1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Putin Perintahkan “Jeda Kemanusiaan” di Ghouta Timur

27 Februari 2018

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan gencatan senjata di Ghouta timur selama lima jam setiap hari. Jeda serangan itu untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan ke kawasan perang.

https://p.dw.com/p/2tNw8
Syrien Luftangriffe auf Ost-Ghuta
Foto: Getty Images/AFP/A. Eassa

Menurut laporan media, gencatan senjata yang resmi berlangsung dari jam 9 sampai jam 2 siang waktu setempat sampai saat ini ditaati. Sejak malam sebelumnya, pertempuran sudah mereda. Beberapa saat sebelum gencatan senjata dimulai, kota Douma masih mengalami serangan artileri.

Presiden Rusia Vladimir Putin hari Senin (26/2) memerintahkan agar serangan ke Ghouta timurdihentikan untuk beberapa jam setiap hari. Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, „jeda kemanusiaan" itu dimaksudkan untuk „mencegah jatuhnya korban sipil".

Untuk itu akan dibuka „koridor-koridor kemanusiaan" yang memberikan kesempoatan kepada penduduk sipil untuk mengungsi. Orang yang sakit maupun cidera akan dibawa keluar dari kawasan perang. Warga di kawasan itu akan mendapat pengumuman lewat SMS dan pamflet-pamflet.

USA Sprecher des UN-Generalsekretärs Stéphane Dujarric in New York
Jurubicara PBB Stephane Dujarric di New York: "Lima jam lebih baik daripada tidak sama sekali."Foto: Imago/ZUMA Press/M. Brochstein

PBB: Gencatan senjata 5 jam lebih baik, daripada tidak sama sekali

Dewan Keamanan PBB hari Sabtu lalu (24/2) dengan suara bulat memutuskan resolusi gencatan senjata 30 hari di  seluruh Suriah. Namun resolusi itu hanya merupakan seruan, tanpa sanksi bagi pihak-pihak yang terlibat perang.

Setelah deklarasi gencatan senjata dari Moskow, PBB menyambut langkah Rusia. "Gencatan senjata lima jam "lebih baik daripada tidak ada (gencatan senjata) sama sekali”, kata jurubicara PBB Stephane Dujarric.

Rusia memperingatkan, situasi di kawasan yang dikuasai pemberontak Suriah bisa meruncing. Kementerian Luar Negeri di Moskow menerangkan, tiga kelompok pemberontak Suriah melakukan aksi-aksinya "di bawah satu komando gabungan”. Ketiga kelompok itu menahan "ratusan sandera, di antaranya perempuan dan anak-anak”.

Syrien Damaskus - Ost-Ghuta: Verwüstung nach Luftangriffen
Ghouta Timur: 550 warga sipil tewas sejak awal FebruariFoto: picture-alliance/AA/Q. Noor

Pemerintah Jerman: Genjatan senjata kemanusiaan langkah awal

Pemerintah Jerman juga menyambut gencatan senjata beberapa jam di Ghouta timur, namun menyatakan bahwa langkah itu saja belum cukup. Menurut keterangan jurubicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Menteri Luar Negeri Sigmar Gabriel berbicara dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan menegaskan lagi pentingnya penerapan resolusi DK PBB.

"Gencatan senjata selama lima jam hanya bisa menjadi langkah awal”, demikian disebutkan dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri Jerman.

Kawasan Ghouta timur yang dikuasai pemberontak dikepung pasukan pemerintah Suriah sejak tahun 2013. Dalam beberapa minggu terakhir, pasukan pemerintah dengan bantuan militer Rusia melakukan serangan gencar. Sejak bulan Februari, menurut berbagai sumber lebih dari 550 penduduk sipil tewas, termasuk diantaranya lebih dari 130 anak-anak. Ghouta timur berpenduduk sekitar 400 ribu orang.

hp/rn (dpa, rtr, afp)