1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pasca Pemilu Situasi di Iran Tetap Tegang

15 Juni 2009

Mir Hussein Mussawi sudah membatalkan rencana rapat umum. Namun situasi di Iran tetap tegang. Dewan pengawas tertinggi akan mengkaji gugatan kandidat yang kalah dalam 10 hari.

https://p.dw.com/p/I9zC
Para pendukung Ahmadinejad rayakan kemenangan calonnya di Teheran Minggu (14/6).Foto: DW

Situasi di ibukota Iran, Teheran hari Senin (15/6) dilaporkan tetap tegang. Mantan PM Mir Hussein Mussawi menyatakan membatalkan rencananya berpidato di pusat kota Teheran di hadapan para pendukungnya. Hal itu berkaitan dengan pengumuman kementrian dalam negeri Iran yang menyebutkan aksi demonstrasi di jalanan untuk memprotes kemenangan Mahmud Ahmadinejad sebagai ilegal. Dua hari berturut-turut aksi protes di Iran, dibubarkan oleh aparat keamanan dengan aksi kekerasan. Menyikapi hal itu, para pendukung Mussawi juga mengajukan gugatan, untuk pembatalan hasil pemilu pada Jumat lalu, yang dituduh penuh kecurangan.

Sementara hari Minggu kemarin, Ahmadinejad dalam pidato di depan para pendukungnya, yang menggelar pawai kemenangan di Teheran mengatakan, pemilu di Iran ini adalah yang paling bersih. Ia juga memaklumi jika ada pihak yang merasa tidak puas. Ahmadinejad menegaskan : “Setiap kali setelah digelar pemilu pasti terdapat pihak yang tidak puas. Seperti juga saat ini.“

Pemerintah Iran juga melontarkan ancaman, akan memberantas setiap aksi protes, yang meniru revolusi beludru. Sejauh ini polisi telah menahan sekitar 200 demonstran, termasuk sejumlah tokoh pro-reformasi. Juga sulit memperoleh informasi independen dari peristiwa tsb. Penyebabnya, polisi mengusir seluruh wartawan asing dari Teheran. Gambar-gambar yang disebarkan ke seluruh dunia, hampir semuanya buatan amatir yang direkam menggunakan kamera handphone. Sekarang para penentang Ahmadinejad juga mengkhawatirkan, pemerintah bisa saja memutuskan semua akses internet di negara itu.

Menanggapi hasil pemilu presiden di Iran itu, sejumlah negara barat sudah melontarkan pernyataan merasa kecewa. Komisi Uni Eropa menuntut agar tuduhan dilakukannya kecurangan dalam pemilu, segera diusut. Petugas urusan luar negeri Uni Eropa, Javier Solana mengatakan, pihaknya mengharapkan agar keinginan rakyat Iran juga dihormati. Dalam waktu bersamaan Uni Eropa juga menegaskan, akan tetap mengupayakan dialog dengan Iran. Pemerintah Jerman sudah memanggil dutabesar Iran di Berlin, untuk menyampaikan nota protes atas aksi kekerasan terhadap para demonstran.

Pemerintah AS kini berada dalam tekanan berkaitan hasil pemilu di Iran itu. Sepekan lalu dalam pidatonya di Universitas Kairo, presiden Barack Obama mengulurkan tangannya kepada pemerintah di Teheran. Ia mengatakan : “Banyak yang harus didiskusikan diantara kedua negara. Dan kami hendak melangkah ke depan, tanpa syarat apapun dan berbasis pada sikap saling menghormati.“

Setelah pemilu, pada saat aksi-aksi protes dan mencermati tuduhan dilakukannya kecurangan, Obama lewat jurubicaranya menegaskan, AS terus memantau tuduhan menyangkut kecurangan pemilu tsb. Juga wakil presiden AS, Joe Biden meragukan bahwa Ahmadinejad benar-benar memenangkan pemilu secara bersih, jika menyaksikan pembungkaman kebebasan pers dan penindasan aksi protes damai. Namun Biden menegaskan, juga setelah pemilu, politik AS terhadap Iran tidak akan berubah. Tidak peduli siapa yang menjadi pemenang, dan bagaimana caranya memenangkan kekuasaan.

“Kepentingan kami, sebelum dan sesudah pemilu tetap sama. Kami menghendaki Iran tidak lagi berusaha membuat dan memiliki senjata atom. Dan mereka juga tidak lagi mendukung terorisme“, kata Biden mengatakan lebih lanjut.

Semua pihak kini menantikan dengan tegang, bagaimana perkembangan situasi selanjutnya di Iran. Sementara ini dewan pengawas tertinggi di Iran mengumumkan, akan membahas gugatan dua kandidat yang kalah dalam waktu 10 hari. Keputusan dewan pengawas tertinggi menyangkut siapa pemenang pemilu, merupakan fatwa yang tidak bisa digugat lagi.




AS/dpa/AP/AFPE/RTRD

Editor : Asril Ridwan