1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJerman

Masa-masa Makmur Jerman Akan Berakhir?

William Noah Glucroft
1 Juli 2022

Perang di Ukraina yang memicu kenaikan harga membuat orang Jerman khawatir tentang standar hidup mereka. Warga berpendapatan paling rendah yang akan paling merasakan dampaknya.

https://p.dw.com/p/4DWpq
Cafe di pusat kota Berlin
Cafe di pusat kota BerlinFoto: Maja Hitij/Getty Images

Harga-harga bahan makanan dan energi sedang melonjak di Jerman, banyak orang mulai berbelanja dengan lebih teliti dan membandingkan harga. Tapi dari angka penjualan, ada beberapa jenis barang yang tidak terdampak perkembangan ini. Misalnya saja penjualan alpukat. Itu karena kebanyakan warga yang biasanya membeli alpukat, yang di Jerman harganya cukup mahal, adalah orang-orang yang punya penghasilan lebih tinggi. Jadi mereka tidak terlalu terganggu dengan kenaikan harga.

"Harga semuanya sudah naik," kata Stephanie Lynch, barista di cafe Blaue Bohne di sebuah kawasan mahal di Berlin. "Semua yang kami gunakan di sini, harganya sudah naik: cangkir kertas, karton, tas yang kami gunakan untuk memasukkan kopi. Semuanya."

Dia mengatakan, harga minuman di cafe-nya juga sudah naik untuk mengimbangi kenaikan harga itu. Dan sebentar lagi mungkin harganya akan dinaikkan lagi. Padahal sebelumnya, selama bertahun-tahun harga secangkir kopi di cafenya stabil. Tapi bagi dia belum ada masalah besar, karena banyak pelanggan yang tetap datang dan bersedia membayar harga yang lebih tinggi.

Cafe di Berlin
Sekalipun harga-harga naik, cafe dan restoran di Berlin tetap ramaiFoto: William Glucroft/DW

Inflasi bebani konsumen berpenghasilan rendah

Inflasi saat ini di Jerman sudah mencapai 8%, dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu, menurut Kantor Statistik Jerman. Kenaikan harga terutama terjadi pada energi (38%) dan bahan makanan (11%). Yang merasakan dampaknya terutama warga berpenghasilan rendah atau tanpa penghasilan, karena mereka menggunakan sebagian besar uangnya untuk energi dan makanan.

"Tentu saja, konsekuensi dari krisis saat ini langsung dirasakan," kata Markus Grabka, peneliti senior di Institut Jerman untuk Riset Ekonomi DIW. "Rumah tangga berpenghasilan rendah lebih terpukul oleh kenaikan biaya energi daripada mereka yang berpenghasilan menengah atau lebih tinggi."

Harga makanan pokok seperti minyak goreng, tepung, daging, susu, dan telur semuanya menunjukkan kenaikan dua digit. Menurut sebuah studi oleh Allianz Trade, biaya untuk makan per orang tahun ini mungkin secara keseluruhan naik sekitar 250 euro setahun.

kaum muda Jerman berdemonstrasi selama KTT G7
Beberapa kaum muda Jerman berdemonstrasi selama KTT G7 menuntut penurunan harga energiFoto: Martin Meissner/AP/picture alliance

Kapan lonjakan harga berakhir?

Kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama akan dialami oleh para pensiunan dengan uang pensiun kecil. Ada lebih dari 560.000 pensiunan di Jerman yang membutuhkan tunjangan sosial tambahan dari pemerintah karena dana pensiun mereka terlalu rendah, bahkan di bawah garis kemiskinan. Meningkatnya biaya makanan dan energi belakangan ini makin menyudutkan mereka.

Para ekonom masih memperdebatkan seberapa tinggi harga akan terus naik dan untuk berapa lama. Beberapa pengamat optimis, harga untuk sektor tertentu akan mulai turun. Tapi kalaupun harga bahan mentah di pasaran mulai turun, masih ada jalan panjang sampai penurunan itu bisa sampai ke konsumen. Terutama jika rantai pasokan masih belum lancar.

Perusahaan produksi akan menerima bahan mentah terlambat, sehingga produksinya juga terhambat. Ini akan membuat produk semakin langka di pasaran dan akibatnya harga akan naik. Jadi skenario yang mungkin terjadi adalah, harga-harga akan naik drastis dulu, sebelum pelahan-lahan stabil lagi.

"Kekhawatiran saya adalah, bahwa kita bisa menghadapi situasi yang sangat mengkhawatirkan dalam beberapa minggu atau bulan ke depan," kata Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner kepada stasiun televisi publik, ZDF. "Kami akan menglami tiga hingga empat, mungkin lima tahun masa kekurangan, sebelum ada titik terang."

(hp/as)