1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Korea Selatan Dibayangi Gelombang Ketiga COVID-19

20 November 2020

PM Korea Selatan pada Jumat (20/11) mendesak masyarakat untuk menghindari segala aktivitas sosial yang melibatkan banyak orang. Pemerintah kemungkinan akan bertindak lebih keras guna mencegah gelombang ketiga COVID-19.

https://p.dw.com/p/3lalm
Potret pandemi di Seoul
Ibu kota Korea Selatan, Seoul memerlukan pembatasan lebih ketatFoto: Getty Images/AFP/Jung Yeon-je

Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun menyerukan agar semua pertemuan sosial yang rencananya digelar pada akhir tahun untuk segera dibatalkan

Pemerintah juga mendesak kepada seluruh perusahaan untuk mendorong karyawannya bekerja dari rumah. Sementara khusus untuk orang tua yang berusia lebih dari 60 tahun, dianjurkan untuk tetap tinggal di rumah.

"Jika kita tidak menghentikan laju penyebaran (virus) ini sekarang, kehidupan normal akan kembali dibatasi," katanya dalam sebuah pertemuan penanganan COVID-19.

Korea Selatan memperketat pedoman pencegahan penyebaran virus corona pada Kamis (19/11), tetapi kekhawatiran semakin berkembang bahwa penutupan bar, klub malam, fasilitas olahraga, hingga pembatasan kegiatan keagamaan mungkin masih tidak cukup menekan laju infeksi.

Aturan lebih ketat dibutuhkan di Seoul

Gelombang ketiga penyebaran COVID-19 diyakini tengah berlangsung, dengan adanya 363 kasus baru yang dikonfirmasi pada Kamis (19/11). Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan mengatakan sudah tiga hari berturut-turut angka infeksi melampaui 300 kasus. Hingga saat ini telah dilaporkan total 30.017 kasus dan 501 kasus kematian akibat COVID-19.

"Kami yakin gelombang ketiga infeksi (virus corona) sekarang sedang berlangsung ... di wilayah ibu kota," kata Pejabat Kementerian Kesehatan Yoon Tae-ho.

Jumlah pasien terinfeksi virus corona yang sakit parah meningkat tajam, mencapai 84 orang pada hari Jumat (20/11), sehingga membebani sumber daya unit perawatan intensif, tambah Yoon.

Yoon juga mengatakan wilayah ibu kota Seoul, yang merupakan tempat bagi setengah dari 52 juta penduduk Korsel, mungkin memerlukan pembatasan lebih ketat jika rata-rata infeksi komunitas harian selama seminggu naik menjadi 200 atau bahkan lebih.

Wilayah Seoul mencatat 218 kasus baru pada hari Kamis (19/11), jumlah kasus harian tertinggi sejak Agustus lalu. Beban kasus infeksi COVID-19 terus meningkat setelah pelonggaran aturan jaga jarak diberlakukan bulan lalu.

ha/gtp (Reuters)