1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Vietnam Meninggal Dunia

21 September 2018

Presiden Tran Dai Quang dilaporkan meninggal dunia setelah berjuang melawan "penyakit serius." Kondisi kesehatannya yang sejak lama diisukan memburuk, selama ini diperlakukan sebagai rahasia negara.

https://p.dw.com/p/35HK0
Presiden Vietnam, Tran Dai Quang
Presiden Vietnam, Tran Dai QuangFoto: Reuters/M. Hoang

Presiden Vietnam Tran Dai Quang dikabarkan meninggal dunia pada Jumat, (21/9), pagi di Hanoi setelah mengidap "penyakit serius," begitu bunyi keterangan resmi pemerintah.

Dia meninggal pada pukul 10.05 waktu setempat. Presiden Quang selama ini menjalani perawatan di rumah sakit pusat militer. Namun begitu pemerintah tidak merinci jenis penyakit yang dideritanya.

Baca Juga: Jokowi Ibaratkan Perang Dagang Seperti Film Avengers

Quang sudah sejak lama diisukan mengidap penyakit keras. Namun budaya politik Vietnam menempatkan kondisi kesehatan sang presiden sebagai rahasia negara yang dilindungi secara ketat.

Isu tersebut menguat pada Agustus 2017, ketika Quang absen dari aktivitasnya sebagai presiden selama satu bulan, tanpa memberikan keterangan apapun. Dia ditengarai mendapat perawatan medis.

Presiden Tran Dai Quang (ki.) bersama Presiden Joko Widodo di Hanoi
Presiden Tran Dai Quang (ki.) bersama Presiden Joko Widodo di HanoiFoto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres

Dilahirkan pada 1956, Quang mengawali karir pada dekade 1970an sebagai pegawai rendahan di Kementerian Keamanan Publik Vietnam, lembaga keamanan yang dibentuk dengan merujuk pada dinas rahasia Uni Sovyet, KGB. Di sana ia bertahan hingga 1980an. 

Pada 2011 Quang diangkat menjadi Menteri Keamanan Publik yang menjadikannya sebagai komandan tertinggi kepolisian di Vietnam. Menyusul Kongres Partai Komunis 2016, dia dipilih sebagai presiden berkat dukungan Sekretaris Jendral Nguyen Phu Trong, kepala pemerintah de-facto Vietnam.

Baca Juga: Jokowi Antar Go-Jek Rebut Pasar Vietnam

Quang dikenal sebagai politisi garis keras. Untuk mengamankan jabatan presiden dia menjalin aliansi dengan sayap ultra konservatif di Partai Komunis demi mengalahkan suara kelompok moderat yang cendrung pro-barat.

Dia menjalani tugas kenegaraan terakhir saat menjamu kepala negara dan pemerintahan negara-negara tetangga dalam Forum Ekonomi Dunia tentang ASEAN di Hanoi, 12 September silam. Di sana ia antara lain bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

rzn/hp (dpa,rtr)