1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Muncul Klaster Secapa AD, Warga Sekitar Wajib Rapid Test

Detik News
10 Juli 2020

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil imbau warga Kota Bandung tidak panik terkait temuan 1.262 kasus positif COVID-19 di Secapa AD di Hegarmanah, Kota Bandung. Warga sekitar diwajibkan mengikuti rapid test.

https://p.dw.com/p/3f5S3
Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat
Foto: Imago Images

Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Hegarmanah, Cidadap, Kota Bandung menarik perhatian publik setelah ditemukan 1.262 kasus positif COVID-19. Sebanyak 17 orang dirawat di rumah sakit rujukan, sementara 1.245 orang lainnya tanpa gejala atau OTG dan dikarantina mandiri.

Menanggapi kejadian luar biasa tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau agar warga kota Bandung tidak panik. Pasalnya, institusi militer lebih siap melakukan penanganan dan lebih disiplin dalam melakukan karantina orang yang terpapar virus Corona.

"Saya menelepon langsung Panglima TNI. TNI ini punya sistem yang lebih siap dan lebih banyak. Pengetesan massal mandiri swabnya oleh RSPAD. Kemudian, dipahami dan disepakati bahwa panglima TNI juga turut mewaspadai pusat pendidikan yang lain, media juga bisa melihat mayoritas OTG, hanya 17 yang dirawat dari seribuan sekian," ujar Kang Emil -sapaan Ridwan Kamil- di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (10/07).

"Ini mengindikasikan penyembuhan 14 hari di Secapa ini bisa berlangsung dengan cepat. Karena yang masuk ke lembaga pendidikan itu adalah orang yang sehat, kuat, masuk virus ke respiratorinya, sembuhnya juga dari pengalaman di Sukabumi (Setukpa) itu hampir 100 persen, warga jangan panik," ucap Kang Emil.

Warga sekitar wajib rapid test

Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (GTPP Jabar) pun mewajibkan warga yang bermukim di sekitar Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung untuk mengikuti rapid test.

"Kami sudah bersepakat dengan pak walikota, sebagai pembina Gugus Tugas kota Bandung, pengetesan lingkungan sekitar wajib hukumnya, tidak boleh menolak. Itu akan kami lakukan secepatnya," ujar kang Emil.

Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M. Danial memastikan, selain rapid test, pihaknya juga akan melakukan swab test pada Minggu (12/07). Pemeriksaan akan dilakukan Balai Kota Bandung.

"Insyaallah, Kota Bandung siap untuk melaksanakan arahan dari gubernur. Sesunggunya, Setelah mendengar informasi ada klaster di lingkungan Hegarmanah ini, saya langsung bergerak menginstruksikan kepada Gugus Tugas Kota Bandung, untuk melakukan rapid," katanya.

Risiko pelonggaran

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono menyebut munculnya klaster baru Corona Secapa AD sebagai risiko dari pelonggaran dari pembatasan yang sebelumnya dilakukan.

"Itu risiko dari pelonggaran, akan ada klaster-klaster baru yang tidak terpikirkan. Ketika Singapura juga kayak gitu, tiba-tiba ada klaster baru di rumah susun pekerja migran, gitu kan. Polanya hampir sama itu. Jadi begitu dilonggarkan akan timbul klaster baru," kata Pandu kepada wartawan, Kamis (09/07).

Pandu menilai Secapa di Bandung perlu diisolasi. Kalau tidak, sebut dia, penularan bisa terjadi kepada masyarakat.

Menurut Pandu, semakin banyak masyarakat yang dilaporkan terkonfirmasi positif Corona sangat bagus untuk mempercepat pelacakan dan melakukan isolasi. Namun, dia tetap mengingatkan masyarakat akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi begini, kunci untuk jangka panjang itu kan memang begitu, testing, melakukan lacak kasus, terus melakukan isolasi mereka yang positif. Yang menjadi masalah yang nggak ketahuan, OTG kan itu terus menularkan, itu berbahaya. Dengan banyak testing begini, pasti negara-negara yang testing-nya banyak itu kasusnya cepat turun," sebut Pandu.

(Ed: rap/as)

Baca selengkapnya di: DetikNews

Muncul Klaster Secapa AD, Ridwan Kamil Minta Warga Tak Panik

Warga Sekitar Secapa AD Tolak Rapid Test, Ridwan Kamil: Hukumnya Wajib

Secapa AD Jadi Klaster Corona, Epidemiolog UI Bicara Risiko Pelonggaran