1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
MediaGlobal

Ganti Nama Jadi 'Meta', Fokus Facebook dalam Metaverse

Kristie Pladson
29 Oktober 2021

Facebook telah mengubah namanya menjadi "Meta", sebuah pergeseran dari media sosial menuju pengembangan "metaverse", dunia digital yang bisa menjadi generasi berikutnya dari internet. Inilah yang mereka rencanakan.

https://p.dw.com/p/42K5r
Ruang kerja Horizon
Mark Zuckerberg membayangkan metaverse sebagai ruang virtual yang menggunakan alat digital untuk memberi orang-orang "rasa kehadiran" secara fisikFoto: Facebook/REUTERS

Raksasa media sosial Facebook mengubah namanya menjadi "Meta" sebagai bagian dari rebranding yang dimaksudkan untuk menyoroti fokus baru perusahaan dalam mengembangkan "metaverse."

"Mulai sekarang, kita akan menjadi metaverse dulu, bukan Facebook dulu," kata CEO Mark Zuckerberg, Kamis (28/10).

Seminggu setelah merilis berita tentang perubahan nama, Zuckerberg membuat pengumuman pada Kamis (28/10) dalam pidato utama di Facebook Connect, konferensi realitas virtual internal tahunan perusahaan. CEO Facebook berusia 37 tahun itu telah menghabiskan banyak waktu membicarakan poros ini. Dia berharap suatu hari nanti orang-orang akan mengenal Facebook sebagai "perusahaan metaverse" lebih dari jaringan sosial.

Zuckerberg menggambarkan metaverse, yang dia lihat sebagai generasi berikutnya dari internet, sebagai lingkungan virtual yang memungkinkan orang untuk hadir di ruang digital.

"Dalam metaverse, Anda akan dapat hang out, bermain game dengan teman, bekerja, berkreasi, dan banyak lagi," kata Zuckerberg. "Pada dasarnya Anda akan dapat melakukan semua yang Anda bisa di internet hari ini serta beberapa hal yang tidak masuk akal di internet saat ini, seperti menari."

Tangkapan layar Horizon Workrooms Facebook, aplikasi kerja jarak jauh berdasarkan teknologi realitas virtual
Facebook baru-baru ini meluncurkan versi beta dari Horizon Workrooms, aplikasi kerja jarak jauhFoto: Facebook/REUTERS

Mengapa Facebook melakukan ini?

Upaya ini setidaknya untuk sementara mengalihkan perhatian dari serangkaian pemberitaan buruk tentang Facebook yang tak berkesudahan. Selama bertahun-tahun, Facebook mendapat kecaman karena mendorong penyebaran informasi yang salah dan karena kebijakannya yang tidak jelas seputar data pengguna. Masalah semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir setelah seorang pelapor mengungkap banyak rahasia perusahaan.

Pada saat yang sama, platform sosial tersebut tidak disukai oleh pengguna yang lebih muda. Banyak yang malah berbondong-bondong ke aplikasi video milik Cina, TikTok. Facebook menghasilkan uang dengan menjual iklan bertarget kepada pemasar, tetapi jika jumlah pengguna berkurang, pendapatan iklan juga akan berkurang.

Pada kenyataannya, game online interaktif seperti Roblox dan Minecraft serta pengembang perangkat lunak Epic Games telah ada dan berkembang selama beberapa waktu sebagai pendahulu metaverse. Namun, Facebook telah mengakuisisi pembuat perangkat realitas virtual, Oculus, pada tahun 2014, dan belum lama ini pihaknya berencana untuk menginvestasikan beberapa miliar dolar per tahun dalam inisiatif metaverse-nya ke depan, membangun gudang senjata, layanan, alat realitas, virtual dan augmented. Ia juga berencana untuk mengeluarkan Facebook Reality Labs (FRL), segmen bisnis yang mengawasi area ini, menjadi unit tersendiri mulai dari kuartal keempat tahun ini.

Proyek apa yang sedang dikerjakan?

FRL mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan Oculus, inisiatif perangkat keras dan perangkat lunak virtual reality (VR) Facebook, serta Horizon Worlds, game online realitas virtual yang dimainkan menggunakan headset Oculus VR, dan pengontrol genggam.

Di Horizon Worlds, pengguna membuat game dan dunia desain mereka sendiri. Pada Agustus lalu, Facebook meluncurkan versi beta dari Horizon Workrooms, versi profesional dari aplikasi Horizon yang memungkinkan pengguna Oculus bertemu di ruang konferensi virtual yang dapat disesuaikan dengan versi avatar mereka sendiri yang dapat berbicara dan berkolaborasi dalam proyek, serta menyusun pemikiran mereka bersama di papan tulis digital. Rekan kerja tanpa menggunakan headset juga dapat bergabung ke ruangan yang sama melalui panggilan video.

Dalam pidato utamanya, Zuckerberg juga menjelaskan perkembangan Horizon Homes, sebuah aplikasi yang dimaksudkan untuk memberi pengguna ruang rumah digital, di mana mereka dapat menyimpan barang-barang digital mereka, bergaul dengan avatar teman-teman mereka, dan berteleportasi ke ruang dan dunia lain.

Teleportasi di metaverse "akan seperti mengklik link di internet," kata CEO Facebook itu.

Bagaimana proyek itu akan menghasilkan uang?

Proyek-proyek ini hanyalah permulaan. Namun, bagaimana menghasilkan pendapatan sebenarnya? Rencana Zuckerberg, pada pandangan pertama, sangat kuno yakni dengan menjual barang dagangan.

Dalam panggilan pendapatan Kuartal 2 Facebook, Zuckerberg menekankan bahwa perusahaan tidak akan fokus pada penjualan perangkat realitas virtual seperti headset Oculus sebagai penghasil keuntungan utamanya. Sebaliknya, dia melihat "ekonomi digital yang sangat besar" terbuka di dalam metaverse itu sendiri.

"Saya pikir barang digital dan pembuat konten akan menjadi besar [...] dalam hal orang mengekspresikan diri mereka melalui avatar mereka, melalui pakaian digital, melalui barang digital, aplikasi yang mereka miliki, yang mereka bawa dari satu tempat ke tempat lain, " dia berkata.

"Perdagangan akan menjadi bagian besar dari metaverse," kata Kepala Produk Metaverse Facebook Vishal Shah. "Anda akan dapat menjual produk fisik dan digital."

Namun, pertama-tama, perusahaan mengatakan perlu menarik "ratusan juta" pengguna sebelum model bisnis ini dapat berjalan, tujuan perusahaan dalam jangka menengah.

Apakah ide ini akan berhasil?

Jika Facebook benar-benar ingin tetap dalam permainan, usaha ini mungkin saat yang tepat untuk menjauh dari ketergantungannya pada iklan. Dorongan untuk mengatur raksasa teknologi, khususnya di bidang privasi data pengguna, telah mengantongi momentum selama 18 bulan terakhir, sesuatu yang dapat melumpuhkan kemampuannya untuk menghasilkan keuntungan. Fakta ini diperjelas oleh pertumbuhan Facebook yang lebih rendah dari perkiraan pada kuartal kedua tahun 2021.

Pindah ke ranah metaverse menimbulkan tantangan besar. Facebook sendiri menyebut kesuksesan akan membutuhkan setidaknya 12 terobosan teknologi besar. Namun dari segi pasar, potensi ini menyerupai awal mula kehadiran internet dan media sosial karena masih Wild West yang mengatur. (ha/vlz)