Warga Jakarta Sambut Piala Dunia
11 Juni 2010
Prestasi bola Indonesia terus terpuruk. Tapi setiap kali penyelenggaraan Piala Dunia, masyarakat Indonesia selalu ikut terkena demamnya. Sejak beberapa waktu, berbagai café, pusat perbelanjaan dan mall-mall di Jakarta telah didandani dengan pernak pernik piala dunia. Tempat-tempat berkumpul sudah pasti menggelar acara nonton bersama, menyiapkan tambahan layar raksasa.
Pemilik MU Café di Sarinah Jakarta Pusat misalnya, menyediakan lima layar raksasa dan enam televisi plasma ukuran besar. Juru Bicara MU Café, Eni, memperkirakan jumlah pengunjung nonton bareng kali ini akan membludak antara lain karena berbeda dengan sebelumnya, waktu pertandingan Piala Dunia Afrika Selatan 2010 berdekatan dengan jam pulang kantor, pukul 18.30, 21.00 serta 00.30 WIB.
Tetapi, atmosfer piala dunia, tidak cuma terasa di café dan mall mewah belaka. Di sejumlah pemukiman, seperti di kawasan Tanah Abang Jakarta Pusat, warga terlihat secara swadaya menyiapkan acara nonton bareng di sejumlah tanah lapang, aula hingga kantor kelurahan.
Demam Piala Dunia juga menjangkiti para pedagang kaki lima, seperti di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Muhammad Arifin, sampai harus memboyong televisi butut 14 inc ke warung makan miliknya agar tetap bisa menonton pertandingan sambil bekerja.
Gema Piala Dunia di Jakarta juga tampak dari larisnya penjualan kostum tim-tim finalis dan pernak-pernik, seperti gelang,´gantungan kunci, hingga boneka Zakumi maskot World Cup 2010.
Antusiasme warga sebetulnya telah terlihat dengan meriahnya sambutan yang diberikan saat Trofi Piala Dunia singgah di Jakarta awal tahun 2010. Dari tahun ke tahun, Piala Dunia, selalu menjadi magnet yang menyedot perhatian warga Indonesia. Kendati tim Indonesia sendiri tak kunjung berhasil lolos.
Zaki Amrullah
Editor: Ging Ginajar