1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Hukum dan Pengadilan

Ratusan Siswa Hong Kong Protes Soal Penembakan Oleh Polisi

2 Oktober 2019

Seorang pendemo ditembak dari jarak dekat di bagian dada ketika bentrok dengan polisi. Ini adalah bentrokan terparah yang terjadi sejak aksi unjuk rasa yang pecah Juni lalu.

https://p.dw.com/p/3QdBI
Hongkong Proteste in Tsuen Wan
Foto: AFP/P. Wong

Seorang petugas kepolisian menembak dari jarak dekat seorang demonstran berusia 18 tahun di bagian dada imbas bentrokan yang terjadi di Hong Kong, Selasa (01/10). Kejadian ini menjadi yang pertama, dimana seorang pendemo ditembak langsung menggunakan amunisi dalam unjuk rasa yang sudah berlangsung dari awal Juni.

Meskipun ada larangan demo, puluhan ribu demonstran turun ke jalan saat Cina merayakan 70 tahun kekuasaan Partai Komunis. Perayaan Hari Nasional memang selalu memicu ketegangan di Hong Kong, tapi unjuk rasa yang terjadi pada Selasa, menjadi salah satu yang paling intens.

Insiden penembakan ini disebut polisi sebagai upaya membela diri dari serangan yang dilakukan demonstran di distrik Tsuen Wan. Juru Bicara Kepolisian mengatakan bahwa polisi yang melakukan tembakan merasa nyawanya terancam.

Rekaman video dari insiden ini menunjukkan beberapa petugas kepolisian bentrok dengan sejumlah massa bertopeng yang memegang payung dan tongkat logam sembari melempari petugas. Mereka kemudian terlihat mendekati seorang petugas yang terlihat mengarahkan senjatanya dan melepaskan tembakan.

Pendemo tersebut kemudian jatuh di jalan, berdarah dari bagian bawah bahu kirinya. Pada saat pendemo lain mencoba menolong korban yang terluka namun dihadang oleh polisi, sebuah bom molotov di lempar ke tengah petugas kepolisian dan terbakar.

Baru setelahnya, polisi terlihat menolong korban sebelum petugas medis akhirnya datang dan mengangkat korban diatas tandu.

Otoritas kesehatan menyebutkan setidaknya ada 66 orang yang terluka termasuk 1 orang kritis pada bentrok yang terjadi pada Selasa.

Bentrokan semakin meluas

Bentrokan parah terjadi setidaknya di 6 lokasi yang tersebar di seluruh kota. Bentrokan ini diwarnai oleh pendemo yang membakar barikade jalan, melempar batu dan bom Molotov, membakar pintu masuk stasiun kereta bawa tanah, dan juga melempar cairan korosif.

Sementara aparat kepolisian merespon dengan gas air mata, peluru karet dan water cannon. Menurut pihak berwenang, polisi juga menembakkan setidaknya 5 tembakan peringatan.

“Hari ini kita keluar untuk menyerukan kepada Partai Komunis bahwa rakyat Hong Kong tidak merayakan apapun”, kata aktivis Lee Cheuk-yan ketika memimpin pawai di pusat kota. “Kami berkabung karena 70 tahun Partai Komunis berkuasa, hak-hak demokrasi masyarakat hong Kong masih diabaikan.”

Kepolisian menyatakan telah menahan lebih dari 180 orang.

Panggilan untuk menahan diri

Tidak lama berita penembakan itu tersebar, Uni Eropa menyerukan adanya deeskalasi di wilayah tersebut. 

“Melihat kerusuhan dan kekerasan yang terus terjadi di Hong Kong, Uni Eropa terus menekankan bahwa dialog, deeskalasi dan pengendalian diri menjadi satu satunya solusi,”kata Juru Bicara Uni Eropa Maja Kocijancic.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan : “Selain tidak ada alasan untuk melakukan kekerasan, penggunaan amunisi juga hanya berisiko memperburuk situasi.”

Aksi protes di sekolah korban

Sementara itu, sebagai bentuk protes dan bela sungkawa, ratusan demonstran melakukan aksi dengan berkumpul dan duduk di sekolah korban penembakan berusia 18 tahun oleh polisi selasa lalu. Panggilan untuk menyerukan protes pada hari ini pun muncul.

Hongkong Schulstreiks
Foto: AFP/M. Rasfan


Mahasiswa meneriakkan : “tidak ada perusuh, hanya tirani”, sebagai bagian dari slogan unjuk rasa yang selama ini mereka lakukan. Para demonstran juga turut memegang foto insiden yang diambil dari video yang sudah viral di media sosial.

gtp/vlz (AFP, Reuters)