1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menjelang Pemilu Presiden di Timor Leste

Edith Koesoemawiria9 Maret 2007

Pemilu direncanakan berlangsung 9 April mendatang. Presiden saat ini, Xanana Gusmao, telah menyatakan tidak akan mencalonkan diri lagi.

https://p.dw.com/p/CP8F
Tahun 2002 pemilu pertama di Timor Leste
Tahun 2002 pemilu pertama di Timor LesteFoto: AP

Saat ini ada tujuh berkas kandidat presiden yang sedang diteliti pengadilan Timor Leste. Namun hanya satu orang perempuan yang pasti tampil sebagai kandidat, yaitu Lucia Lobato pengacara yang anggota Partai Sosial Demokrat. Seorang perempuan lain, Dr Angela Freitas, Ketua Partai Buruh Trabalhista sudah menyatakan niatnya, tapi masih belum pasti. Ia mengatakan, mungkin akan mengurungkan pencalonannya, bila tersirat proses pemilihan ini tidak berlangsung demokratis.

Sikap Freitas berkaitan dengan pandangannya mengenai situasi di Timor Leste yang sejak April tahun lalu terombang-ambing krisis internal. Aniceto Neves, peneliti dari Yayasan Hak di Dili menilai krisis itu merupakan akumulasi dari sejumlah masalah yang kurang mendapat perhatian pemerintah.

“Masalah sosial dan ekonomi tidak ditangani dengan baik, karenanya politik mulai mendominasi dan fraksi-fraksi politik menggunakan konflik untuk menyerang satu sama lain.” Demikian dinyatakan Aniceto Neves.

Sementara Monika Schlicher, analis politik Timor Leste dari organisasi Watch Indonesia di Berlin menilai penting pemilihan Presiden mendatang ini, justru karena situasi kritis tersebut.

Monika Schlicher menambahkan, "Saya sangat berharap bahwa pemilihan umum akan berlangsung April depan, walaupun ada kepentingan sejumlah pihak yang diuntungkan bila pemilihan ini tidak jadi. Negara itu membutuhkan pemilu, justru karena pemerintah yang sekarang juga tidak bisa menyelesaikan masalahnya. Di sini ada masalah sosial dan politik, sementara pemerintah tidak memiliki kepercayaan rakyat lagi.”

Kampanye untuk pemilihan Presiden Timor Leste direncanakan berlangsung dari 26 Maret hingga 6 April 2007. Pemenang hadiah Nobel, Perdana Menteri Jose Ramos Horta, mengumumkan pencalonannya akhir Februari lalu, di muka 2.000 pendukungnya di Laga Kabupaten Baucau. Ia dan Avelino Coelho da Silva dari Partai Sosialis diperkirakan akan tampil sebagai kandidat independen.

Selain mereka, sejumlah anggota parlemen telah menyatakan pencalonannya. Antara lain, Joao Carrascalao, politisi konservatif dari Partai Kesatuan Demokratis UDT, Fernando de Araujo, salah satu pendiri Partai Demokratis PD yang ketika memimpin gerakan mahasiswa dikenal sebagai La Sama, dan Manuel Tilman dari partai progresif KOTA.

Sementara partai kiri Fretilin yang berkuasa mencalonkan juru bicara parlemen Francisco Lu’olo Guterres yang memiliki dukungan kuat dalam partainya. Dengan begitu, mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri sekarang tidak tampil, meski ia memiliki peluang untuk mencalonkan diri, setelah dibebaskan dari dakwaan terlibat membagikan senjata kepada kelompok milisi dan warga sipil.