1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemilu Jerman: SPD Menang, Tapi Harus Sabar Tunggu Koalisi

29 September 2021

Partai Sosial Demokrat (SPD) memenangkan Pemilu Jerman 2021, tetapi harus menunggu apakah Olaf Scholz akan menjadi kanselir? Itu tergantung Partai Hijau dan Demokrat Bebas (FDP). Bagaimana SPD menghadapi ketegangan ini?

https://p.dw.com/p/410ec
Partai SPD
Partai SPD merayakan kemenangan saat malam pemilu, tapi sekarang harus bersabar dalam negosiasi koalisiFoto: Maja Hitij/Getty Images

Partai SPD menang dalam Pemilu Jerman 2021, tetapi harus menunggu Partai Hijau dan Partai FDP yang pro pasar bebas, untuk memutuskan dengan siapa mereka ingin berkoalisi setelah Pemilu Jerman.

Saingan utama SPD, yakni blok Uni konservatif (Uni Kristen Demokrat/CDU dan Uni Kristen Sosial/CSU), bisa dan dengan senang hati membentuk pemerintahan koalisi dengan dua partai kecil.

Wakil Ketua SPD, Saskia Esken, mengatakan dalam sebuah wawancara TV bahwa dia merasa "heran, bagaimana orang bisa berpikir untuk memilih pecundang pemilu sebagai kanselir," katanya tentang mitra koalisi potensial, menekankan bahwa SPD tentu saja tidak hanya akan duduk dan diam, tetapi membuat janji untuk berbicara dengan Partai Hijau dan FDP. 

Pemilu Jerman
Hasil perolehan suara dalam Pemilu Jerman 2021

Memikat bukan membujuk

Beberapa jam kemudian, setelah rapat komite eksekutif SPD, Olaf Scholz memberikan jawaban yang lebih hati-hati. "Pertama-tama, tidak apa-apa jika mereka yang ingin kami ajak kerja sama, berbicara di antara mereka sendiri," kata kandidat kanselir dari Partai SPD ini di Berlin.

Namun, Scholz juga menyatakan perasaannya dengan jelas: Hasil pemilu memberikan mandat kepada SPD "untuk berusaha membentuk pemerintahan," dengan demikian, koalisi melawan SPD akan mengabaikan kehendak para pemilih.

Dia juga merayu Partai Hijau dan FDP, seraya mengatakan bahwa mereka juga adalah pemenang dalam pemilu dan memiliki "narasi kemajuan untuk masyarakat modern."

"Jika tiga pihak yang merangkul kemajuan ... dapat secara konstruktif bergabung untuk mewujudkannya, maka itu bisa menjadi hal yang baik meskipun mereka memiliki titik awal yang berbeda," katanya.

Namun, kandidat kanselir dari Partai CDU Armin Laschet merencanakan pembicaraan dengan Partai Hijau dan FDP. ‘‘Kami tidak memenangkan pemilu,‘‘ ujar Laschet, seraya menambahkan bahwa dalam situasi yang membingunkan ini, semua partai harus siap untuk bertindak. 

Membentuk pemerintahan bersama 'teman'

Membentuk koalisi sosial-lingkungan-liberal adalah tugas yang sekarang tertunda, kata Scholz, sambil mengungkit sejarah dan "koalisi sosial-liberal yang sangat sukses antara 1969 hingga 1982" dan "periode pemerintahan yang sangat baik dengan Partai Hijau," dari tahun 1998 sampai 2005. "Ada tradisi baik yang bisa kita ambil darinya."

Apakah itu cukup untuk meyakinkan mereka mau dirayu dan menghilangkan keraguan tentang kelangsungan dari apa yang disebut koalisi lampu lalu lintas [dinamakan karena warna partai SPD merah, FDP kuning, dan Hijau]?

Untuk saat ini, pertanyaan-pertanyaan ini belum bisa terjawab. "Kita semua telah sepakat bahwa sekarang adalah waktunya untuk membahas poin individu," kata Scholz. SPD akan melakukan itu "dengan teman-teman yang ingin kami ajak memerintah." 

Koalisi sosial-lingkungan-liberal
Annalena Baerbock dari Partai Hijau (kiri), Scholz (tengah) and Christian Lindner dari Partai FDP (kanan) kemungkinan akan duduk berdiskusi dalam waktu dekatFoto: Kay Nietfeld/dpa/picture alliance

'Kita berhasil ketika kita bersatu'

Scholz juga mengandalkan kepercayaan di dalam partainya sendiri. Ia yakin, persatuan yang ditunjukkan selama kampanye pemilu, akan terus "berjalan dengan baik" ke depan.

Namun demikian, tidak mengherankan jika dia ragu, terutama ketika menyangkut golongan sayap kiri, yang telah lama bekerja untuk mengarahkan SPD secara signifikan lebih jauh ke kiri. Perkembangan ini mencapai puncaknya pada tahun 2019 ketika duo sayap kiri Esken dan Walter-Borjans mengalahkan Scholz dalam perebutan kursi ketua SPD.

Dalam koalisi SPD, FDP, dan Partai Hijau, ketua SPD sayap kiri dan kelompok parlemen sayap kiri SPD bisa menjadi penyeimbang yang kuat, terutama bagi FDP dengan posisi liberal kelas menengahnya.

Dapatkah Scholz, yang selalu menjadi bagian dari sayap konservatif SPD, melakukan tindakan penyeimbangan ini? Atau apakah SPD cepat atau lambat akan kembali ke pertikaian tradisionalnya? Sementara itu, Scholz berharap partainya belajar dari kesalahannya.

"SPD telah melihat bahwa kita berhasil ketika kita bersatu, seperti yang kita lakukan sekarang," katanya saat kampanye pemilihan. "SPD tidak akan melupakan pengalaman ini." (pkp/ha)