1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Berarti Kejelasan bagi Eropa

Michael Knigge8 November 2012

Pemilihan kembali Obama dianggap berita bagus bagi Eropa dan hubungan Transatlantik. Tetapi dengan kemenangannya tuntutan bagi Eropa meningkat.

https://p.dw.com/p/16fNP
U.S. President Barack Obama arrives to address his election night victory rally in Chicago, November 6, 2012. REUTERS/Larry Downing (UNITED STATES - Tags: POLITICS ELECTIONS USA PRESIDENTIAL ELECTION)
Foto: REUTERS

Harapan negara-negara Eropa tercapai. Barack Obama terpilih untuk masa jabatan kedua, seperti diharapkan sebagian besar warga Eropa. Bagi pengamat yang menganalisa situasi di AS, terpilihnya Obama adalah berita baik. "Jajak pendapat menunjukkan, politik Obama jelas lebih cocok dengan pandangan sebagian besar warga Eropa dibanding Romney", kata Marius Busemeyer, pakar politik di Universitas Konstanz.

"Bagi Eropa, itu artinya kejelasan", demikian ditekankan Heinz Gärtner dari Institut Politik Internasional di Wina. "Jika Romney terpilih, hubungan AS dengan Eropa jadi sangat tidak jelas, karena ia sudah mengubah beberapa kali posisinya terhadap perkembangan global." Bagi Obama, setelah kemenangannya, tidak ada alasan untuk mengubah politik Eropa, demikian ditambahkan Vincent Michelot, pakar AS di Universitas Sciences Po di Lyon. "Di lain pihak itu bisa berarti, Obama akan menuntut Eropa untuk menggerakkan ekonominya. Karena perbaikan ekonomi AS juga tergantung pada perbaikan situasi ekonomi Eropa."

Peran Internasional Lebih Besar

Tetapi di samping ekonomi, pemerintahan Obama juga bisa menuntut Eropa untuk lebih mengambil peranan bersama AS. Sebagai contohnya, Gärtner menyebut upaya bersama untuk mencari jalan keluar bagi konflik program nuklir Iran. Tetapi juga dalam tema yang sangat penting bagi Eropa, Obama dapat berharap akan mendapat dukungan Transatlantik, yaitu di bidang perlindungan iklim dan politik lingkungan hidup, yang kembali ditempatkan Obama dalam rencana politiknya.

Nato-Generalsekretär Anders Fogh Rasmussen (l) und US-Präsident Barack Obama begrüßen Bundeskanzlerin Angela Merkel am Sonntag (20.05.2012) in Chicago, USA, zum Nato-Gipfel. Die Staats- und Regierungschefs der 28 Nato-Staaten wollen auf dem zweitägigen Gipfel in der nordamerikanischen Stadt am Michigansee über eine engere Zusammenarbeit bei größeren Rüstungsprojekten, über die Nato-Raketenabwehr und die Zukunft der taktischen Atomwaffen in Europa beraten . Foto: Peer Grimm dpa +++(c) dpa - Bildfunk+++
Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Barack ObamaFoto: picture-alliance/dpa

Walaupun politik luar negeri AS jelas mengarah ke Asia, bagi para pakar, Eropa tetap menjadi mitra terpenting dan terpercaya bagi AS. "Saya pikir orientasi baru AS ke arah Pasifik terlalu berlebihan", kata Michelot. AS tidak pernah meninggalkan Eropa sepenuhnya, dan hubungan tetap hangat, ditambahkan Michelot. Dibanding Eropa, AS juga harus mengurus masalah lebih besar. Krisis ekonomi di Eropa memang mengkhawatirkan Washington, tapi tidak bisa dibandingkan dengan program nuklir Iran atau ancaman global lainnya.

Romney Mungkin Akan Pecah-Belah Eropa

Tapi bagi Eropa juga tidak benar untuk berpaku pada hubungan Transatlantik selama ini, kata para pakar. Pertama, karena AS di masa datang akan memusatkan perhatian ke bagian lain dunia. Kedua, karena Obama tidak punya hubungan pribadi dengan Eropa, lain dengan presiden-presiden AS sebelumnya.

Namun demikian, bagi Eropa Obama tetap orang yang lebih tepat untuk menjadi Presiden. "Keputusan itu sangat baik bagi Eropa", ditekankan Gärtner. "Jika Romney menjadi presiden, perpecahan akan timbul di Eropa, seperti halnya di jaman pemerintahan George W. Bush. Politik Romney terhadap Cina, Rusia dan Timur Tengah akan memecah-belah Eropa, dan itu sama dengan bencana bagi Eropa."