1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tank Tua Rusia di Pusat Kota Berlin Sulut Kontroversi

Marcel Fürstenau
28 September 2022

Saat Jerman membahas permintaan pengiriman tank ke Ukraina, kontroversi lain mencuat di Berlin tentang tank Soviet dari era perang dunia yang sejak dulu jadi monumen di tengah ibu kota Jerman.

https://p.dw.com/p/4HPLq
Monumen Kehormatan Soviet di Berlin
Monumen Kehormatan Soviet di BerlinFoto: Carsten Koall/dpa/picture alliance

Hingga saat ini, dua tank dari era Soviet menjaga gerbang kompleks Monumen Kehormatan Soviet. Kompleks peringatan dan kedua tank itu adalah simbol kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman pada Perang Dunia II, yang letaknya hanya 500 meter dari Gerbang Brandenburg, salah satu ikon kota Berlin yang paling terkenal. Karena situasi aktual dan invasi Rusia ke Ukraina, sebagian warga sekarang mengaggap tank-tank Soviet itu sudah tidak pantas dipajang di sana.

Stefanie Bung, anggota parlemen negara bagian Berlin dari CDU, berpendapat bahwa ingatan sejarah memang harus dijaga, tapi tank-tank itu perlu disingkirkan. "Peringatan harus dilestarikan, tetapi saya menyerukan agar senjata dan tank Rusia-Soviet yang dipamerkan di Jerman dibongkar,” katanya kepada DW.

Dulunya lokasi Monumen Kehormatan Soviet terletak di Berlin-Timur, ibu kota Jerman Timur yang berhaluan komunis. Ketika Jerman bersatu kembali, pemerintah saat itu berjanji untuk memelihara dan merawat monumen-monumen Soviet sebagai bagian dari Perjanjian Dua Plus Empat tahun 1990 yang memuluskan reunifikasi Jerman.

Namun, bagi Stefanie Bung hal itu sekarang perlu ditinjau kembali, karena "kondisi politik telah berubah secara mendasar." Dia bersikeras bahwa mesin perang Rusia tidak boleh dianggap sebagai simbol perdamaian di Jerman, "ketika pada saat yang sama Rusia telah berperang melawan Eropa dan mengobarkan perang di Ukraina dengan kekerasan paling brutal."

Para pemrotes menutup salah satu tank tua Soviet di Berlin dengan bendera Ukraina
Para pemrotes menutup salah satu tank tua Soviet di Berlin dengan bendera UkrainaFoto: Kay Nietfeld/dpa/picture alliance

Monumen-monumen Soviet di Baltik

Stefanie Bung menunjuk pada situasi di bekas Republik Soviet di Baltik, yaitu Latvia, Estonia, dan Lituania, yang sejak 1991 telah menjadi negara-negara merdeka. Di sana, banyak monumen peninggalan zaman Soviet yang telah disingkirkan, setelah Rusia menyerang Ukraina akhir Februari lalu.

"Negara-negara Baltik menunjukkan bahwa masa-masa monumen kemenangan (Soviet) telah berakhir, dan (monumen-monumen) sekarang secara konsisten diturunkan," katanya.

Namun, Wieland Giebel, penerbit buku sejarah dan penggagas pameran permanen di Berlin tentang era Nazi, menentang penyingkiran tank jenis T34 dari Monumen Kehormatan Soviet. "Itu ada di sana karena Jerman memulai Perang Dunia II, yang menewaskan 27 juta orang di Uni Soviet," katanya. Jumlah itu termasuk sekitar 8 juta orang Ukraina, lanjutnya. Waktu itu, Ukraina adalah bagian dari Uni Soviet.

"Tentara Soviet mengalahkan Nazi di bawah kondisi yang paling mengerikan," katanya. Fakta-fakta itu harus diakui dan harus terus dihormati. Dia setuju Monumen Kehormatan Soviet di pusat kota Berlin tetap dipertahankan — termasuk kedua tank T34.

Karangan bunga dan lilin sebagai tanda solidaritas dengan Ukraina di depan Kedutaan Besar Rusia di Berlin
Karangan bunga dan lilin sebagai tanda solidaritas dengan Ukraina di depan Kedutaan besar Rusia di BerlinFoto: Marcel Fürstenau/DW

Simbol protes anti-Putin

Fakta bahwa Rusia menyerang Ukraina pada tahun 2022 sangat menyakitkan bagi Wieland Giebel. Tak lama setelah perang dimulai, dia membantu mendirikan pusat penyambutan bagi pengungsi Ukraina di stasiun kereta api utama Berlin. Kengeriannya pada invasi yang diluncurkan Presiden Rusia Vladimir Putin memicu keinginannya untuk memamerkan tank-tank Rusia di Berlin, tetapi bukan tank-tank masa lalu. Melainkan tank-tank yang hancur dan ditinggalkan di medan perang Ukrain oleh pasukan Rusia.

Ide untuk itu datang ketika dia melihat bagaimana tank-tank Rusia yang hancur dan ditinggalkan di Ukraina ditampilkan di depan umum di Warsawa dan Praha pada bulan Juni dan Juli. Dia berpikir hal itu juga bisa dilakukan di Berlin, dan bukankah tidak ada tempat yang lebih baik daripada tepat di seberang Kedutaan Besar Rusia? "Untuk menunjukkan: Kami menentang perang ini!," ujarnya.

Permohonan Wieland Giebel untuk mendatangkan tank-tank Rusia yang rusak dari perang di Ukraina di depan Kedutaan Besar Rusia di Berlin ditolak oleh pemerintah lokal. Otoritas distrik Berlin-Mitte menolak rencana itu dengan alasan, kemungkinan ada "orang-orang yang tewas di dalam peralatan militer yang hancur itu, dan karena itu tidak pantas untuk memamerkannya."

(hp/ha)