1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikRusia

Kapal Perang Rusia Moskva Rusak Parah

14 April 2022

Kapal induk Angkatan Laut Rusia di Laut Hitam telah rusak parah akibat ledakan amunisi, menurut laporan media pemerintah Rusia, Kamis (14/04). Sebelumnya, Ukraina mengklaim menggempur Moskva dengan rudal.

https://p.dw.com/p/49vjl
Kapal Moskva berlayar kembali ke pelabuhan setelah melacak kapal perang NATO di Laut Hitam, di pelabuhan Sevastopol, Krimea, 16 November 2021.
Moskva, kapal perang Rusia di Laut Hitam, dilaporkan rusak parah akibat ledakan amunisiFoto: Alexey Pavlishak/REUTERS

Kerusakan pada kapal perang Rusia, Moskva, disebabkan oleh amunisi yang meledak. "Akibat kebakaran, amunisi meledak di kapal penjelajah rudal, Moskva. Kapal rusak parah," kata Kementerian Pertahanan Rusia, seraya menambahkan bahwa penyebab kebakaran sedang diselidiki dan awak kapal dilaporkan telah dievakuasi.

Sebelumnya, Gubernur Odessa Maksym Marchenko mengklaim bahwa pasukan Ukraina telah menyerang Moskow dengan serangan rudal.

"Rudal Neptunus yang menjaga Laut Hitam menyebabkan kerusakan yang sangat serius pada kapal Rusia. Kemenangan bagi Ukraina!" Gubernur Maksym Marchenko menulis di Telegram.

Namun, penasihat Presiden Ukraina Oleksiy Arestovych mengatakan "kami tidak mengerti apa yang terjadi."

Kapal Angkatan Laut Rusia, Moskva terlihat dari satelit Maxar Technologies berada di pelabuhan Sevastopol, Krimea, 7 April 2022.
Kapal Moskva terlihat dari satelit Maxar Technologies berada di pelabuhan Sevastopol, Krimea, 7 April 2022Foto: Maxar Technologies/AP/picture alliance

Moskva dan penolakan pasukan Ukraina di Pulau Ular

Kapal perang Moskva awalnya dibangun di era Soviet dan mulai beroperasi pada awal 1980-an, menurut media Rusia. Dengan awak 510, kapal itu sebelumnya dikerahkan dalam konflik Suriah, berfungsi sebagai perlindungan Angkatan Laut Rusia untuk pangkalan udara Hmeimim.

Kapal penjelajah rudal tersebut membawa 16 rudal antikapal P-1000 Vulkan dan berbagai senjata antikapal selam, serta torpedo ranjau, kata laporan itu.

Moskva menjadi terkenal di awal perang ketika meminta pasukan perbatasan Ukraina yang mempertahankan Pulau Ular untuk menyerah, tetapi ditolak dengan tegas. Pasukan yang mulanya diyakini telah terbunuh, tetapi pada kenyataannya justru ditawan. Mereka dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tahanan dengan Rusia pada akhir Maret lalu, menurut Parlemen Ukraina.

Kapal penjelajah rudal Moskva membawa 16 rudal antikapal P-1000 Vulkan dan berbagai senjata antikapal selam, serta torpedo ranjau
Kapal penjelajah rudal Moskva membawa 16 rudal antikapal P-1000 Vulkan dan berbagai senjata antikapal selam, serta torpedo ranjau

Aktivis hak asasi manusia Ukraina Lyudmyla Denisova mengatakan para tentara itu menceritakan bahwa mereka dibawa ke lokasi yang tidak diketahui dan ditahan dalam kondisi beku sehingga menderita radang dingin.

Armada Moskow itu memblokade Mariupol dan lepas pantai Odessa. Kapal-kapalnya lainnya juga telah digunakan untuk membombardir kota-kota pesisir di Ukraina.

Serangan lanjutan Rusia

Rusia menghadapi perlawanan sengit hingga pada Rabu (13/04) mengancam akan menyerang pusat komando di Kyiv jika Ukraina terus melancarkan serangan di tanah Rusia. Peringatan itu memicu kekhawatiran di Kyiv, yang telah mengalami kelonggaran setelah pasukan Rusia menarik diri dari wilayah itu.

Diyakini bahwa Rusia kini memfokuskan kembali tujuan perangnya ke selatan dan timur Ukraina. Pihak berwenang Ukraina memperingatkan bentrokan baru berpotensi akan terjadi di wilayah Donbas timur.

ha/vlz (AFP)