1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Media Asing Sorot Bioenergi Hingga Unicorn

18 Februari 2019

Wacana penggunaan bioenergi dari kelapa sawit hingga jargon unicorn menjadi sorotan beberapa media asing pasca debat Pemilihan Presiden (Pilpres) kedua.

https://p.dw.com/p/3DYmF
Indonesien Präsidentschaftswahlen TV-Debatte Joko Widodo und Prabowo Subianto
Foto: Reuters/W. Kurniawan

Beberapa media asing turut meramaikan jagat pemberitaan seputar debat pilpres putaran kedua yang diikuti presiden petahana Joko Widodo dan calon presiden Prabowo Subianto. Tema dalam debat itu adalah seputar energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam dan lingkungan hidup. Dalam perdebatan, pembahasannya meliputi istilah unicorn, pemaksimalan penggunaan bioenergi kelapa sawit hingga isu ketahanan pangan.

Salah satu media dari Australia, ABC, membahas maraknya gambar-gambar lelucon mengenai unicorn di media sosial. Berita dengan judul "Unicorn menjadi simbol yang tidak terduga pada debat Pilpres kedua Indonesia" dirilis dilaman abc.net.au. Mispresepsi istilah unicorn mengundang banyak warga net membuat meme-meme mengenai istilah tersebut. Di samping hal tersebut, ABC juga membahas soal pendekatan berbeda kedua kandidat untuk menyelesaikan masalah agrikultur dan ketahanan pangan. ABC mengggarisbahwahi bagaimana Jokowi permisif terhadap impor agar mencapai ketahanan pangan sedangkan Prabowo lebih tekankan swasembada pangan.

Baca juga: Mulai Dari Pencemaran Hingga Unicorn, Ramainya Celoteh Warganet Dalam Debat Pilpres Kali ini

Hal serupa juga terpampang pada laman media internasional yang berbasis di Qatar, Al Jazeera. "Apa itu unicorn?: Kandidat presiden Indonesia tersandung pada jargon teknologi". Pada laman aljazeera.com, berita tersebut membahas soal kebingungan Prabowo seputar istilah unicorn dan pemanfaatan hal tersebut oleh pendukung Jokowi untuk menyerang kubu lawan. Namun, kritik  mengenai kebakaran hutan juga menjadi poin yang dicatat Al Jazeera. media tersebut mengutip cuitan Greenpeace di Twitter mengenai kebakaran hutan yang masih terjadi setiap tahun sejak tahun 2015.

Sementara media Singapura, Straits Times, memasang judul "Jokowi dan Prabowo berseteru dengan masalah ekonomi dalam debat Pilpres Indonesia kedua" pada laman straitimes.com.  Dalam pembahasannya Straits Times menyoroti perdebatan kedua kandidat soal capaian infrastruktur serta inefisiensi pembangunannnya. Hasil pembangunan infrastruktur pada masa pemerintahan Jokowi disandingkan pertanyaan soal inefisiensi proyek-proyek pembangunan infrastruktur oleh Prabowo. Di samping itu ketahanan pangan yang akan bersinergi dengan Industri 4.0 juga menjadi sorotan media tersebut.

Sedangkan Channel NewsAsia, media yang juga berada di Singapura, membahas soal keseriusan kedua kandidat dalam pemanfaatan bioenergi dari kelapa sawit. Artikel dengan judul "Calon presiden Indonesia bersumpah swasembada energi melalui minyak sawit" terpasang di laman channelnewsasia.com. Channel NewsAsia memaparkan bahwa kedua kandidat satu suara dalam isu pemanfaatan bahan bakar minyak sawit sebagai komoditas utama negara. Kerja sama Pertamina dengan perusahaan minyak asal Italia, Eni, untuk membangun kilang-kilang minyak bahan bakar kelapa sawit menjadi salah satu pembahasan dalam artikel tersebut, menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia serius untuk kembangkan biodiesel kelapa sawit. yp/ap (abc, al jazeera, channelnewsasia, straitstimes)