1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

260710 Wikileaks Afghanistan USA

27 Juli 2010

Lebih dari 90.000 dokumen militer Amerika Serikat mengenai perang di Afghanistan kini bisa dibaca di internet. Pemerintah AS menuduh, publikasi dokumen tersebut sebagai tindakan tidak bertanggungjawab.

https://p.dw.com/p/OVX1
Peta Afghanistan dari screenshot portal WikileaksFoto: google

"Kejadian ini sama dengan kasus Pentagon Papers ketika di tahun 70an dokumen setebal 10.000 halaman terbongkar," demikian dituturkan pendiri WikiLeaks, Julian Assange.

Dengan terbongkarnya dokumen yang dirahasiakan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1971, sikap rakyat AS terhadap perang Vietnam saat itu segera berubah. Dan dengan pernyataannya tadi, Julian Assange, yang berasal dari Australia dan dikenal percaya diri itu, tidak hanya mengungkit tebalnya dokumen Afghanistan yang telah bocor ini, akan tetapi juga dampak politiknya.

Isi Dokumen Militer AS di Afghanistan, Bukan Berita Baru

Ada kalangan di Amerika Serikat yang membenarkan pernyataan Assange. Sejumlah media mengeluarkan berita tentang "Dokumen Baru Pentagon'. Sebagian menulis, bahwa publikasi dokumen ini bisa menjadi titik balik dalam politik AS Afghanistan. Sedangkan yang lainnya lebih berhati-hati dan menurut mereka, saat ini belum nampak dampak dari dokumen-dokumen itu pada rakyat dan pemerintah AS. Karena, isi protokolnya tidak mengungkapkan berita baru yang menghebohkan. Hampir semua warga AS mengetahui bahwa situasi di Afghanistan tidak menguntungkan AS dan masyarakat internasional. Dokumen-dokumen baru itu hanya memaparkan situasi sesungguhnya dengan lebih jelas dan rinci.

Dapat Dijadikan Senjata untuk Menyerang Obama

Sangatlah sulit untuk memprediksi apakah dengan terbongkarnya dokumen itu akan muncul reaksi massal. Karena data-datanya tidak mudah dipahami seperti pada kasus terbongkarnya video Irak oleh WikiLeaks. Video itu menunjukkan bagaimana pasukan helikopter menembaki warga sipil di Baghdad.

Yang jelas, kebocoran dokumen Afghanistan itu muncul pada saat yang kurang menguntungkan bagi pemerintahan Presiden AS Barack Obama. Saat ini, hanya 43 persen warga AS mendukung perang di Afghanistan. Sedangkan penentang perang di Kongres AS, yang jumlahnya bertambah terus, akan menggunakan dokumen itu sebagai senjata untuk menyerang pemerintah Obama yang semakin terpojok itu.

Dianggap Tidak Bertanggungjawab

WikiLeaks, portal yang mempublikasikan dokumen ini, juga tidak lepas dari kritikan. Dengan publikasi dokumen militer AS di Afghanistan ini, WikiLeaks juga dianggap dapat membahayakan keamanan AS. Penasehat keamanan tertinggi Obama, Jim Jones, menuduh WikiLeaks dan media yang bersangkutan bersikap tidak bertanggung-jawab.

Sementara pendiri WikiLeaks, Assange, menepis tuduhan itu dengan mengatakan, "Isi dokumen itu tidak ada yang dapat membahayakan keamanan nasional Amerika Serikat." Lebih lanjut Assange menekankan, WikiLeaks untuk pertama kali dalam sejarahnya, menahan dokumen-dokumen itu, karena kuatir publikasinya dapat berdampak buruk.

Sabine Müller/Andriani Nangoy

Editor: Asril Ridwan