1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikSerbia

PBB Resmi Tetapkan Hari Peringatan Genosida Srebrenica

24 Mei 2024

PBB resmi menetapkan tanggal 11 Juli sebagai hari peringatan genosida Srebrenica, di mana ribuan pria dan remaja laki-laki muslim dibantai. Serbia menentang keras resolusi tersebut karena merasa dicap "negara genosida."

https://p.dw.com/p/4gDo5
Seorang perempuan muslim Bosnia sedang mencari makam salah satu kerabatnya di sebuah situs peringatan pembantaian Srebrencia.
Resolusi terkait hari peringatan genosida Srebrenica diinisiasi oleh Jerman dan Rwanda.Foto: Amel Emric/AP/dpa/picture alliance

Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi menetapkan tanggal 11 Juli sebagai Hari Peringatan Internasional Genosida Srebrenica.

Penetapan terkait hari peringatan tahunan atas pembantaian yang dilakukan pasukan Serbia terhadap sekitar 8.000 pria dan remaja pria muslim Bosnia, yang terjadi tahun 1995 di Srebrenica, itu diputuskan setelah melalui pemungutan suara pada Kamis (24/05) waktu setempat. Sebanyak 84 negara menyatakan setuju, sementara 19 negara menyatakan menolak dan 68 lainnya abstain.

Resolusi ini diprakarsai oleh Jerman dan Rwanda, dua negara yang identik dengan peristiwa genosida pada abad ke-20.

Selain menetapkan 11 Juli sebagai hari peringatan, resolusi itu juga mengecam "segala bentuk penyangkalan" terhadap genosida tersebut dan mendesak negara-negara anggota PBB untuk "mempertahankan fakta yang ada."

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Sebelumnya, dalam suratnya kepada seluruh anggota PBB, Jerman dan Rwanda mengatakan bahwa pemungutan suara menjadi "kesempatan penting untuk bersatu guna menghormati para korban dan mengakui peran penting yang dimainkan oleh pengadilan internasional.”

Ditentang keras Serbia

Serbia dan Serbia Bosnia menyatakan bahwa pemungutan suara tersebut tidak sah. Menurut mereka, lebih banyak negara yang tidak mendukung resolusi tersebut dibanding yang mendukungnya.

Mereka pun menuduh pembuat resolusi telah mencap Serbia sebagai "negara genosida" meskipun resolusi tersebut sudah diubah dengan menambahkan bahwa kejahatan genosida bersifat individual dan tidak dapat dikaitkan dengan kelompok tertentu. 

"Orang-orang yang ingin menstigmatisasi bangsa Serbia telah gagal dan tidak akan pernah berhasil,” kata Presiden Serbia Aleksandar Vucic kepada wartawan setelah sidang PBB tersebut.

"Mereka ingin memberi tanda pada wajah kami dan mereka gagal," tambahnya.

Beberapa jam sebelum pemungutan suara, lonceng gereja telah dibunyikan di seluruh Serbia sebagai bentuk protes.

Gereja Ortodoks Serbia mengaku berharap aksi protes ini akan menyatukan warga Serbia dalam "doa, ketenangan, solidaritas, dan keteguhan dalam berbuat baik, meskipun ada tuduhan yang tidak benar dan tidak adil yang mereka hadapi di PBB."

Apa yang sebenarnya terjadi di Srebrenica?

Pembantaian Srebrenica terjadi menjelang akhir Perang Bosnia, perang yang menewaskan sekitar 100.000 orang.

Tepatnya pada tanggal 11 Juli 1995, pasukan Serbia Bosnia merebut kota Srebrenica, yang pada saat itu merupakan daerah kantong yang dilindungi PBB.

Berhari-hari setelahnya, pasukan Serbia memisahkan 8.000 pria dan remaja laki-laki muslim Bosnia dari istri, ibu, dan saudara perempuan mereka, lantas membantai mereka.

Remembering Srebrenica

Korban yang mencoba melarikan diri pun dikejar sampai ke hutan dan pegunungan di sekitar kota.

Pengadilan Kriminal Internasional untuk bekas Yugoslavia (ICTY) dan Mahkamah Pidana Internasional (ICJ) menganggap peristiwa ini sebagai tindakan genosida. Peristiwa ini juga dianggap sebagai kekejaman terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.

gtp/ (AFP, AP, Reuters)