1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NASA Ubah Nama Batu Es Berkonotasi Nazi

13 November 2019

NASA mengganti nama sebuah batu es kecil di luar Pluto menjadi Arrokoth, karena julukan Ultima Thule dianggap mengandung konotasi Nazi.

https://p.dw.com/p/3SutY
Ultima Tuhe im Weltraum
Foto: picture.alliance/AP Photo/NASA

NASA secara resmi menamai batu es kecil di luar Pluto, setelah sebelumnya membatalkan nama panggilan yang diduga memiliki konotasi Nazi. Hal ini menandai awal baru bagi para ilmuwan yang mempelajari MU69 2014.

NASA pada Selasa (12/11) secara resmi menyebut pihaknya menjelajahi dunia yang paling jauh yang pernah disambangi yakni "Arrokoth", setelah julukan awalnya "Ultima Thule" menarik reaksi karena mengandung konotasi Nazi.

Arrokoth atau "langit" dalam bahasa penduduk asli Amerika Powhatan, adalah batu es yang berjarak 4 miliar mil atau setara dengan 6,4 miliar kilometer jauhnya dari bumi. Pesawat ruang angkasa NASA, New Horizon terbang melewati dunia es kecil tiga setengah tahun setelah menjelajahi Pluto.

"Nama 'Arrokoth' mencerminkan inspirasi melihat ke langit," kata pemimpin ilmuwan Alan Stern dari Southwest Research Institute dalam sebuah pernyataan, "dan bertanya-tanya tentang bintang-bintang dan dunia di luar kita."

Baca Juga: Riset Misi Apollo di Bulan Dorong Terobosan Teknologi Ruang Angkasa

Tim New Horizons, dioperasikan dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins di Maryland, memilih nama untuk batu tersebut, yang memiliki sebutan teknis MU69 2014, karena ikatan Powhatan dengan wilayah Chesapeake Bay. Mereka mendapat persetujuan untuk menggunakan nama dari tetua suku dan perwakilan Powhatan, menurut NASA.

Julukan yang berkonotasi Nazi

Tim pesawat ruang angkasa NASA memberi julukan Ultima Thule karena mitos dalam sastra Yunani dan Romawi yang digambarkan sebagai "perbatasan dunia yang dikenal."

Namun, nama itu dikonotasikan oleh okultis Jerman sayap kanan pada awal abad ke-20 sebagai rumah leluhur dongeng dari orang-orang "Arya", istilah yang digunakan untuk menggambarkan proto-Indo-Eropa. Anggota Masyarakat Thule mendirikan partai politik yang berevolusi menjadi partai Nazi Adolf Hitler.

Baca Juga: NASA Sukses Luncurkan Roket Falcon 9 dan Kapsul Crew Dragon

NASA menegaskan bahwa Ultima Thule hanyalah nama panggilan, menurut Agence France Presse. Organisasi luar angkasa Amerika itu tidak mengatakan apakah kontroversi Nazi mempengaruhi keputusan mereka untuk membuang nama panggilan itu.

ha/vlz (AFP/AP)