1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PBB Minta Bantuan Memberantas Kolera di Haiti

12 November 2010

Perserikatan bangsa-bangsa melancarkan operasi terpadu untuk mengatasi wabah kolera di Haiti yang makin gawat. Untuk itu PBB mengajukan kebutuhan dana sebesar 164 juta dollar, atau sekitar 1,5 trilyun rupiah.

https://p.dw.com/p/Q7dk
Dua anak pasien penderita kolera di RS St. Catherine, Port-au-Prince, Haiti, Jumat (12/11).
Dua anak pasien penderita kolera di RS St. Catherine, Port-au-Prince, Haiti, Jumat (12/11).Foto: AP

Pejabat juru bicara PBB Farhan Haq menjelaskan tingkat kegentingan itu.

Katanya, "Lebih dari 12 ribu orang yang telah dirawat di Rumah Sakit. Lebih dari 800 orang tewas. Dan dicemaskan, 200 ribu orang akan terjangkit kolera dalam berbagai tingkatannya, mulai dari diare ringan hingga kekurangan cairan yang parah. Menurut para ahli epidemi, wabah ini akan terus berjangkit. Karenanya semua sumber daya harus digalang hingga enam bulan ke depan."

Lebih rinci lagi, menurut Elisabeth Byrs dari badan koordinasi kemanusiaan PBB OCHA, dari sepuluh distrik Haiti, sudah lima distrik yang terjangkiti wabah Muntaber ini. Badan-vbadan bantuan juga berjuang keras di ibukota, Port au Prince, mencegah kemungkinan menyebarnya wabah ke kamp-kamp pengungsi yang dihuni sekitar 1,2 juta korban gempa Haiti beberapa waktu lalu.

Warga Haiti Belum Pernah Terjangkit Kolera

Senada dengan itu Organisasi Kesehatan Dunia WHO mencemaskan bahwa epidemi di Haiti tak akan bisa selesai dalam waktu dekat. Dalam dua pekan ini memang tidak ada lonjakan wabah, namun tingkat kematian yang mencapai 6,5 persen, menurut juru bicara WHO Gregory Hartl, masih terlalu tinggi. Salah satu yang merumitkan, kekebalan tubuh warga Haiti terhadap Kolera sangat lemah.

Pasien digendong di sebuah rumah sakit di kota Archaie, Haiti, Senin (08/11).
Pasien digendong di sebuah rumah sakit di kota Archaie, Haiti, Senin (08/11).Foto: AP

Karena, dijelaskan juru bicara WHO Gregory Hartl, "Tak seorang pun di Haiti yang pernah mengalami terjangkit kolera. Dengan demikian penduduk Haiti sangat rentan terhadap bakteri penyebab kolera. Dan begitu berada dalam sistem penyaluran air, bakteri itu akan dengan gampang menulari warga. Kendati yang sudah terjangkiti itu tidak serta merta menunjukkan gejala penyakitnya. Ini suatu penyakit yang apa boleh buat, memang mewabah."

Organisasi masyarakat pemenang Nobel perdamaian dan Dokter Lintas Negara (MSF) memperingatkan, jika laju wabah tetap seperti ini, tim medis akan sangat kewalahan. Ruma sakit dan klinik tak akan mampu menampung, dan perawatan pasien akan terpaksa dilakukan di jalanan.

OCHA: Diperlukan Dana Mendatangkan Dokter dan Obat

Menurut Elisabeth Byrs dari OCHA, ajuan dana sebesar 164 juta dolar untuk program terpadu ini diagendakan untuk mendatangkan lebih banyak lagi dokter, obat-obatan, peralatan kesehatan, dan peralatan penyulingan air. Mereka berpacu dengan waktu, karenanya dana itu, kata Byrs, sangat dibutuhkan secepatnya.

Masalahnya, bantuan ke Haiti sejauh ini sangat lambat. Dana untuk rekonstruksi Haiti yang hancur akibat gempa, baru datang kurang dari 40 persennya. Dari AS misalnya, dana bantuan pertama baru akan datang, itupun Cuma 10 persen dari total bantuan yang mereka janjikan. Dengan kenyataan itu, ajuan PBB untuk pendanaan baru bagi penanganan kolera Haiti, dicemaskan akan duianggap angin lalu. ´

Betapapun, juru bicara PBB Farhan Haq mengungkapkan optimismenya, "Beberapa pekan lalu kita masih berbicara tentang beberapa puluh kasus. Sekarang kita bicara tentang kemungkinan terjangkitnya 200 ribu orang --dengan segala tingkatannya. Jadi kalau dilihat apa yang harus dilakukan untuk mencegah 200 ribu orang dari keterjangkitan yang parah dan kematian, sumlah uang yang kami minta itu tak bisa dibilang terlalu besar. Kami yakin orang semua memahami bahwa ini tantangan yang baru dan gawat, yang harus direspons dengan sangat cepat. Karenanya kami yakin akan mendapatkan dana yang diperlukan."

Ging Ginanjar/rtr/ap/afp/dpa

Editor: Luky Setyarini