kami untuk melindungi alam kita," kata Alice Ruhweza, Direktur Regional WWF untuk Afrika.
yp/ha/as (Reuters)