1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikEropa

Scholz: Perang Ukraina Dapat Berlangsung 'Sangat Lama'

4 Juli 2022

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan keputusan Rusia untuk menyerang Ukraina sudah dibuat setidaknya setahun sebelumnya. Pasukan Rusia kini telah meningkatkan serangan di wilayah Donetsk.

https://p.dw.com/p/4DbMe
Kanselir Jerman Olaf Scholz
Kanselir Jerman Olaf Scholz meyakini keputusan untuk invasi Ukraina diambil oleh Rusia setidaknya satu tahun sebelumnyaFoto: Bernd Elmenthaler/IMAGO

Pertemuan pemulihan Ukraina akan dibuka di Lugano

Para pemimpin dari puluhan negara, organisasi internasional, dan sektor swasta, akan bertemu di Swiss untuk membahas rencana pemulihan Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan membawakan pidatonya di pertemuan tersebut secara virtual.

Konferensi selama dua hari tersebut sebenarnya telah direncanakan jauh sebelum Rusia meluncurkan invasinya pada 24 Februari lalu. Awalnya, pertemuan itu dijadwalkan untuk membahas reformasi negara Ukraina, tetapi setelah terjadi perang di Ukraina, fokus agenda pertemuan pun dialihkan ke rekonstruksi.

Membangun kembali Ukraina setelah perang berakhir diperkirakan akan menelan biaya ratusan miliar dolar. Upaya itu akan membutuhkan "investasi kolosal," kata Zelenskyy pada akhir pekan lalu. Sekolah Ekonomi Kyiv memperkirakan kerusakan yang terjadi pada bangunan dan infrastruktur saat ini hampir mencapai 104 miliar dolar.

Diperkirakan bahwa setidaknya 45 juta meter persegi lahan perumahan, 256 perusahaan, 656 institusi lembaga medis, dan 1.177 institusi pendidikan telah rusak, hancur atau disita, sementara ekonomi Ukraina juga menderita kerugian hingga 600 miliar dolar.

Duta Besar Ukraina untuk Swiss Artem Rybchenko mengatakan bahwa konferensi ini akan membantu menciptakan "peta jalan" pemulihan bagi negaranya.

Scholz: Rusia dapat mengobarkan perang untuk 'waktu yang sangat lama'

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa keputusan Rusia untuk menyerang Ukraina telah dibuat "satu tahun sebelum invasi dimulai atau mungkin lebih awal." Scholz juga yakin bahwa Moskow akan "mampu melanjutkan perang dalam waktu yang sangat lama," tambahnya.

Dalam wawancaranya dengan "Face the Nation" dari kantor berita CBS, Scholz juga memberikan pembelaan terkait keterlambatan Berlin dalam mengirimkan senjata ke Ukraina. Dia mengatakan, hal tersebut dikarenakan masih ada kebutuhan dalam melatih tentara Ukraina di Jerman.

"Kami akan selalu melihat bahwa Jerman adalah salah satu negara yang membantu dalam banyak hal, karena apa yang kami kirimkan sekarang adalah teknologi tercanggih yang dapat mereka gunakan," kata Scholz.

Scholz juga mengakui bahwa negara-negara Eropa yang begitu bergantung pada energi Rusia merupakan sebuah kesalahan.

"Kita seharusnya berinvestasi ke seluruh Eropa dalam hal infrastruktur yang dapat memberikan kita kemampuan untuk mengubah pasokan energi kita, dari satu hari ke hari berikutnya," ujarnya. "Ini adalah hal berharga yang telah dipelajari ... persiapan untuk situasi seperti ini."

Inggris menjadi tuan rumah konferensi perencanaan pemulihan Ukraina

Inggris akan menjadi tuan rumah konferensi tahun depan yang difokuskan untuk membantu Ukraina pulih dari kerusakan yang disebabkan oleh invasi Rusia, kata Kementerian Luar Negeri.

Konferensi pemulihan Ukraina tahun ini akan berlangsung di Swiss pada Senin (04/07). Pertemuan tersebut akan mempertemukan perwakilan dari Ukraina dan negara-negara lain serta organisasi internasional dan kelompok masyarakat sipil.

"Kami telah memimpin dukungan untuk Ukraina selama perang dan akan terus memimpin untuk mendukung Rencana Pembangunan dan Rekonstruksi Pemerintahan Ukraina," dalam pernyataan Menteri Luar Negeri Liz Truss.

Kementerian Luar Negeri juga mengatakan bahwa Inggris telah diminta oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk memperjuangkan pemulihan Kyiv dan wilayah sekitarnya.

Infografis pergerakan pasukan Rusia di Ukraina
Rusia telah mengklaim keuntungan dalam serangan militernya di Ukraina timur

kp/ha (AFP, AP, dpa, Reuters)