1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Konflik

Filipina Isyaratkan Cina "Permusuhan yang Tak Diinginkan"

5 April 2021

"Serangan" teritorial oleh ratusan kapal Cina di Zona Ekonomi Eksklusif Filipina berpotensi menyebabkan "permusuhan yang tidak diinginkan," kata seorang penasihat Presiden Rodrigo Duterte pada hari Senin (05/04).

https://p.dw.com/p/3rahC
Kapal Cina di Laut Cina Selatan
Penjaga pantai Filipina melaporkan keberadaan kapal Cina di Whitsun Reef, Laut Cina Selatan pada 7 Maret 2021Foto: Philippine Coast Guard/National Task Force-West Philippine Sea/REUTERS

Salvador Panelo, Penasihat Hukum Kepresidenan di Manila, mengatakan kehadiran ratusan kapal Cina di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina adalah sebuah "noda" yang dapat memicu permusuhan yang tidak diinginkan kedua negara. "Kami dapat bernegosiasi tentang masalah yang menjadi perhatian dan keuntungan bersama, tetapi jangan salah tentang itu - kedaulatan kami tidak dapat dinegosiasikan," kata Panelo dalam sebuah pernyataan.

Meski diplomat dan para jenderal militer Filipina telah mengkritik tindakan Cina, pernyataan Panelo merupakan kecaman paling keras yang keluar dari kantor Presiden Rodrigo Duterte, yang sejauh ini menunjukkan keengganannya menghadapi Cina.

Sebelumnya Duterte mengatakan, dengan menantang Cina berisiko memulai perang.

Protes diplomatik dari Filipina

Pada bulan lalu, Filipina mengajukan protes diplomatik atas kehadiran 220 kapal Cina di Whitsun Reef yang dipersengketakan, dan meyakini kapal diawaki oleh milisi. Kapal-kapal tersebut kini telah menyebar ke daerah lain di ZEE Filipina.

Panelo mengatakan, Filipina tidak akan dibutakan oleh gerakan kemanusiaan Cina di tengah pelanggaran hukum internasional dan hak kedaulatannya, merujuk pada vaksin COVID-19 yang disumbangkan oleh Cina.

Kedutaan besar Cina di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar. Cina mengklaim kapal-kapal itu berlindung dari laut yang ganas dan tidak ada milisi yang mengawakinya.

Senator oposisi Risa Hontiveros menuntut orang-orang Cina yang "keras kepala" segera meninggalkan ZEE Filipina. "Kami menghadapi pandemi dan kemudian Cina menyebabkan masalah (lain)," katanya (05/04).

Jepang dan Jerman bahas pertahanan Indo-Pasifik

Sementara itu, surat kabar Yomiuri melaporkan pada hari Senin (05/04), Jepang dan Jerman akan segera menggelar dialog "2 plus 2" secara online. Pembicaraan tersebut akan menjadi yang pertama bagi kedua negara, membahas strategi pertahanan kawasan Indo-Pasifik dalam menghadapi Cina.

Meski jadwal pastinya belum dikonfirmasi, harian Jepang menyebut kedua pihak sepakat bertemu secara virtual pada 16 April mendatang.

Kewaspadaan negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang meningkat lantaran Cina mengambil pendekatan kebijakan luar negeri yang semakin agresif di kawasan Indo-Pasifik.

Untuk pertama kalinya sejak 2002, kapal perang Jerman diperkirakan akan berlayar ke Asia menyeberangi Laut Cina Selatan pada Agustus 2021.

ha/as (Reuters)