1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: AS dan Inggris Terjebak Petualangan Yang Tak Diinginkan

5 Januari 2010

Setelah gagalnya serangan di Detroit, Yaman semakin mendapat sorotan. Inggris dan AS akan ambil langkah nyata terhadap ancaman teror itu. Ini berarti, kedua negara bisa terjerat dalam petualangan yang tidak diinginkan.

https://p.dw.com/p/LLW4
Peter Philipp

Serangan teror yang berhasil digagalkan di Detroit kemungkinan akan berdampak luas. Presiden AS Barack Obama memang secara resmi tidak berniat untuk mengirimkan tentara ke Yaman. Tetapi ia telah berjanji untuk mengejar dan mengganjar dalang percobaan serangan tersebut. Inilah langkah yang dapat menyebabkan orang terjerembab dalam petualangan yang tidak diinginkan.

Yaman sampai sekarang tidak mampu menjaga keamanannya dan menindak kelompok-kelompok teror. Kata-kata yang mengisyaratkan tekad dari Gedung Putih kemungkinan tidak akan mengubah banyak, sama halnya kesibukan yang sekarang dijalankan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown. Brown akan mengadakan konferensi internasional mengenai Yaman, di mana langkah-langkah akan dijelaskan.

Tanpa adanya keikutsertaan kekuatan asing, untuk waktu dekat Yaman tidak akan mampu menghadapi tugas menjaga keamanan. Lagi pula, peranan langsung kekuatan asing sudah ada, setidaknya AS. Para pakar dari AS sudah melatih aparat keamanan sejak beberapa waktu lalu, dan program ini akan diperluas lagi. Jika para pelatih menghadapi masalah, serangan langsung militer dapat segera dilancarkan.

Walaupun Washington menegaskan tidak akan menyerang, sebuah potensi krisis mengancam AS dan sekutu-sekutunya di selatan semenanjung Arab. Krisis ini tidak dapat dihindari, jika orang tidak mau sepenuhnya menolak berupaya membasmi kelompok-kelompok teror. Logika ini dulu menyebabkan George W. Bush menyerang Afghanistan, dan sekarang Obama menambah pasukannya. Logika ini juga dapat menjadikan Yaman medan perang internasional melawan terorisme.

Yaman sudah menjadi ajang perang lokal, sebelum adanya perkembangan terakhir. Pemberontakan terjadi di utara dan selatan, kelompok-kelompok teror dan suku-suku yang tidak puas membuat Yaman semakin tidak aman, dan pemerintah pusat seperti biasa semakin tidak mampu menjaga keutuhan negara. Mengerikan, bahwa negara-negara lain sebenarnya mengetahui keadaan ini, tetapi memalingkan muka, selama mereka tidak terkena dampaknya.

Serangan yang gagal di Detroit mengubah situasi ini, seperti halnya serangan 11 September mengubah seratus persen sikap terhadap Afghanistan. Sebelum serangan terjadi, sudah diketahui bahwa Osama bin Laden dan pengikut-pengikutnya bersembunyi di negara di kaki Hindukush itu.

Mantan Menteri Pertahanan Jerman Peter Struck pernah berkata, demokrasi Barat dipertahankan di kaki pegunungan Hindukush. Di Jerman orang yang mau menerima ide itu jumlahnya semakin berkurang. Tetapi sebaliknya, orang tidak akan mau menerima ancaman, yang direncanakan di Afghanistan, Yaman atau di manapun di dunia, tanpa berusaha memberi ganjaran kepada dalangnya, di manapun ia bersembunyi.

Memang itu manusiawi dan bisa dimengerti. Tetapi secara politis dan militer langkah ini sangat riskan, seperti telah ditunjukkan "perjuangan melawan terorisme" selama ini. Yang paling buruk adalah: rupanya tidak ada alternatif yang meyakinkan. Karena jika negara lain berdiam diri, Al Qaida akan menginterpretasikan ini sebagai kelemahan, dan mempersiapkan serangan baru. Orang-orang yang fanatik tidak keberatan. Mereka memerlukan tindakan keras dari negara-negara lain, yang kemudian akan dituding sebagai ideologi anti Islam dan anti Arab. Barat melangkah menuju jebakan ini, walaupun mereka sebenarnya tidak mau.

Peter Philipp