1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sepak BolaCina

Target Besar Sepak Bola Spanyol La Liga di Asia

David Hutt
17 Agustus 2022

Liga sepak bola Eropa mengincar Asia sebagai pasar penyiaran yang sangat potensial. La Liga harus bersaing dengan Premiere League Inggris, yang sudah memiliki posisi nyaman di wilayah tersebut.

https://p.dw.com/p/4FbNA
Real Madrid merayakan kemenangan Liga bersama fans
La Liga ingin memenangkan pasar penyiaran di Cina dan Asia TenggaraFoto: Bernat Armangue/AP/picture alliance

Saat liga sepak bola Spanyol dimulai akhir pekan lalu, untuk pertama kalinya, pemirsa di Cina bisa menonton streaming pertandingan melalui layanan siaran baru.

La Liga, organisasi yang menjalankan dua liga profesional Spanyol, adalah yang pertama dari liga sepak bola utama Eropayang meluncurkan opsi langsung ke konsumen (DTC) di Cina.

Sebagai bagian dari kemitraan selama enam tahun dengan Streamline Media Technology yang berbasis di Beijing, La Liga Plus akan memungkinkan pemirsa Cina untuk menonton setiap pertandingan dari La Liga Santander dan La Liga Smartbank, liga pertama dan kedua Spanyol.

Sebagian besar konten akan gratis, meskipun pertandingan terbaik musim ini akan dijual pay-per-view.

"Cina adalah pasar sepak bola yang sangat besar dan kami bertujuan untuk menjangkau semua penggemar sepak bola. Kami tidak hanya termotivasi oleh peluang bisnis, tetapi juga untuk berkontribusi pada pengembangan sepak bola secara lokal di negara dengan kepentingan, ukuran, dan pengaruh seperti Cina," kata Sergi Torrents, Direktur Pelaksana La Liga di Cina, kepada DW.

Penonton Super League di Cina
Cina juga memiliki liga besar tersendiri Chinese Super League (CSL)Foto: AFP/Getty Images

Mampukah sepak bola Eropa memenangkan hati penggemar Asia?

La Liga terlibat dalam kampanye agresif untuk memenangkan hati para penggemar di Asia, salah satu wilayah yang paling menguntungkan di dunia untuk sepak bola.

Industri olahraga Cina, di mana sepak bola mengambil bagian terbesar, diperkirakan bernilai sekitar $295 miliar pada tahun 2016, yang diyakini akan naik menjadi lebih dari $800 miliar pada tahun 2025, menurut Biro Statistik Nasional Cina.

Menurut laporan sepak bola dunia 2022 oleh perusahaan analitik Nielsen Sports, sekitar 40% responden di Cina mengatakan bahwa mereka tertarik pada sepak bola, dibandingkan dengan 75% di Vietnam dan 69% di Indonesia.

Laporan ini memperkirakan bahwa ada 124 juta penggemar sepak bola di enam negara Asia Tenggara yang dicakupnya - Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Menangkap "penggemar Asia" memainkan peran besar dalam upaya klub-klub terbesar di Eropa untuk membentuk "Super League" tahun lalu. Rencana itu dengan cepat ditunda setelah memicu protes luas karena dianggap akan menghancurkan liga domestik di Eropa.

Saat itu Presiden Real Madrid Florentino Perez, yang bertanggung jawab atas rencana bisnis untuk Super League, secara eksplisit memaparkan akan pentingnyan lebih banyak pemasukan dari Asia.

"Televisi membayar: kami, klub-klub besar, memiliki penggemar di Singapura dan Cina, di mana-mana ... Inilah yang menghasilkan uang," katanya pada April 2021.

Klub-klub sepak bola Eropa bersaing untuk mendapatkan penonton

La Liga harus mengejar ketertinggalannya dengan saingan di Eropa, yaitu Liga Premier Inggris (EPL), yang memiliki sejarah yang jauh lebih lama di wilayah tersebut, kata para analis.

Menurut Indeks Kinerja Digital Cina terbaru, yang diproduksi setiap tahun oleh Mailman, agensi digital olahraga, EPL berada di urutan pertama untuk penggemar Cina di media sosial, diikuti tidak jauh oleh La Liga.

Untuk bersaing, beberapa waktu Kick-off La Liga di Spanyol telah diubah agar lebih sesuai dengan zona waktu Asia.

Peluncuran siaran DTV baru di Cina, serta di Thailand dan Indonesia awal tahun ini, telah memungkinkan sepak bola Spanyol untuk memenuhi kebiasaan pemirsa terbaru, sedangkan liga-liga Eropa lainnya masih disiarkan di televisi satelit di sebagian besar Asia.

Barcelona, salah satu dari dua tim dominan Spanyol, telah membuka akademi olahraga di Asia, termasuk empat di Jepang dan dua di Cina. Sponsor kaosnya yang terdahulu, Rakuten, berbasis di Jepang.

Valencia FC, klub lain di sepak bola Spanyol papan atas, telah dimiliki oleh taipan Singapura Peter Lim sejak 2014.

Tim Spanyol Barcelona dan Real Madrid menduduki peringkat pertama dan kelima untuk pengikut dan keterlibatan media sosial dalam Indeks Kinerja Digital Cina yang disebutkan di atas.

Selama tiga tahun berturut-turut, Barcelona memiliki lebih banyak penggemar di Weibo dan Douyin, dua platform media sosial terbesar di Cina daripada tim Eropa lainnya.

La Liga Plus

Sejak 2019, La Liga telah menggunakan penyedia kontennya sendiri. "La Liga Plus adalah pusat dari strategi kami di Cina," kata Torrents. "Kami berinvestasi besar-besaran dalam teknologi dan inovasi di Cina untuk menciptakan ekosistem digital di mana kami dapat menawarkan pengalaman baru bagi para penggemar kami, sementara kami juga dapat mengakses informasi dan mempelajari kebutuhan dan selera penggemar kami."

Skema serupa diluncurkan di Asia Tenggara awal tahun ini. Pada bulan April, pemirsa di Thailand dan Indonesia menjadi yang pertama di dunia yang memiliki akses ke La Liga Pass, mirip dengan La Liga Plus, yang memungkinkan pemirsa lokal untuk menonton semua pertandingan La Liga.

"La Liga Pass adalah proyek ambisius, di mana kami ingin ini menjadi salah satu cara utama untuk menonton La Liga bersama penyiar kami," kata Ivan Codina, Direktur Pelaksana La Liga untuk Asia Tenggara, Australia, Jepang, dan Korea Selatan. La Liga membuka kantor mereka di Singapura pada tahun 2017.

"Sejauh ini, respons dari para penggemar sangat positif," tambahnya.

(vlz/ha)