1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Hukum dan Pengadilan

Pengadilan PBB Tolak Upaya Banding Ratko Mladic

9 Juni 2021

Mantan pemimpin militer Serbia Bosnia Ratko Mladic resmi dipenjara seumur hidup atas perannya dalam genosida dan kejahatan perang lainnya setelah Pengadilan PBB menolak seluruh upaya bandingnya, Selasa (08/06).

https://p.dw.com/p/3uc7J
Jenderal Ratko Mladic (arsip foto Agustus 1995)
Jenderal Ratko Mladic (arsip foto Agustus 1995)Foto: picture-alliance/dpa/D. Vejnovic

Pengadilan Kejahatan Perang PBB pada Selasa (08/06) menguatkan putusan hukuman terhadap pemimpin militer Serbia Bosnia Ratko Mladic, atas perannya dalam genosida di Srebrenica, pengepungan Sarajevo, dan kejahatan perang lainnya.

Putusan tersebut bersifat final, sehingga Mladic yang dijuluki sebagai "Si Penjagal Bosnia” itu tidak dapat mengajukan banding lagi.

Sidang putusan yang dipimpin oleh Hakim Ketua Prisca Matimba Nyambe dari Zambia itu menolak argumen Mladic bahwa Srebrenica dievakuasi atas "alasan kemanusiaan”. Panel beranggotakan lima hakim banding itu juga menolak secara keseluruhan upaya banding yang diajukan oleh jaksa.

Mladic sebelumnyadivonis penjara seumur hidup pada 2017 atas perannya sebagai komandan militer Serbia Bosnia selama perang yang berlangsung dari 1992 hingga 1995.

Siapa Ratko Mladic?

Ratko Mladic (78 tahun) adalah pemimpin pasukan Serbia Bosnia yang bertanggung jawab atas pembantaian tahun 1995 terhadap lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim di kota Srebrenica, Bosnia timur.

Munira Subasic, presiden "Mothers of Srebrenica” mengatakan kepada DW bahwa pasukan Mladic melakukan genosida di manapun yang mereka bisa.

"Bagi kami ‘Mothers of Srebrenica' dia sama seperti Hitler bagi orang Yahudi,” katanya kepada DW Bosnia.

Subasic bersumpah untuk terus berjuang agar ratusan bawahan Mladic diadili. "Kami tahu apa yang terjadi,” ujarnya.

Mladic pertama kali didakwa pada tahun 1995. Namun, ia bersembunyi dan menjadi buronan pengadilan selama 16 tahun.

Awalnya, ia menjalani gaya hidup mewah karena disokong oleh militer Serbia, tetapi nasibnya berubah pada tahun 1999 dengan jatuhnya presiden nasionalis Serbia Slobodan Milosevic.

Mladic akhirnya berhasil ditangkap di rumah sepupunya di Serbia utara pada tahun 2011 dan diserahkan ke tahanan pengadilan di Den Haag.

Kuasa hukumnya sebelumnya mengajukan banding atas hukuman seumur hidup yang dijatuhkan terhadapnya dengan alasan bahwa Mladic tidak bertanggung jawab atas tindakan pasukan di bawah komandonya.

Sebuah putusan penting

Bagi para keluarga korban genosida Mladic, putusan pengadilan pada Selasa (08/06) itu menjadi pengakuan atas trauma yang mereka alami.

Sebelum putusan, jaksa penuntut umum dari PBB Serge Brammertz menekankan bahwa putusan atas Mladic sangat penting bagi para keluarga korban yang terus hidup dengan trauma konflik setiap hari.

"Jika Anda berbicara dengan para penyintas, para ibu (dari Srebrenica) yang kehilangan suami dan putra mereka, hidup mereka benar-benar berhenti pada hari genosida,” ujarnya kepada wartawan.

Seorang wanita Muslim Bosnia menangis di antara kuburan ayahnya, dua kakek dan kerabat dekat lainnya, semua korban genosida Srebrenica.
Seorang wanita Muslim Bosnia menangis di antara kuburan ayahnya, dua kakek dan kerabat dekat lainnya, semua korban genosida Srebrenica.Foto: Getty Images/D. Sagolj

Mela Softic, 37 tahun, yang menghabiskan masa kecilnya di Sarajevo yang terkepung mengemukakan hal senada. Kepada Reuters ia mengatakan: "Dua puluh lima tahun berlalu, tapi saya merasa perang belum berakhir.”

Meski begitu, di antara banyak orang Serbia Bosnia, terutama veteran perang, Mladic dipuja sebagai pahlawan.

Milorad Dodik, pemimpin Bosnia bagian Serbia (Republika Srpska) mengatakan kepada wartawan bulan lalu bahwa "tidak ada genosida di Srebrenica. Tidak ada bukti yang dapat dipercaya atau bukti lain bahwa itu adalah genosida."

gtp/hp (AFP, AP, dpa, Reuters)