1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiIsrael

Wakil Kanselir Jerman Melawat ke Israel

6 Juni 2022

Robert Habeck yang juga menteri ekonomi, mengaku ingin amankan suplai energi dari Israel untuk gantikan pasokan gas Rusia. Soal isu Palestina, dia mengaku akan mengupayakan “deeskalasi” sejauh kemampuan Jerman

https://p.dw.com/p/4CKTT
Menteri Ekonomi dan Iklim Jerman, Robert Habeck.
Menteri Ekonomi dan Iklim Jerman, Robert Habeck.Foto: Jens Krick/Flashpic/picture alliance

Robert Habeck menyediakan waktu 100 jam untuk lawatannya di Timur Tengah. Menteri ekonomi Jerman itu dijadwalkan tiba di Yerusalem Senin (6/6) untuk bertemu perwakilan pemerintah Israel dan berkunjung ke tugu peringatan Holocaust, Yad Vashem.

Keesokan harinya, Habeck  akan bertolak ke Tepi Barat Yordan untuk menemui Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dan sebagai penutup lawatan, ia akan menyambangi sebuah konferensi iklim internasional di Yordania, dilanjutkan mengunjungi kamp pengungsi Suriah di wilayah perbatasan, dan lalu bertolak pulang ke Jerman.

Menurut Kementerian Luar Negeri di Berlin, Habeck menitikberatkan kunjungannya pada isu kerja sama energi. Sejak invasi Rusia di Ukraina, Jerman mulai mencari sumber gas alternatif dan melirik Israel yang punya cadangan gas raksasa di lepas pantai Laut Tengah. 

"Kita masih kekurangan gas, jika kita ingin merdeka dari gas Rusia,” katanya sebelum bertolak ke Yerusalem, sembari menegaskan kerja sama energi bukan merupakan agenda utama kunjungannya.

Saat ini Israel sedang bernegosiasi dengan Turki untuk membangun jaringan pipa gas menuju Eropa. Sebagai alternatif, pemerintah di Yerusalem juga menyiapkan rencana pipa bawah laut melewati Siprus dan yunani. 

Namun demikian, Habeck mengatakan pengiriman gas ke Eropa belum bisa dimaksimalkan lantaran minimnya infrastruktur penyimpanan. Jika Jerman bisa bekerjasama dengan negara-negara jiran membangun terminal gas alam cair, "tentunya akan sangat membantu,” tuturnya.

"Deeskalasi” ketegangan di Tepi Barat Yordan

Habeck merupakan pejabat tinggi asing kedua yang berkunjung ke Tepi Barat sejak eskalasi teranyar antara Palestina dan Israel. Sebelumnya Menlu Turki, Mevlüt Cavusoglu, menemui Presiden Mahmoud Abbas, pada 24 Mei silam.

Ketegangan di Tepi Barat tidak kunjung mereda sejak pembunuhan terhadap reporter senior al-Jazeera, Shreen Abu Akleh, dalam sebuah operasi militer Israel, Maret silam. Sejak itu, sudah sebanyak 18 warga sipil Israel atau aparat keamanan yang tewas di tangan militan Palestina.

Israel sebaliknya menewaskan 46 warga Palestina, termasuk penduduk sipil, sejak awal tahun 2022. 

"Di Israel dan antara wilayah Palestina, ketegangan terus meningkat belakangan ini, banyak kematian, lebih banyak lagi serangan oleh kelompok teror Palestina di Israel, aksi bersenjata serdadu dan aparat keamanan Israel di wilayah Palestina dan Yerusalem,” kata Habeck.

Jumat (3/6) lalu, aparat keamanan Israel menewaskan seorang remaja Palestina berusia 15 tahun, klaim Kementerian Kesehatan di Ramallah. Militer Israel mengaku pihaknya membalas serangan batu dan bom molotov terhadap aparat.

Di tengah ketegangan itu, Habeck mengaku akan berusaha "sedikit banyak mengembalikan isu de-eskalasi ke atas meja perundingan, sejauh yang Jerman mampu,” imbuhnya. "Jika berhasil, maka itu hal luar biasa.”

rzn/as (dpa,afp)