1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Pendidikan

Jerman Terbaik di Eropa Bagi Mahasiswa Internasional

21 Februari 2018

Negara Jerman lebih menarik bagi mahasiswa internasional dibandingkan negara Eropa lainnya seperti Inggris dan Perancis. Ini menurut hasil studi yang dilakukan oleh Study.EU. Apa yang membuat Jerman atraktif?

https://p.dw.com/p/2t5Bp
Deutschland "Lehrkräfte Plus" - Uni Bielefeld bildet Flüchtlinge zu Lehrern aus
Foto: picture-alliance/dpa/F. Gentsch

Inggris dan Amerika Serikat biasanya dikenal sebagai negara tujuan favorit untuk menimba ilmu. Menurut berbagai peringkat sekolah yang beredar, kedua negara ini memiliki universitas-universitas dengan peringkat yang tinggi. Namun, hasil studi baru mengatakan, bahwa Jerman lah yang terbaik di Eropa.

Studi dilakukan oleh situs Study.EU yang menganalisa 30 negara di Eropa. Jerman berada di peringkat satu dengan jumlah poin 80,7 dari poin maksimal 100 - jauh di atas Inggris (75,8) dan Perancis (68,6). Tahun lalu, Jerman juga menduduki peringkat teratas.

Tiga kategori yang dianalisa oleh studi ini adalah: pendidikan, biaya, kehidupan sehari-hari dan karir.  

CEO Study.EU Gerrit Blöss mengatakan kepada laman The Local, walau Inggris masih yang terbaik dalam peringkat standar universitas, sekolah lanjutan Jerman memperoleh nilai pengajaran yang lebih tinggi dibanding Inggris.

"Jerman juga menawarkan lebih banyak mata kuliah dalam bahasa Inggris. Sementara Inggris dan Irlandia mendominasi bidang ini, Jerman adalah negara kedua setelah Belanda dengan jumlah mata kuliah yang bisa diambil mahasiswa dalam bahasa Inggris," ujar Blöss.

Ini faktor penting untuk beberapa tahun ke depan jika Jerman ingin terus menarik minat mahasiswa internasional, tambah Blöss.

Sekitar 2000 dari 18.000 jurusan yang bisa dipilih di Jerman digelar dalam bahasa Inggris. 12 persen mahasiswa di Jerman adalah warga asing.

Selain itu, mahasiswa universitas negeri di Jerman, baik mahasiswa lokal mau pun internasional, tidak membayar iuran. Hanya biaya administratif antara 100 - 500 Euro tiap semester yang sudah termasuk ongkos transportasi umum.

Untuk kategori hidup dan karir, Blöss berpendapat Jerman masih bisa lebih baik lagi. Lulusan kuliah di Jerman bisa menetap hingga 18 bulan setelah masa kuliah selesai. Ini waktu yang lebih lama dibandingkan di Inggris, dimana mahasiswa non Uni Eropa biasanya hanya boleh tinggal lebih lama beberapa bulan saja setelah lulus.

Prospek karir bagi mahasiswa internasional di Jerman bisa dikembangkan lagi, menurut Blöss, khususnya dalam masalah "integrasi mahasiswa ke bursa tenaga kerja".

vlz/yf (thelocal, study.eu)