1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikMyanmar

Tahanan Asing yang Dibebaskan Junta Myanmar Akhirnya Pulang

18 November 2022

Beberapa figur internasional penting yang sebelumnya ditahan junta militer Myanmar akhirnya bebas melalui amnesti. Termasuk di antaranya mantan duta besar Inggris, dan mantan penasihat Aung San Suu Kyi asal Australia.

https://p.dw.com/p/4Jjed
Jurnalis Jepang Toru Kubota tiba di Tokyo pada Jumat (18/11) setelah bebas dari tahanan junta militer.
Jurnalis Jepang Toru Kubota tiba di Tokyo pada Jumat (18/11) setelah bebas dari tahanan junta militer.Foto: Kazuhiro Nogi/AFP/Getty Images

Mantan duta besar Inggris Vicky Bowman, penasihat ekonomi Australia Sean Turnell, dan jurnalis Jepang Toru Kubota telah mendarat di Bangkok pada Kamis (17/11) malam, setelah dibebaskan oleh junta militer Myanmar melalui sebuah amnesti yang mengampuni hampir 6.000 tahanan.

Bowman, yang pulang mengenakan pakaian tradisional Burma, tidak berkomentar saat dikawal oleh staf kedutaan Inggris menuju penerbangan lanjutan.

Bowman menjabat sebagai duta besar Inggris dari 2002-2006. Bersama suaminya, ia dipenjara selama satu tahun karena tidak memberitahukan bahwa mereka tinggal di alamat yang berbeda dengan yang tertulis di sertifikat pendaftaran warga asing mereka.

Suaminya yang merupakan seorang artis terkemuka Myanmar bernama Htein Lin, juga akan dibebaskan, kata junta militer.

Mantan duta besar Inggris Vicky Bowman
Mantan duta besar Inggris Vicky BowmanFoto: MRTV/AP/picture alliance

Kyaw Htay Oo, seorang warga negara AS-Myanmar yang juga dibebaskan, mengaku "sangat bahagia.”

"Saya belum tahu akan melakukan apa ketika sampai di rumah,” katanya kepada AFP. "Yang saya tahu Myanmar masih belum merdeka.”

Kyaw Htay Oo (tengah) termasuk di antara mereka yang diampuni pada hari Kamis.
Kyaw Htay Oo (tengah) termasuk di antara mereka yang diampuni pada hari Kamis.Foto: MRTV/AP/picture alliance

Jurnalis asal Jepang, Toru Kubota, yang juga turut dibebaskan junta, berbicara kepada media saat mendarat di Tokyo pada Jumat (18/11) pagi. Ia mengungkapkan rasa syukurnya bisa terbebas dari kurungan penjara selama 3,5 bulan.

"Saya bisa dibebaskan begitu cepat berkat para pendukung di Jepang, pers dan pejabat pemerintah yang berupaya menyelesaikan masalah ini,” katanya kepada wartawan di bandara Haneda.

Kubota adalah jurnalis internasional kelima yang ditahan junta sejak kudeta. Kelimanya kini telah dibebaskan. Kubota sebelumnya ditangkap di dekat sebuah aksi unjuk rasa anti-pemerintah di Yangon.

Toru Kubota berbicara kepada wartawan di Tokyo seelah mendarat pada Jumat pagi
Toru Kubota berbicara kepada wartawan di Tokyo setelah mendarat pada Jumat pagiFoto: Kyodo News/AP/picture alliance

PM Australia: Turnell dalam semangat sangat baik

Berbeda dengan Kubota, Ekonom asal Australia Sean Turnell tinggal lebih lama di balik jeruji besi. Ia sebelumnya bekerja sebagai asisten untuk Aung San Suu Kyi, pemimpin demokrasi yang digulingkan junta militer.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengunggah foto dirinya bersama Turnell seraya menuliskan bahwa "dia bebas dan dalam perjalanan pulang ke keluarganya.”

Menurut Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Turnell selama dipenjara kerap menghitung 650 hari penahanannya.

"Dia bukan pria yang besar, bagi Anda yang pernah melihat fotonya, jelas berat badannya turun,” kata Albanese. "Tapi harus dikatakan, dia dalam semangat yang sangat baik, dia sudah diperiksa.”

"Kita perlu memastikan setelah 650 hari - dia jelas menghitungnya, dia berkata kepada saya ini adalah hari ke-650 – apakah ada dampak terhadap fisiknya atau ada dampak pada kesehatan lainnya,” tambah Albanese.

Albanese mengatakan Turnell akan melakukan perjalanan ke Australia dengan dikawal diplomat Australia dan memastikan dia menerima dukungan medis.

Keputusan amnesti dari militer Myanmar bertepatan dengan KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Bangkok. Albanese jadi salah satu pemimpin dunia yang hadir dalam pertemuan itu.

Ekonom Turnell, di sebelah kiri gambar ini dengan kemeja abu-abu, sebelumnya sempat bekerja dengan Aung San Suu Kyi
Ekonom Turnell, di sebelah kiri gambar ini dengan kemeja abu-abu, sebelumnya sempat bekerja dengan Aung San Suu KyiFoto: MRTV/AP/picture alliance

Hampir 6.000 tahanan mendapat amnesti

Menurut sebuah pernyataan dari junta militer di Myanmar, sebanyak 5.774 tahanan dibebaskan pada Kamis (17/11) untuk memperingati hari nasional negara itu, "termasuk di antaranya 600 perempuan”.

Tiga mantan menteri di pemerintahan Aung San Suu Kyi, dan orang kepercayaan dekatnya, Thein Oo dan pengacara Kyaw Hoe, termasuk di antara mereka yang dibebaskan. Myo Nyunt yang menjabat juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) milik Suu Kyi juga turut dibebaskan.

Junta militer Myanmar tidak merinci berapa banyak dari tahanan yang dibebaskan itu yang merupakan bagian dari penangkapan protes kudeta Februari 2021 lalu.

UNESCO mengatakan setidaknya 170 wartawan telah ditahan di Myanmar sejak kudeta dan hampir 70 di antaranya hingga kini masih ditahan.

Sementara itu, menurut sebuah kelompok pemantau di Myanmar, lebih dari 2.300 warga sipil tewas sejak militer mengambil tindakan keras atas mereka yang memprotes kudeta.

Junta militer di sisi lain menyalahkan pejuang anti-kudeta atas kematian hampir 3.900 warga sipil.

Sebuah titik terang?

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyambut baik pembebasan tahanan itu, meski mengatakan tidak ada tanda-tanda junta mau membuka diri lebih jauh.

"Ini adalah satu titik terang di waktu yang sangat gelap,” kata Blinken kepada wartawan di KTT APEC Bangkok.

Sementara itu, seorang juru bicara dari kantor regional Amnesty International mengatakan kepada AFP bahwa "ribuan orang yang dipenjara sejak kudeta di Myanmar tidak melakukan kesalahan apa pun dan seharusnya tidak dipenjara sedari awal.”

gtp/hp (AFP,AP)