1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Buruh Cina Semakin Tidak Puas

9 November 2011

Di kota Shenzhen, Cina selatan, mayoritas warga hanya dapat pemasukan sebagai buruh. Kota metropolitan itu berada di puncak perkembangan ekonomi. Tapi kenaikan gaji disertai dengan tingkat inflasi tinggi.

https://p.dw.com/p/137Ym
A group of company staff members stand at the Foxconn complex in the southern Chinese city of Shenzhen, Southern city in China, Wednesday, May 26, 2010. The head of the giant electronics company whose main facility in China has been battered by a string of worker suicides opened the plant's gates to scores of reporters Wednesday, hours after saying that intense media attention could make the situation worse. (AP Photo/Kin Cheung)
Sejumlah buruh perusahaan FoxconnFoto: AP

Di Shenzhen, kota metropolitan yang berpenduduk 15 juta, jam kerja baru berakhir. Dari ribuan pabrik buruh bertumpahan ke jalan-jalan. Di bagian barat metropolitan yang baru berusia 30 tahun ini terletak daerah permukiman pekerja migran. Pada pabrik elektronik Foxconn saja bekerja 400.000 orang. Malam hari mereka makan bersama dan membicarakan kenaikan gaji. Tetapi tidak ada yang merasa senang.

Seorang pekerja Foxconn yang berusia 26 tahun mengatakan, "Kenaikan gaji memang bagus. Tetapi itu tidak secepat laju inflasi. Saya rasa, inflasi sedikitnya 50% lebih cepat." Rekan-rekannya setuju. Standar hidup mereka tidak menjadi lebih baik, dan uang yang mereka tabung semakin kehilangan nilai karena inflasi. Sebagian besar dari mereka mengeluh.

Kenaikan Gaji dan Harga Pangan

Company staff members stand at the balconies of residential house at the Foxconn complex in the southern Chinese city of Shenzhen, Southern city in China, Wednesday, May 26, 2010. The head of the giant electronics company whose main facility in China has been battered by a string of worker suicides opened the plant's gates to scores of reporters Wednesday, hours after saying that intense media attention could make the situation worse. (AP Photo/Kin Cheung)
Sebuah bangunan tempat tinggal pekerja FoxconnFoto: AP

Tetapi dibanding dengan di daerah lain, situasi ekonomi mereka masih bagus. Di Shenzhen berlaku taraf gaji minimal yang paling tinggi di Cina. Yaitu 1320 Yuan, atau sekitar 1.800.000 Rupiah per bulan. Setiap tahun gaji minimal bertambah. Di seluruh Cina, gaji ditingkatkan rata-rata 22% tahun ini. Sementara harga pangan tahun ini, resminya, naik 12%. Tetapi para pekerja di Shenzhen yakin, biaya hidup sehari-hari meningkat lebih cepat dari pendapatan mereka.

Dalam sebuah jajak pendapat hanya 36% pekerja menyatakan senang. Ketidakpuasan sekarang sudah mencapai taraf berbahaya. Demikian pendapat pengacara urusan pekerjaan di Shenzhen, Liu Kaiming. Ia menggambarkan situasi seperti di dalam gunung berapi. Di bawah permukaan suhu sudah sangat tinggi, dan tidak ada yang tahu kapan letusan akan terjasi. Di mana-mana sudah ada retakan. Begitu ada penyulut, ledakan akan terjadi.

Tidak Terjadi Lagi

Ekonomi Cina yang meningkat drastis berhasil mendatangkan keuntungan bagi banyak orang untuk waktu lama, termasuk bagi warga di pedesaan. Banyak petani datang ke kota-kota dan menjadi pekerja migran. Standar hidup mereka ikut naik. Tetapi sekarang itu tidak terjadi lagi. Padahal perekonomian nasional tetap naik 9%. Pengacara urusan pekerjaan Liu Kaiming memaparkan, "Masalahnya, perkembangan tidak berdampak pada rakyat kecil. Keuntungan digunakan untuk membeli senjata baru, membeli obligasi pemerintah AS, ikut menyelamatkan Eropa, membiayai olimpiade dan ekspo. Sedangkan warga tidak mendapat apapun. Semakin banyak orang mengerti situasi dan ini membuat situasi berbahaya."

Superteaser Großbildteaser ### Achtung, nicht für CMS-Flash-Galerien! ### Staff members work on the production line at the Foxconn complex in the southern Chinese city of Shenzhen, Southern city in China, Wednesday, May 26, 2010. The head of the giant electronics company whose main facility in China has been battered by a string of worker suicides opened the plant's gates to scores of reporters Wednesday, hours after saying that intense media attention could make the situation worse. (AP Photo/Kin Cheung)
Sebagian buruh perusahaan FoxconnFoto: AP

Di lain pihak, jumlah jutawan semakin bertambah. Menurut perhitungan sejumlah pakar sosiologi, jurang perbedaan antara kaya dan miskin di Cina sekarang lebih besar daripada di AS. Aksi protes buruh semakin sering terjadi. Organisasi China Labour Bulletin yang berkantor di Hongkong memperkirakan, setiap tahunnya di Cina terjadi 30.000 aksi mogok setiap tahunnya. Seperti misalnya di pabrik perusahaan pembuat jam Jepang, Citizen, Oktober lalu. Bukan di situ saja. Di berbagai tempat di Cina terjadi aksi mogok, padahal itu ilegal di Cina. Keyakinan diri generasi pekerja muda sangat besar.

Aksi Protes Buruh

With a red umbrella shielding her from a hot afternoon sun, a woman strolls through the streets of Shenzhen's old district April 7, 1998. In back is one of the new high-rise buildings that symbolizes a new China. (AP Photo/Vincent Yu
Pemandangan sebagian jalan kota ShenzhenFoto: AP

Akhir Oktober lalu, di Suzhou dekat Shanghai, sekitar 300 pekerja melakukan aksi duduk di lahan pabrik perusahaan TPV. Pabrik di daerah itu akan ditutup dan para pekerja akan kehilangan nafkah. Oleh sebab itu mereka menginginkan ganti rugi. Lewat pengeras suara mereka menyerukan, "Kami ingin hidup! Kami ingin jawaban!" Seorang pekerja mengatakan mereka tidak takut, karena mereka melakukan aksi protes agar dapat terus hidup. Mereka terus melancarkan tekanan.

Yang ditekan adalah para pemimpin perusahaan. Beberapa hari setelah aksi protes berjalan, situasi memburuk. Polisi mengambil tindakan. Pekerja mengatakan ada beberapa dari mereka yang cedera, dan ada yang ditangkap. Akhirnya pemerintah bersedia berkompromi secara finansial, dan pemimpin aksi mogok dihukum. Dengan cara ini, yaitu cara diplomatis dan cara keras, pemerintah mengakhiri upaya protes para pekerja. Sampai sekarang itu masih berhasil.

Markus Rimmele/Marjory Linardy Editor: Vidi Legowo