1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Desak Politisi Lebanon Akhiri Kebuntuan

4 Agustus 2021

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas memperingatkan anggota parlemen Lebanon untuk menghadapi sanksi Uni Eropa, kalau tidak mengakhiri kebuntuan politik dan mengutamakan reformasi ekonomi.

https://p.dw.com/p/3yWET
Menlu Jerman Heiko Maas
Menlu Jerman Heiko Maas menegaskan Uni Eropa akan terus "mempertahankan tekanan pada pembuat keputusan politik" di LebanonFoto: Xander Heinl/photothek/picture alliance

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan, anggota parlemen Lebanon harus mengakhiri kebuntuan politik di negara itu atau mengambil risiko sanksi dari Uni Eropa. Heiko Maas menyampaikan itu hari Rabu (04/08), bertepatan dengan satu tahun ledakan hebat di pelabuhan Beirut.

Lebanon saat ini masih belum pulih dari dampak ledakan pelabuhan Beirut pada Agustus tahun lalu yang menewaskan lebih dari 200 orang dan menyebabkan kerugian miliaran dolar. Negara itu saat ini terjerumus ke dalam krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade.

Pejabat Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri, bulan lalu mengundurkan diri setelah gagal membentuk pemerintahan baru, setelah sembilan bulan ditunjuk sebagai pejabat pemimpin pemerintahan sementara.

Tugu peringatan ledakan pelabuhan Beirut
Tugu peringatan ledakan pelabuhan BeirutFoto: Houssam Shbaro/AA/picture alliance

Uni Eropa akan tetap dukung masyarakat sipil

"Masih belum ada kemajuan apa pun dalam pembentukan pemerintah atau dalam pelaksanaan reformasi yang sangat dibutuhkan," kata Heiko Maas dalam sebuah pernyataan menandai peringatan satu tahun ledakan pelabuhan Beirut. "Mengingat situasi ekonomi yang memburuk secara dramatis, ini tidak bertanggung jawab," lanjutnya.

Hari Jumat lalu (30/07), Uni Eropa menyepakati rancangan sanksi baru yang dapat menargetkan politisi Lebanon, jika belum terlihat kemajuan signifikan untuk mengakhiri kebuntuan politik.

Heiko Maas menegaskan, Uni Eropa akan terus "mempertahankan tekanan pada pembuat keputusan politik" di Lebanon. Namun, Menlu Jerman ini juga berjanji Uni Eropa akan terus mendukung masyarakat sipil Lebanon dan meningkatkan bantuan kemanusiaan, dengan mengatakan Jerman adalah donor bilateral terbesar kedua untuk negara itu.

Ekonomi terpuruk

Ledakan pada 4 Agustus 2020 dipicu oleh 2.700 ton amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan selama bertahun-tahun tanpa diperhatikan faktor keamanannya. Tragedi itu terjadi di tengah krisis ekonomi terburuk yang menerjang Lebanon selama beberapa dekade yang menyebabkan kekurangan obat-obatan, listrik, dan bahan bakar.

Lebanon tahun lalu telah gagal membayar utang luar negerinya dan nilai mata uang lokalnya anjlok secara dramatis sampai 85% selama 12 bulan terakhir. Sebuah laporan Bank Dunia pada bulan Juli lalu mengatakan, krisis ekonomi Lebanon dapat digolongkan sebagai salah satu yang terburuk di dunia dalam hampir 150 tahun.

Para peneliti Bank Dunia memperkirakan, ekonomi Lebanon akan menyusut hampir 10% pada tahun 2021 dan memperingatkan masih "belum ada titik balik yang jelas di cakrawala."

"Tanggapan kebijakan oleh kepemimpinan Lebanon terhadap tantangan ini sangat tidak memadai," kata laporan Bank Dunia itu.

hp/as (dpa, afp, epd)