1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Negara Islam Berencana Gunakan Emas, Waspadai Sanksi Dagang

Detik News
23 Desember 2019

Sejumlah negara Islam berencana menjadikan emas sebagai alat pembayaran internasional. PM Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, ini perlu dilakukan agar negara Islam bisa mandiri menghadapi ancaman ekonomi masa depan.

https://p.dw.com/p/3VFVe
Mahathir Mohamad besucht China
Foto: Reuters

Sejumlah negara islam seperti Iran, Malaysia, Turki, dan Qatar sedang mempertimbangkan untuk membuka jalur perdagangan sendiri menggunakan emas. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menjelaskan perdagangan akan menggunakan skema barter sebagai salah satu langkah lindung nilai atau hedging.

Mahathir mengungkapkan hal ini perlu dilakukan karena negara-negara islam harus mandiri dalam menghadapi ancaman perekonomian di masa depan. 

"Kita melihat negara-negara yang membuat keputusan sendiri untuk hukuman seperti itu (tarif). Malaysia dan negara lain juga harus selalu ingat, hal itu bisa terjadi pada kita," kata Mahatir dikutip dari Reuters, Senin (23/12/2019).

Sekadar informasi, negara-negara Arab yang bersekutu dengan Amerika Serikat (AS) yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir melakukan pemutusan hubungan diplomatik dan hubungan dagang dengan Qatar sejak dua tahun lalu. Qatar dituduh mendukung kegiatan terorisme. 

Kemudian Iran menjadi negara berikutnya yang diberikan sanksi oleh AS.

"Saya menyarankan agar kita menimbang kembali perdagangan menggunakan dinar emas dan barter di antara kita," ujar dia.

Dia mengaku serius untuk menjalankan misi perdagangan ini dan bisa segera menemukan mekanisme untuk menerapkan dalam waktu cepat. 

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ini dikritik keras oleh Arab Saudi karena dinilai berseberangan dengan Organisasi Kerjasama Islam (OIC) yang berbasis di Saudi. Selain membahas skema perdagangan baru, KTT ini juga membahas tentang masalah besar yang terjadi pada umat Islam seperti Palestina, Kashmir dan Muslim Rohingya di Myanmar hingga Uighur di Xinjiang. (Ed: pkp/rap)

 

Baca selengkapnya: detiknews

Negara Islam Mau Jadikan Emas Sebagai Alat Tukar, Dolar AS 'Dibuang'