1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Lanjutkan Rekor Tertinggi, Dolar AS Tembus Rp 14.729

30 Agustus 2018

Tekanan mata uang dolar Amerika Serikat terhadap rupiah menguat dan menyeret nilai tukar mata uang Indonesia ke level Rp. 14.729. Tekanan tersebut dipicu oleh revisi data produk domestik brutto Amerika Serikat

https://p.dw.com/p/34268
USA Schuldenkrise Dollar Flagge Fahne Finanzkrise Symbolbild
Foto: picture alliance/dpa

Pergerakan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah hari ini masih menunjukkan penguatan. Mata uang Paman Sam bahkan terus melanjutkan rekor tertinggi dalam tiga tahun terakhir dengan berada pada level Rp 14.729 sore ini.

Dikuti dari data perdagangan Reuters, Kamis (30/8/2018), dolar AS hari ini bergerak di level Rp 14.660 hingga 14.729. Angka tersebut tertinggi dalam tiga tahun terakhir namun masih kalah dari rekor Rp 14.855 yang terjadi pada 24 September 2015. Namun, ini merupakan rekor tertinggi dolar AS di 2018.

Baca Juga: Kurs Rupiah Tertolong Komentar Negatif Donald Trump Terhadap The Fed

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah sebelumnya menjelaskan tekanan yang terjadi pada rupiah dipicu oleh faktor eksternal. Yakni revisi data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) kuartal II.

BI Kawal Fluktuasi Rupiah 

"Tekanan terhadap rupiah dipicu oleh revisi data PDB AS triwulan II, dari 4,1% menjadi 4,2%, langkah PBOC memperlemah mata uang Yuan di tengah negosiasi sengketa dagang AS dan China yang belum tercapai, serta melemahnya mata uang Argentina peso dan lira Turki," kata Nanang.

Baca Juga: Perjanjian Dagang Indonesia-Australia Hanya Setebal Satu Halaman

Dia menyebut hari ini Bank Indonesia berada di pasar untuk memastikan pelemahan Rupiah tidak cepat dan tajam. Bank Indonesia juga masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) untuk melakukan stabilisasi.

Namun karena sentimen global, seperti normalisasi kebijakan moneter di AS, ancaman kenaikan suku bunga The Fed hingga perang dagang AS dengan China dari Maret hingga sekarang, the greenback pun kian perkasa.

Sumber: Detik News