1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konferensi Iklim di Poznan Berakhir

12 Desember 2008

Konferensi iklim dunia UNFCCC di Poznan Polandia berakhir, Jum'at (12/12) ini. PBB mengajak dunia untuk bersama sama mengatasi krisis iklim dan ekonomi global

https://p.dw.com/p/GF0a
Plakat Konferensi Iklim PoznanFoto: DW / Böhme

Dihadapan para delegasi, Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon menyerukan sebuah New Green Deal atau Kesepakatan hijau baru yang berlaku bagi semua bangsa, kaya dan miskin. Gerakan ini ditujukan untuk mengatasi perubahan iklim dan krisis ekonomi global.

Ban Ki Moon mengatakan, „Dilihat dari bukti bukti yang dipaparkan beberapa hari terakhir ini, kita tahu bahwa situasi berbagai masalah menjadi semakin buruk. Dunia sedang memperhatikan kita. Generasi berikut bergantung pada kita. Kita tidak boleh melakukan kesalahan. Kita tengah menghadapi 2 krisis, krisis iklim dan krisis ekonomi global. Namun krisis ini memberikan kita sebuah peluang, yaitu tantangan untuk menanganinya secara simultan.“

Ban Ki Moon juga menambahkan bahwa masyarakat dunia membutuhkan sebuah kesepakatan penanggulanan perubahan iklim untuk mendukung kerangka kerja politik, hukum dan ekonomi guna menarik gelombang investasi. Dalam jangka pendek, jawaban atas krisis ekonomi harus dapat memberi kemajuan pada sasaran perlindungan iklim, begitu pula sebaliknya.

Sekjen PBB juga menyambut rencana program presiden terpilih Amerika Serikat, Barack Obama, untuk menempatkan energi alternatif, perhatian terhadap lingkungan dan isu perubahan iklim sebagai acuan untuk mendefinisikan kepentingan keamanan nasional, pemulihan ekonomi dan kesejahteraan Amerika.

Kemajuan dalam isu perlindungan iklim datang dari berbagai negara. Cina, misalnya, mencanangkan rancangan dorongan pertumbuhan ekonominya sekitar 25 persen bertumpu pada energi terbarukan, perlindungan lingkungan dan konservasi energi. Brazil telah membangun ekonomi paling hijau di dunia yang terbukti menciptakan jutaan lapangan kerja baru. Denmark, yang akan menjadi tuan rumah konferensi iklim tahun 2009 juga telah menginvestasikan perkembangan hijau. Sejak 1980, negara ini telah menanamkan investasi bagi meningkatkan produk domestik brutonya hingga 78 persen dengan kenaikan penggunaan energi minimal.

Sementara tu, Yvo de Boer, sekretaris eksekitf UNFCCC mengingatkan para delegasi bahwa Bali Road Map yang dicanangkan tahun 2007 merupakan isu mendesak yang tidak dapat ditunda lagi. Mauritania sudah menunjukkan tanda bahaya lingkungan yang mendesak: gurunnya bertambah luas dan banjir yang makin merusak. Kepulauan Maladewa harus mengungsikan warganya karena permukaan laut yang terus naik. (mh)