1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Polisi Gagalkan Rencana Penyerangan Sinagog

13 Mei 2011

Satu lagi plot serangan teroris di New York berhasil digagalkan. Polisi kali ini menangkap dua orang lelaki keturunan Afrika Utara yang berencana menyerang sinagog dan Empire State Building.

https://p.dw.com/p/11FQu
Foto: AP

Dua orang lelaki ditangkap usai membeli senjata dari polisi yang menyamar di New York. Kedua tersangka merencanakan plot serangan terhadap sebuah sinagog di Manhattan. Warga Aljazair, Ahmed Ferhani, dan warga Amerika Serikat keturunan Maroko, Mohamed Mamdouh, juga dituding berencana menyerang Empire State Building.

Walikota New York Michael Bloomberg mengklarifikasi kabar tersebut dalam konferensi pers. Komisaris polisi New York, Raymond Kelly, yang mendampingi Bloomberg, mengungkap bahwa saat ditangkap, Ferhani (26) dan Mamdouh (20) tengah membawa dua pistol semi-otomatis, pistol Smith and Wesson, amunisi dan granat. "Sesaat sebelum Ferhani ditangkap, ia berkata ingin membeli lebih banyak pistol, peredam suara, sekotak granat, rompi anti peluru, dan radio monitor polisi," jelas Kelly.

Walikota New York, Michael Bloomberg
Walikota New York, Michael BloombergFoto: AP

Jaksa penuntut umum Cyrus Vance menjelaskan penyelidikan rahasia atas kedua tersangka telah berlangsung selama 7 bulan. Keduanya terekam saat merencanakan serangan terhadap kaum Yahudi di New York. "Jangan salah. Niat tersangka sangat jelas. Mendapatkan senjata, mendapatkan bahan peledak, meledakkan sinagog dan membunuh warga Yahudi," tegas Vance.

Mereka berencana mengunjungi sinagog, menyamar sebagai warga Yahudi yang beribadah, berpura-pura berdoa sembari menanam bom. Ferhani tertangkap basah dalam rekaman saat membahas cara membuat bom untuk meledakkan sinagog.

Walikota Bloomberg mengaku puas dengan upaya besar-besaran membangun sistem anti-teroris. Seribu anggota polisi terbaik dikerahkan untuk melawan terorisme dan menjalani tugas intelijen, serta investasi bagi sistem teknologi tinggi untuk mengidentifikasi dan merespon potensi kegiatan teroris.

New York menjadi target pengeboman Muslim radikal dalam 2 dekade terakhir. Ada 13 plot serangan terhadap New York yang diketahui sejak 11 September 2001. Kota metropolitan tersebut dalam keadaan siaga sejak tewasnya Osama bin Laden. Raymond Kelly menjelaskan, "Kami dalam keadaan waspada tingkat tinggi pasca tewasnya Bin Laden. Kami mengerahkan ekstra pasukan keamanan minggu lalu, dan akan terus seperti itu. Penyesuaian akan dilakukan berdasarkan situasi hari ke hari."

Museum 11 September dalam pembangunan di New York. Pembangunan direncanakan selesai tahun ini dan akan dibuka untuk umum saat peringatan 10 tahun serangan 11 September.
Museum 11 September dalam pembangunan di New York. Pembangunan direncanakan selesai tahun ini dan akan dibuka untuk umum saat peringatan 10 tahun serangan 11 September.Foto: AP

Ferhani dan Mamdouh diidentifikasi sebagai ekstremis Islam, meski tidak terkait dengan kelompok manapun seperti Al-Qaida. Dari interogasi diperoleh informasi bahwa mereka merencanakannya untuk jihad. Kedua tersangka merasa muak dengan cara Muslim diperlakukan. Dalam kata-kata mereka, 'Muslim diperlakukan bagai anjing.'

Mereka kini dijerat empat tuntutan di bawah undang-undang terorisme dan kejahatan berbau SARA. Hukuman terberat yang mereka hadapi adalah penjara seumur hidup. Tahun lalu pengadilan New York mendakwa empat orang lelaki atas tudingan plot serupa, yakni rencana meledakkan sinagog dan menembak jatuh pesawat di pangkalan udara militer.

Bulan Oktober tahun lalu, seorang warga Amerika keturunan Pakistan, Faisal Shahzad, dikenai hukuman penjara seumur hidup setelah terbukti meninggalkan bom yang gagal meledak di Times Square.

afp/rtr/dpa/Carissa Paramita

Editor: Hendra Pasuhuk