1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mayoritas Warga G20 Percaya Titik Kritis Iklim Sudah Dekat

17 Agustus 2021

Sekitar 58% orang di negara-negara G20 merasa khawatir akan kondisi Bumi, namun orang di negara-negara berkembang yang cenderung bersedia melindunginya, demikian hasil survei global yang dirilis pada Selasa (17/08).

https://p.dw.com/p/3z4Lu
Kebakaran hutan di Yunani
Kebakaran hutan dan lahan di Yunani, Senin (16/08)Foto: Thanassis Stavrakis/AP Photo/picture alliance

Sekitar 73% orang kini percaya bahwa iklim di Bumi telah mendekati "titik kritis” yang tidak dapat diubah akibat aktivitas manusia, demikian menurut sebuah survei global yang dirilis pada Selasa (17/08).

Survei yang dilakukan oleh Global Commons Alliance (GCA) dan Ipsos MORI itu menunjukkan bahwa 58% responden di negara-negara G20 merasa sangat khawatir tentang kondisi planet Bumi. Survei juga menunjukkan bahwa empat dari lima responden ingin berbuat lebih banyak untuk melindungi planet Bumi.

"Dunia ini tidak berjalan dalam tidurnya menuju bencana. Orang-orang tahu bahwa kita mengambil risiko besar, mereka ingin berbuat lebih banyak, dan mereka ingin pemerintah berbuat lebih banyak,” kata Owen Gaffney, penulis utama laporan tersebut.

Warga negara berkembang lebih peduli iklim?

Survei ini juga menunjukkan bahwa orang-orang di negara-negara berkembang cenderung lebih bersedia untuk melindungi alam dan iklim daripada mereka yang tinggal di negara-negara yang lebih kaya.

Seperti di Indonesia, sebanyak 95% responden mengatakan mereka akan berbuat lebih banyak untuk planet ini. Di Afrika Selatan, angkanya sebanyak 94%. Namun, di Jerman dan Amerika Serikat, responden yang bersedia berbuat lebih banyak untuk planet ini hanya 70% dan 74%.

Sementara itu, meskipun 59% dari orang yang disurvei mengatakan percaya pada dibutuhkannya transisi cepat untuk menjauh dari bahan bakar fosil, hanya 8% yang mengakui dibutuhkannya pergeseran ekonomi skala besar dalam dekade ini.

Menurut Gaffney survei tersebut menunjukkan bahwa manusia benar-benar ingin melakukan sesuatu untuk melindungi alam, tapi terkendala kurangnya informasi dan finansial terkait apa yang bisa mereka lakukan.

Sementara itu, melihat mayoritas warga di negara-negara terkaya di dunia khawatir akan keadaan Bumi dan ingin melindunginya, ahli lingkungan dari Kenya Elizabeth Wathuti menyebut bahwa hal ini seharusnya membuka mata para pemimpin dunia untuk berbuat lebih banyak. "Warga ingin menjadi pengurus planet. Ini harus menjadi wake-up call bagi pemimpin di seluruh dunia,” ujarnya.

Survei digelar sebelum laporan IPCC rilis

Survei oleh GCA dan Ipsos MORI ini dilakukan jauh sebelum laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) yang menggemparkan dunia diluncurkan pada pekan lalu.

Laporan IPCC tersebut memperingatkan bahwa Bumi diprediksi menjadi 1,5 derajat Celsius lebih panas dibanding masa pra-industri di tahun 2030 – satu dekade lebih awal dari yang diproyeksikan tiga tahun lalu.

gtp/hp (AFP)