1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikIndia

Siapa Yogi Adityanath yang Diprediksi Bakal Gantikan Modi

9 Februari 2022

Seorang pendeta Hindu, yang dikenal anti-Islam, memimpin Partai BJP dalam pemilu di negara bagian berpenduduk terpadat di India. Kemenangannya akan mencuatkan Yogi sebagai calon favorit untuk menggantikan Narendra Modi.

https://p.dw.com/p/46hZq
Yogi Adityanath (ki.) bersama PM India, Narendra Modi (ka.)
Yogi Adityanath (ki.) bersama PM India, Narendra Modi (ka.)Foto: Altaf Qadri/AP Photo/picture alliance

Yogi Adiyanath (49) masih suka tampil berapi-api ketika memulai masa kampanye jelang pemilihan umum legislatif di negara bagian Uttar Pradesh (UP), India, Kamis (10/2), mendatang. Menjabat sejak 2017, perangainya itu tidak memudar oleh tekanan jabatan. 

Kini dia mengincar masa jabatan kedua di negara bagian berjumlah penduduk sekitar 200 juta jiwa tersebut, atau hampir setara dengan populasi Indonesia.

Sejak menjabat perdana menteri di UP, Yogi tumbuh menjadi wajah Partai Bjaratiya Janata, bersama Amit Shah, Menteri Dalam Negeri yang juga merupakan tangan kanan Perdana Menteri Narendra Modi.

"Dia berskap terbuka terhadap politik dan ideologi Hindu-nya. Dia menampilkan diri sebagai pemimpin Hindu dan itulah yang mendatangkan massa dan suara,” kata wartawan India, Sunita Aron. "Kalau dia menghasut melawan muslim, dia bisa menyita perhatian audiens,” lanjutnya.

Jelang masa kampanye pekan ini, pendeta yang selalu mengenakan jubah berwarna saffran itu mengatakan, betapa pemilu kali ini adalah pertarungan "antara 80 persen melawan 20 persen,” katanya merujuk pada jumlah populasi Hindu dan muslim.

Yogi gemar menyudutkan minoritas muslim di UP sebagai warga asing, "mereka adalah pemuja Jinnah,” tulisnya bulan lalu, merujuk pada tokoh pendiri Pakistan, Muhammad Ali Jinah. "Pakistan istimewa buat mereka, ketika kita mengorbankan nyawa demi ibu pertiwi.”

Lahir di lingkup ideologi Hindutva

DIbesarkan dengan nama Ajay Singh Bisht, Yogi menekuni Matematika di perguruan tinggi, sebelum bergabung dengan Rashtriya Swayamsevak Sangh, organisasi Hindu ekstrem yang mengimpikan negara teokrasi di India.

Setelah lulus kuliah, dia menjadi pendeta di Kuil Gorakhnath yang dikenal lewat ideologi supremasi Hindu dan terpilih menjadi anggota parlemen di usia 26 tahun. 

Selama kariernya, dia mendirikan organisasi pemuda Hindu bercorak militeristik. Mereka secara berkala menjaring perhatian nasional ketika menuduh warga muslim menyembeli sapi, atau mengkampanyekan gerakan anti "jihad cinta,” istilah yang digunakan ekstremis Hindu untuk menuduh pria muslim mengislamkan pemudi Hindu lewat pernikahan.

Dalam sebuah pidato, dia pernah bersumpah "jika mereka (muslim) membunuh seorang pemuda Hindu, kita akan membunuh 100 pemuda muslim.”

Sikapnya itu mendatangkan dukungan luas, termasuk dari Kuil Gorakhnath yang memilih Yogi sebagai pemimpin. Pada 2017, setelah menjabat perdana menteri di Uttar Pradesh, Yogi menutup rumah penyembelihan hewan dan melarang penggunaan pengeras suara untuk adzan di masjid. 

Ideologi politik Yogi Adityanath selaras dengan Partai BJP, yang juga dituduh menghasut ketegangan antarumat demi kepentingan elektoral. Pemerintahan yang digerakkan ideologi Hindutva dikhawatirkan akan secara perlahan menggerus corak sekular dan demokratis India.

Di kalangan petinggi BJP, Yogi dianggap sebagai salah seorang calon pengganti Narendra Modi. Kemenangan besar di Uttar Pradesh diyakini akan semakin membetoni posisinya di tubuh partai. Saat ini jajak pendapat menempatan BJP di angka 43 persen, jauh lebih tinggi di atas partai oposisi.

"Masih terlalu dini untuk memprediksi perannya di masa depan. Tapi sudah jelas bahwa dia saat ini adalah orang dua setelah Modi,” kata seorang petinggi BJP kepada AFP. "Mungkin masih prematur, tapi tentu saja dia adalah calon perdana menteri di masa depan.”

rzn/pkp (afp,rtr, indiatoday, thehindu)