1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

200 Aktivis Lingkungan Dibunuh 2021, Terbanyak di Meksiko

29 September 2022

Sekitar 200 aktivis lingkungan dan pembela tanah tewas di seluruh dunia 2021, termasuk sekitar 54 di Meksiko, yang menjadi negara paling mematikan, kata Global Witness dalam laporan tahunan terbarunya.

https://p.dw.com/p/4HV38
Potret aktivis lingkungan Meksiko Tomas Rojo yang ditemukan tewas Juli 2021
Potret aktivis lingkungan Meksiko Tomas Rojo yang ditemukan tewas Juli 2021Foto: Luis Gutierrez/AP/picture alliance

Sekitar 200 aktivislingkungan dan pembela tanah tewas di seluruh dunia pada tahun 2021, termasuk sekitar 54 di Meksiko, yang menempati posisi negara paling mematikan dalam laporan tahunan oleh organisasi non-pemerintah Global Witness yang dirilis Kamis (29/9).

Ini adalah ketiga kalinya berturut-turut peningkatan jumlah aktivis tewas di Meksiko, dari 30 aktivis pada tahun 2020. Secara keseluruhan, lebih dari tiga perempat pembunuhan aktivis itu terjadi di Amerika Latin, di mana Kolombia, Brasil dan Nikaragua juga mencatat angka kematian dua digit.

"Sebagian besar kejahatan ini terjadi di tempat-tempat yang jauh dari kekuasaan dan dilakukan terhadap mereka, yang dalam banyak hal memiliki kekuasaan paling sedikit," kata laporan itu.

Global Witness dalam laporannya mencatat, "Data kami tentang pembunuhan mungkin terlalu rendah, mengingat banyak pembunuhan tidak dilaporkan, terutama di daerah pedesaan dan di negara-negara tertentu."

Ayah Tomas Rojo do depan kubur anaknya di Potam, Meksiko
Ayah aktivis lingkungan Tomas Rojo di depan makam anaknya di Potam, MeksikoFoto: Fernando Llano/AP/picture alliance

Banyak pembunuhan di Meksiko terkait pertambangan

27 kematian aktivis di seluruh dunia terjadi ketika korban melawan eksploitasi sumber daya dan dalam perselisihan tanah terkait pertambangan. Empat belas dari pembunuhan terkait pertambangan itu terjadi di Meksiko, diikuti oleh Filipina dengan enam kasus dan Venezuela dengan empat kasus.

Di negara bagian Jalisco, Meksiko barat, Jose Santos Isaac Chavez terbunuh pada April 2021. Dia mencalonkan diri untuk jabatan lokal dan telah menjadikan oposisi terhadap tambang yang sudah berjalan lama sebagai bagian sentral dari kampanyenya. Beberapa hari sebelum pemilihan, dia ditemukan tewas di dalam mobilnya, yang telah didorong dari tebing. Tubuhnya menunjukkan bukti penyiksaan. Orang-orang bersenjata telah menyeretnya keluar dari rumahnya dan membawanya pergi dengan kendaraannya sendiri.

Itu juga terjadi dengan Tomas Rojo, yang menurut pihak berwenang dibunuh oleh geng narkoba lokal yang mengumpulkan uang dengan membuat pos-pos pemeriksaan informal di jalan-jalan. Tahun 2020, Tomas Rojo memimpin serangkaian demonstrasi dan aksi pembangkangan sipil, termasuk blokade jalan selama berbulan-bulan yang menyebabkan kerugian besar untuk bisnis dan industri.

Mayat Tomas Rojo ditemukan Juli 2021 setengah terkubur di kota Vicam, beberapa minggu setelah dia dinyatakan hilang. Dia awalnya diidentifikasi oleh syal merah yang dia pakai saat meninggalkan rumah. Identitasnya dikonfirmasi setelah dilakukan serangkaian tes DNA. Orang yang mengenalTomas Rojo tidak percaya dia dibunuh karena soal uang.

Aktivis berperan penting melawan kerusakan ekologis

Di Republik Demokratik Kongo, delapan korban tewas di dalam Taman Nasional Virunga. Pada bulan November, Kepala penjaga taman nasional Brigadir Etienne Mutazimiza Kanyaruchinya, 48, tewas ketika sekitar 100 pria bersenjata berat, yang diduga mantan anggota kelompok pemberontak M23, menyerang sebuah pos patroli di dekat desa Bukima di Provinsi Kivu Utara, Kongo.

Taman Virunga adalah rumah bagi beberapa gorila gunung terakhir di dunia. Kelompok bersenjata seperti Pasukan Demokratik untuk Pembebasan Rwanda, dikenal dengan akronim Prancis FDLR, Mai-Mai dan M23 secara teratur bersaing untuk menguasai sumber daya alam Kongo timur.

"Aktivis dan komunitas memainkan peran penting sebagai garis pertahanan pertama melawan keruntuhan ekologis, serta menjadi pelopor dalam kampanye untuk mencegahnya,” kata Direktur Global Witness Mike Davis.

Global Witness meminta pemerintahan untuk menegakkan undang-undang yang melindungi aktivis dan melibatkan persetujuan dari kelompok adat, dan juga mengharuskan perusahaan untuk bertanggung jawab di seluruh kawasan operasi mereka dan tidak menoleransi serangan terhadap aktivis pembela tanah. hp/yf (ap/rtr)