1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikKorea Utara

Korsel Mulai Latihan Militer di Tengah Ancaman Nuklir Korut

17 Oktober 2022

Korea Selatan memulai latihan militer di tengah pembicaraan tentang uji coba nuklir Korea Utara. Latihan ini termasuk latihan bersama Jepang dan Amerika Serikat.

https://p.dw.com/p/4IGRK
Misil Korea Utara
Dalam beberapa waktu terakhir ketegangan di semenanjung Korea meningkat setelah Pyongyang meluncurkan program uji coba senjata nuklirnyaFoto: KCNA/Reuters

Pasukan Korea Selatan memulai latihan tahunan pertahanan ‘Hoguk' pada Senin (17/10), yang disiapkan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menanggapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara di tengah ketegangan yang memanas terhadap kegiatan militer kedua belah pihak.

Latihan tersebut akan berakhir pada hari Sabtu (22/10). Latihan ini adalah yang terbaru dari serangkaian latihan militer oleh Korea Selatan dalam beberapa pekan terakhir, termasuk kegiatan bersama dengan Amerika Serikat dan Jepang.

Di tengah ancaman Korea Utara

Pelatihan lapangan terbaru dilakukan ketika Korea Utara telah melakukan uji coba senjata dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, menembakkan rudal balistik jarak pendek dan ratusan peluru artileri di dekat perbatasan antar-Korea yang bersenjata lengkap pada hari Jumat (14/10).

Pyongyang dengan marah bereaksi terhadap Seoul atas kegiatan militer bersama, seraya menyebut mereka melakukan provokasi dan mengancam tindakan balasan. Seoul mengatakan latihannya teratur dan berorientasi pada pertahanan.

Bergabung dengan beberapa pasukan AS, pasukan Korea Selatan akan fokus pada menjaga kesiapan dan meningkatkan kemampuan pasukan untuk melaksanakan operasi gabungan selama latihan Hoguk, kata Kepala Staf Gabungan Selatan.

"Pasukan akan melakukan manuver siang dan malam seperti di dunia nyata yang disimulasikan untuk melawan nuklir, rudal, dan berbagai ancaman Korea Utara lainnya, sehingga mereka dapat menguasai kemampuan kinerja misi masa perang dan masa damai dan meningkatkan interoperabilitas dengan beberapa pasukan AS," katanya dalam sebuah pernyataan.

Ketegangan di semenanjung Korea

Pekan lalu, ketegangan meningkat setelah Korea Utara menembakkan rudal, menembakkan lebih dari 500 peluru artileri dan menerbangkan banyak pesawat tempur di dekat perbatasan laut yang rawan pertempuran.

Seoul mengutuk Pyongyang dan memberlakukan sanksi sepihak pertamanya dalam hampir lima tahun, menggambarkan langkah itu sebagai pelanggaran pakta militer bilateral 2018 yang melarang "tindakan bermusuhan" di daerah perbatasan.

Namun, Korea Utara menuduh militer Korea Selatan meningkatkan ketegangan dengan tembakan artileri mereka sendiri.

Anggota parlemen Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah menyelesaikan persiapan untuk apa yang akan menjadi uji coba nuklir pertamanya sejak 2017, dan mungkin melakukannya di antara kongres Partai Komunis Cina yang berkuasa, yang dimulai pada hari Minggu (16/10), dan pemilihan paruh waktu AS pada 7 November mendatang.

bh/rs/ha (Reuters)