1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikBrasil

Lula da Silva Resmi Dilantik sebagai Presiden Brasil

2 Januari 2023

Di hari pelantikannya sebagai presiden, Lula da Silva berjanji membangun kembali Brasil dari "reruntuhan" yang ditinggalkan pemerintahan sebelumnya. Ia juga berjanji untuk memerangi deforestasi Amazon.

https://p.dw.com/p/4Lcsf
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva saat berkendar menuju Istana Planalto, 1 Januari 2023.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva saat berkendar menuju Istana Planalto, 1 Januari 2023.Foto: Ueslei Marcelino/REUTERS

Luiz Inacio Lula da Silva resmi disumpah sebagai Presiden Brasil pada Minggu (01/01), jabatan yang pernah dipegangnya dari 2003-2010.

Pria berusia 77 tahun itu berhasil meraih masa jabatan ketiganya setelah mengalahkan petahana sayap kanan Jair Bolsonaro pada Oktober 2022 dalam sebuah pemilihan presiden paling ketat dalam beberapa dekade.

Janji Lula untuk Brasil

Saat mengambil sumpah jabatan, Lula bersumpah untuk "mempertahankan dan mematuhi konstitusi” dan berjanji untuk "menyelamatkan” 33 juta orang dari kelaparan dan 100 juta orang dari kemiskinan – hampir setengah dari total 215 juta penduduk di negara itu.

Lula mengatakan akan membangun kembali Brasil dari "reruntuhan” yang ditinggalkan oleh pemerintah sebelumnya, tanpa menyebut nama Bolsonaro.

"Dari reruntuhan yang mengerikan ini, bersama rakyat Brasil, saya memikul tanggung jawab untuk membangunnya kembali dan menjadikannya negara untuk semua,” tambahnya.

Lula mengkritik pemerintahan Bolsonaro dengan mengatakan bahwa tim transisinya menggambarkan keuangan publik negara itu dalam kondisi "mengerikan”.

"Mereka (pemerintah sebelumnya) mengosongkan sumber daya Kementerian Kesehatan. Mereka merusak Pendidikan, Kebudayaan, Sains, dan Teknologi. Mereka menghancurkan perlindungan lingkungan. Mereka tidak menyisakan sumber daya untuk makanan di sekolah, vaksinasi, atau keselamatan publik,” kata Lula.

Lula juga menuduh pemerintahan Bolsonaro melakukan "genosida” karena gagal menangani pandemi COVID-19 dengan baik, sehingga menewaskan lebih dari 680.000 orang di Brasil.

Selain itu, Lula juga memberi tahu para pendukungnya bahwa Brasil tidak perlu lagi menebangi hutan hujan Amazon untuk pertanian, yang merupakan kritik utama Lula atas pemerintahan Bolsonaro.

Lula meyakini tidak ada negara lain yang dapat menandingi sumber daya Brasil untuk menjadi negara dengan kekuatan lingkungan yang hebat.

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier (kanan) bertemu dengan Lula pada malam pelantikannya
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier (kanan) bertemu dengan Lula pada malam pelantikannyaFoto: Jens Büttner/dpa/picture alliance

Bolsonaro absen pelantikan

Delegasi dari 50 negara hadir dalam upacara pengambilan sumpah Lula yang digelar di Kongres di Brasilia, ibu kota Brasil. Termasuk di antaranya Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, Raja Felipe IV dari Spanyol, Presiden Argentina, Bolivia, Kolombia, Cile, Paraguay, Uruguay, dan Portugal.

Namun, Presiden Bolsonaro yang akan meninggalkan jabatannya tidak hadir, setelah dilaporkan berangkat ke Florida pada hari Jumat (30/12).

Usai upacara pelantikan, Lula kemudian berangkat ke Istana Planalto dengan menaiki Rolls-Royce beratap terbuka untuk kemudian mengenakan selempang kepresidenan di hadapan 30.000 pendukungnya dari Partai Buruh.

Bolsonaro telah berulang kali menolak memasangkan selempang itu kepada penggantinya, sesuai tradisi, sehingga pemasangan digantikan oleh seorang pemulung kulit hitam, Aline Sousa.

Keamanan diperketat mengantisipasi ancaman

Keamanan di seantero ibu kota telah ditingkatkan untuk mengantisipasi tindak kekerasan oleh pendukung Bolsonaro.

Bolsonaro sebelumnya menolak kalah dengan mengatakan ragu atas sistem pemungutan suara elektronik di negara itu. Bolsonaro kalah dari Lula dengan selisih kurang dari 2% suara.

Beberapa pendukung Bolsonaro yang lebih esktrem bahkan menuntut dilakukannya kudeta militer untuk mempertahankan kekuasaan pemimpin sayap kanan itu.

Menjelang pelantikan Lula, polisi mengaku telah menangkap seorang pria yang mencoba memasuki kawasan pelantikan dengan membawa pisau dan kembang api. Pekan lalu, seorang pendukung Bolsonaro ditangkap karena menanam bahan peledak di sebuah kapal tanker di dekat bandara Brasilia.

gtp/ha (AFP, AP, EFE, Reuters)