1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikKorea Utara

Teror Berlanjut, Korea Utara Tembakan Rudal ke Jepang

3 November 2022

Korea Utara kembali meluncurkan rudal balistiknya, yang membuat penduduk Jepang mengevakuasi diri. Barat mengutuk peluncuran senjata militer Pyongyang yang tidak biasa itu.

https://p.dw.com/p/4Izc2
Uji coba rudal Korea Utara
Seoul dan Tokyo mendeteksi adanya uji coba rudal Pyongyang terbaru pada hari Kamis (03/11)Foto: Heo Ran/REUTERS

Korea Utara kembali menembakkan beberapa rudal balistik mereka pada hari Kamis (03/11), kata pihak berwenang Korea Selatan dan Jepang, setelah sejumlah peluncuran roket yang tidak biasa terjadi pada hari Rabu (02/11).

Salah satu rudal yang diluncurkan menyebabkan pemerintah Jepang mengevakuasi rakyatnya di prefektur Miyagi, Yamagata, dan Niigata.

"Peluncuran rudal Korea Utara yang terus-menerus itu sudah di luar batas dan sama sekali tidak dapat dimaafkan," kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.

Kishida menambahkan bahwa salah satu roket yang diluncurkan itu kemungkinan merupakan rudal balistik antarbenua  atau ICBM.

Dalam beberapa bulan terakhir, Pyongyang telah meningkatkan uji coba rudal semacam itu dan mengatakan bahwa aksi mereka itu merupakan tanggapan Korea Utara terhadap Amerika Serikat dan Korea Selatan yang terus melanjutkan latihan militer bersama. Pyongyang menyebut latihan itu sebagai latihan untuk menginvasi Korea Utara.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berbicara kepada wartawan tentang peluncuran rudal balistik Korea Utara di kantor Perdana Menteri di Tokyo pada tanggal 3 November 2022.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengutuk Korea Utara karena meluncurkan rudal di dekat negaranyaFoto: Ryoichiro Kida/The Yomiuri Shimbun/AP/picture alliance

Jepang waspada

J-Alert atau sistem penyiaran darurat Jepang awalnya mendeteksi bahwa rudal yang diluncurkan Korut terbang di atas negara itu sebelum akhirnya mendarat di laut. Namun kemudian, Tokyo mengatakan hal itu tidak sepenuhnya benar.

"Kami mendeteksi peluncuran yang menunjukkan adanya potensi untuk terbang di atas Jepang dan oleh karena itu memicu J-Alert, tetapi setelah memeriksa arah terbangnya, kami mengonfirmasi bahwa rudal itu tidak melewati Jepang,” kata Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada.

Dalam panggilan suara pada hari Kamis (03/11), para pejabat Seoul dan Washington telah bersama-sama mengutuk aksi peluncuran kali ini sebagai hal yang "tercela" dan "tidak bermoral."

Dunia mengutuk rekor "uji coba” itu

Peluncuran 23 rudal milik Korea Utara pada hari Rabu (02/11) tersebut dianggap "secara efektif merupakan invasi teritorial," kata Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol. Peluncuran kali ini merupakan jumlah rudal yang paling banyak ditembakkan oleh Korea Utara dalam satu hari.

"Uji coba” ini sudah termasuk tujuh rudal balistik jarak pendek dan enam rudal darat-ke-udara.

Seoul menanggapi aksi Pyongyang itu dengan meluncurkan tiga rudal darat-ke-udara miliknya sendiri.

Salah satu rudal Korea Utara juga sempat melintasi perbatasan maritim antara kedua negara di Semenanjung Korea tersebut, dan mendarat hanya sejauh 57 kilometer di lepas pantai timur Korea Selatan. Insiden itu memicu sirine serangan udara di pulau Ulleung dan memaksa warga untuk berlindung.

Amerika Serikat juga menyebut peluncuran itu adalah aksi yang "sembrono" dan memastikan bahwa AS akan mengerahkan seluruh kemampuan militernya untuk mempertahankan kedudukan negara sekutu mereka, yakni Korea Selatan dan Jepang.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan bahwa peluncuran rudal kali ini "sungguh tidak biasa dalam arti bahwa ada begitu banyak jumlahnya."

Juru bicara Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell juga menyebut putaran terakhir peluncuran rudal Pyongyang tersebut sebagai aksi "eskalasi yang ceroboh dan berbahaya," sementara Inggris mengutuk "jumlah rudal kali ini sungguh tidak biasa." Rusia juga menyerukan untuk tetap tenang.

Juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby di Washington
Amerika Serikat zakini temukan bukti keterlibatan Korea Utara dalam memasok senjata untuk RusiaFoto: Andrew Harnik/AP Photo/picture alliance

AS tuduh Korea Utara memasok Rusia dengan senjata

Sementara itu, Amerika Serikat pada hari Rabu (02/11) mengatakan bahwa mereka memiliki informasi yang menunjukkan kalau Korea Utara secara diam-diam memasok Rusia dengan beberapa peluru artileri "signifikan" untuk invasinya ke Ukraina.

"Indikasi kami adalah bahwa DPRK diam-diam memasok dan kami akan memantau untuk melihat apakah pengiriman itu benar telah diterima," kata juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby, menggunakan akronim resmi Korea Utara.

Pada bulan September lalu, Pyongyang mengatakan bahwa mereka tidak pernah memasok senjata atau amunisi mereka ke Rusia. Korea utara juga meyakinkan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk melakukan itu.

Para pemimpin Korea Utara juga mengatakan kepada Amerika Serikat untuk "tutup mulut" dan berhenti menyebarkan desas-desus yang bertujuan untuk "menodai" citra negara itu.

kp/ha (AFP, Reuters, AP)