1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menanti Pertemuan Pertama Biden dan Putin

26 Mei 2021

Presiden AS Joe Biden akan bertemu dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin untuk pertama kalinya sejak Biden memasuki Gedung Putih. Keduanya akan menggelar pertemuan puncak di Jenewa, Swiss, pada 15-16 Juni mendatang.

https://p.dw.com/p/3txBw
Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan)
Biden dan Putin dijadwalkan akan bertemu tatap muka pada Juni mendatang

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Jenewa, Swiss bulan depan, demikian menurut keterangan dari Gedung Putih pada Selasa (25/05). Ini akan menjadi pertemuan pertama kedua pemimpin negara adidaya itu sejak Biden memangku jabatan sebagai presiden AS pada akhir Januari lalu.

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, kedua pemimpin akan "membahas berbagai masalah mendesak, sebagai upaya untuk memulihkan prediktabilitas dan stabilitas hubungan AS-Rusia.”

Sementara itu, sebuah pernyataan dari Kremlin menyebutkan, kedua pemimpin akan "membahas status dan prospek hubungan Rusia-Amerika ke depan, masalah stabilitas strategis, serta isu terkait agenda internasional, termasuk kerja sama dalam memerangi pandemi virus Corona dan juga menyelesaikan konflik regional.”

Hubungan antara Washington dan Moskow menegang sejak Donald Trump tidak lagi menjabat. Kedua negara berselisih dalam beberapa hal, seperti terkait nasib tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny yang dipenjara, proyek pipa gas Nord Stream 2 dan sikap Rusia terhadap Ukraina.

Lukisan tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny
AS telah mendesak pembebasan tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny yang dipenjaraFoto: Ivan Petrov/picture-alliance/AP Photo

Di dua periode masa pemerintahan Obama, di mana Biden menjabat sebagai wakil presiden, AS sejatinya telah mencoba "mengatur ulang” hubungannya dengan Rusia. Namun, aneksasi Rusia atas Krimea dua tahun sebelum akhir masa jabatan kedua dan terakhir Obama, membuat upaya itu keluar jalur.

Pada bulan Maret lalu, Biden sempat membuat marah para pejabat Rusia setelah mengatakan dalam sebuah wawancara TV bahwa Moskow akan "membayar harga” karena diduga ikut campur dalam pemilihan AS.

Merespons hal ini, Rusia pun menarik duta besarnya dari AS.

Meski begitu, kedua pemimpin di sisi lain juga telah mengisyaratkan keinginan untuk bernegosiasi dan menandatangani perjanjian pengurangan senjata nuklir yang baru.

Pakar: pertemuan keduanya tidak mengejutkan

Sebelumnya pada pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, di Islandia dalam pertemuan Dewan Arktik. Ini juga menjadi pertemuan pertama kedua menlu sejak dimulainya pemerintahan Biden.

Menlu AS Antony Blinken (kiri) dan Menlu Rusia Sergey Lavrov (kanan)
Menlu AS Antony Blinken (kiri) dan Menlu Rusia Sergey Lavrov (kanan) telah mengadakan pembicaraan tentang beberapa masalah utama yang dihadapi kedua negaraFoto: Saul Loeb/AP Photo/picture alliance

Menurut Ian Bremmer, presiden perusahaan konsultan dan penelitian risiko politik Eurasia Group, pertemuan kedua belah pihak adalah sesuatu yang tidak mengherankan.

"Menurut saya mereka [Rusia] menyukai prestise yang muncul dari pertemuan satu lawan satu dengan Presiden Biden. Itu membuat mereka merasa lebih sederajat, yang tentu saja, adalah keinginan mereka untuk digambarkan sedemikian rupa secara internasional,” kata Bremmer kepada DW.

Bremmer menambahkan bahwa Biden juga sama senangnya dengan gagasan pertemuan itu, meski ada "komplikasi mengejutkan terkait Belarusia selama beberapa hari terakhir.”

Bremmer memperkirakan masalah keamanan siber dan Ukraina akan menjadi poin sulit dalam pembicaraan kedua pemimpin negara adidaya itu. Meski begitu, ia menilai akan ada tambahan ruang untuk kemajuan di bidang-bidang seperti pengendalian senjata nuklir dan perubahan iklim.

gtp/as (AP, Reuters)