1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiPakistan

Militer Pakistan Lobi AS demi Dapatkan Pinjaman IMF

2 Agustus 2022

Situasi keuangan di Islamabad sedemikian runyam, panglima militer Pakistan sampai harus melobi Kemenlu AS untuk menekan IMF. Paket pinjaman senilai USD1,7 miliar yang dijanjikan hingga kini belum juga dikucurkan.

https://p.dw.com/p/4ExvE
Kantor pusat IMF di Washington D.C.
Foto: Thomas Trutschel/photothek/picture alliance

Permintaan langka itu disampaikan secara mendesak oleh Jenderal Qamar Javed Bajwa kepada Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Wendy Sherman, lapor pejabat pemerintah Pakistan, Senin (01/08). Diharapkan, pemerintah AS mau menggunakan pengaruhnya untuk menekan Dewan Direksi IMF agar segera mengabulkan pinjaman.

Meski sempat bersitegang dengan bekas PM Imran Khan, AS masih membina hubungan dekat dengan militer Pakistan. Para jenderal memiliki pengaruh kuat di Islamabad dan ikut memerintah melalui serangkaian kudeta sejak kemerdekaan Pakistan 75 tahun silam. Pembicaraan antara Bahwa dan Sherman sendiri sudah dibenarkan oleh Kementerian Luar Negeri di Islamabad.

"Saya mengetahui percakapannya sudah dilakukan, tapi dalam tahap ini, saya tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai isi pembicaraan," kata juru bicara Kemenlu Pakistan Asim Iftikhar. Kepada Associated Press, pejabat Pakistan lain mengatakan diskusi antara keduanya banyak berpusar soal bantuan IMF.

Jendral Qamar Javed Bajwa bersama bekas PM Imran Khan
Jendral Qamar Javed Bajwa bersama bekas PM Imran KhanFoto: Anjum Naveed/AP/picture alliance

Islamabad menyepakati paket pinjaman IMF pada 2019 lalu. Namun, duit yang dijanjikan belum juga dikucurkan hingga tenggat berlalu, yakni awal tahun ini, ketika IMF menyatakan keraguan terhadap ketaatan Pakistan dalam mematuhi butir perjanjian di bawah bekas PM Khan.

Penggantinya, Perdana Menteri Shabaz Sharif, sempat membuat kesepakatan awal dengan IMF awal Juli silam. Namun, perjanjian itu hingga kini masih terhadang persetujuan dewan direksi.

Resesi serupa di Sri Lanka

Bajwa dikabarkan juga menghubungi Kepala Komando Sentral Militer AS di Timur Tengah Jendral Michael Kurilla, Jumat (29/07), seperti diwartakan militer. Laporan tersebut mengutip ucapan Kurilla yang memuji peran Pakistan sebagai penjamin stabilitas di kawasan. Dia juga mengungkapkan keinginan memperdalam kerja sama militer.

Pakistan membutuhkan bantuan darurat dari IMF seiring inflasi yang memperlemah semakin hari kian memperlemah keuangan negara. Hingga 15 Juli lalu, cadangan devisa di Bank Sentral tercatat tinggal sebesar USD9,3 miliar. Jika ketersediaan valuta asing anjlok ke level USD7,5 miliar, maka negara bisa dinyatakan bangkrut.

PM Sharif berulang kali menyalahkan kebijakan pendahulunya sebagai pemicu krisis. Imran Khan dianggap secara sengaja melanggar kesepakatan dengan IMF demi mendulang dukungan elektoral di dalam negeri. Padahal, analis menilai paket bantuan IMF akan mampu mendorong institut keuangan dunia untuk mau membantu Pakistan.

Sebab itu Sharif giat melobi Washington demi mencairkan pinjaman IMF. Saat ini nilai tukar rupee Pakistan berkisar di angka Rs240 per dolar AS, melemah dari Rs225 beberapa bulan. Anjloknya nilai tukar rupee sempat membuat panik pelaku usaha dan pasar modal. Akibatnya harga bahan pangan semakin melonjak.

Kelangkaan valuta asing memaksa pemerintah memberlakukan larangan impor terhadap produk non-esensial. Langkah ini diambil demi mengurangi tekanan terhadap rupee. Akibatnya, neraca impor Pakistan anjlok sebanyak USD5 miliar atau turun 35 persen dari Juni tahun lalu.

rzn/hp (AP, Reuters)