1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PanoramaIndonesia

Kisah Pejuang Bekal Siapkan Bento Cantik Penghangat Hati

12 April 2023

Apa pun bentuk dan isi bekalnya, kotak bekal bisa jadi ajang penyaluran hobi dan pernyataan kasih sayang yang menghangatkan hati.

https://p.dw.com/p/4PvBU
Salah satu isi kotak makan siang terinspirasi dari bento
Salah satu isi kotak makan siang terinspirasi dari bentoFoto: Maria Octa R. Aryanti

Setiap tahunnya, tanggal 12 April diperingati sebagai hari bawa bekal di tingkat nasional. Seiring waktu, bentuk bekal yang dibawa untuk dimakan saat di kantor atau sekolah banyak mengalami perubahan. Namun, apa pun bentuk dan isi bekalnya, kotak bekal bisa jadi ajang menyatakan kasih sayang dan menyalurkan hobi.

Mungkin masih teringat betul bagaimana wujud dan rasa mi instan goreng yang diletakkan dalam kotak bekal segi empat yang dibuat orang tua untuk makan siang. Meski kerap jadi candaan di masa kini, namun bekal ini punya nilai kenangannya tersendiri.

Kini, 'mi goreng kotak' penuh kenangan itu barang kali telah berganti dengan aneka kotak bekal cantik aneka bentuk, karakter, dan isian. Salah satu yang populer yakni bekal imut atau gemoy ala bahasa kekiniannya, dengan aneka bentuk ini terinspirasi dari kotak makan siang asal Jepang, bento.

Sudah ada di Jepang sejak abad ke-5

Penata makanan Abdul Syukur menyebut bahwa bento sejatinya adalah nasi bekal yang sederhana dan berisi makanan lengkap.

"Bento itu menu set dari appetizer, main course (karbohidrat, protein, sayur), acar, sampai dessert-nya yang ditata dalam kotak bekal. Orang Jepang itu kan kalau makan sangat teratur dan rapi, jadi terlihat estetik," katanya kepada DW Indonesia. "Sebenarnya kalau di Indonesia itu mirip seperti nasi box."

Menurut Syukur, tren bento sudah masuk ke Indonesia sejak bertahun-tahun lalu namun masih banyak diminati. Ia menambahkan, tren yang berubah hanyalah bentuk atau penataan bento itu sendiri. "Ada karakter baru, ada model baru dari bentuknya." 

Mengutip laman Web Japan dari Kementerian Luar Negeri Jepang, bento sebenarnya sudah ada di Jepang sejak abad ke-5. Semuanya dimulai dengan hoshii atau nasi kering dan onigiri atau nasi kepal di rumah dan dibawa saat mereka harus pergi berburu, bertani, atau berperang.

Penata makanan atau food stylist Abdul Syukur
Penata makanan atau food stylist, Abdul Syukur, mengatakan visual makanan yang cantik bisa membantu meningkatkan selera makan.Foto: Abdul Syukur

Menurut sejarahnya, nama bento sendiri dipercaya diciptakan di abad 16 oleh seorang komandan militer bernama Oda Nobunaga yang kerap memberi makan banyak orang. Kata 'bento' sendiri diciptakan untuk menggambarkan makanan sederhana dan praktis yang dibagikannya. Bento sendiri berasal dari Bahasa Jepang yang berarti kenyamanan.

Kyaraben, kotak bekal dengan karakter lucu

Kotak bekal dengan aneka karakter lucu belakangan ini kembali populer. Bento karakter ini dikenal dengan nama kyaraben. Dari karakter kartun menggemaskan sampai karakter Disney yang cantik jadi bentuk favorit untuk dibuat dalam kotak bekal anak. Meski demikian, Abdul Syukur menyarankan hiasan yang dipakai dalam bekal sebaiknya bukan sekadar indah dipandang.

"Harusnya sih bukan cuma mempermanis saja, tapi juga bisa dimakan. Buat apa tampilannya cantik tapi tidak bisa dimakan. Garnish itu harusnya juga bisa dimakan, semua kembali lagi ke fungsinya." Syukur tak memungkiri bahwa visual makanan yang cantik ini memang bisa membantu meningkatkan selera makan.

Membenarkan pendapat Syukur, Leily Nurbayni, juga menyiasati nafsu makan anaknya dengan membuat kyaraben. "Sebenarnya baru setahun belakangan ini mulai buat bekal bento ini, seiring anak saya yang sudah kembali pembelajaran tatap muka. Di saat itu jajanan dan makanan di sekolah tidak terlalu direkomendasikan, jadi saya terpikir untuk buat bekal bento," katanya saat dihubungi DW Indonesia.

Leily sendiri memang suka memasak, namun dia sama sekali tak punya pengalaman khusus untuk membuat bento. Semuanya dipelajari secara otodidak dari platform streaming dan media sosial. Dia pun berhasil membuat berbagai kreasi bento karakter yang lucu dengan nasi yang dibentuk seperti kelinci, atau panda. Ibu dua anak ini menyebut bahwa semua bentuk yang dibuatnya hanyalah varian sederhana dan tak rumit.

Hasil kotak bekal yang dibuatnya ini pun didokumentasikan dan diunggah ke sosial media di bawah nama Bekal Kika. Alhasil, dalam waktu setahun, kotak-kotak bekal Leily pun jadi idola banyak pejuang bekal, sebutan untuk orang tua yang gemar menyiapkan bekal untuk anaknya. Akunnya pun diikuti oleh 30 ribu orang.

Ajak anak pilih bekal sendiri

Buat Leily, kotak bekal anak bukan sekadar menarik tapi juga harus sesuai keinginan anak dan memenuhi kebutuhan gizi. Dalam menentukan bekal, dia biasanya mengajak sang anak untuk memilih menu bekal yang diinginkan. Hal ini penting lantaran anaklah yang akan menyantapnya.

Metode ini pun dilakukan oleh Inggrid Dwi. Dia selalu mengajak anaknya untuk memilih menu bekal, aneka hiasan dan cetakan nasi.

"Anak-anak tahu saya sedia apa di rumah, jadi mereka tidak terlalu rewel dan pilih-pilih makanan. Tapi biasanya, dia hanya request bentuk nasinya saja untuk dicetak-cetak."

Perkara bento karakter, Inggrid mengaku bahwa dia tak cukup telaten dan detail untuk membuat berbagai bentuk dan karakter. Paling-paling, dia bisa menyulap nasi menjadi gulungan sushi dengan nori atau aneka bentuk dengan cetakan instan.

"Biasanya kejunya saja dicetak-cetak jadi bunga, lalu sosis dipotong potong biar mekar, nasi diikat telur dadar. Sebatas situ saja sih. Saya selalu bilang sama dia, kalau sebenarnya ibu mau bikin bentuk A tapi ternyata jadinya tidak sesuai ekspektasi, ternyata dia tidak masalah dan malah berterima kasih. Dia juga bilang dan apa pun bentuknya masakan ibu tetap yang paling enak," katanya kepada DW Indonesia.

Perut kenyang, hati hangat karena bekal

Kejujuran orang tua ketika mereka tak sanggup membuatkan bekal estetik adalah sebuah cara yang tepat untuk memberi pengertian kepada sang anak. Sebagai ibu dari satu putri, Ade Pertiwi yang sehari-hari juga bekerja di kantor mengaku kesulitan menyiapkan bekal lengkap.

"Sehari itu 'kan anak dua kali makan, snack dan makan siang. Makan siangnya disediakan catering, jadi saya hanya menyiapkan snack-nya."

Mengaku tak sempat membuat bekal harian dengan beragam bentuk, Ade punya acara lain untuk 'memeriahkan' kotak camilan putrinya. 

"Di dalamnya sering saya kasih origami bentuk hati dengan pesan-pesan khusus. Kalau tidak ada origami, ya pakai kertas warna-warni biasa dengan pesan, misalnya I Love You, I Miss You, Have a good day at school. Wah dia senang sekali itu. Saat pulang mukanya cerah."

Pesan-pesan sederhana dengan kata-kata yang mungkin terdengar 'receh' buat sebagian orang nyatanya tidak sesederhana itu. Ade menyebut, dia tak pernah menyangka pesan dalam secarik kertas di kotak bekal itu bisa jadi hal yang menggembirakan anaknya. 

Kotak bekal makan siang
Dalam urusan bekal, Maria Octa Risky Aryanti tak ‘menganut’ aliran bento karakter atau kyaraben. Ia lebih pilih bento klasik dengan berbagai isi dalam satu wadah dan ditata apik.Foto: Maria Octa R. Aryanti

Bekal buat diri sendiri

Jika Leily, Ade, dan Inggrid menyiapkan bekal untuk anak-anak mereka, beda dengan Maria Octa Risky Aryanti. Perempuan yang merantau dan tinggal di Baturaja, Sumatera Selatan, ini justru membuat bento untuk dirinya sendiri.

"Saya memang suka masak dan karena tinggal sendiri di kota kecil, mau tidak mau saya harus bisa masak demi bisa makan makanan yang saya mau. Dan setiap hari saya juga bawa bekal ke kantor," kata perempuan yang disapa Kiki kepada DW Indonesia.

Kiki mengaku kalau keinginan membuat bento ini dipengaruhi oleh kesukaannya menonton berbagai tayangan online tentang bento Jepang. Dia lalu merasa tertantang untuk membuat bento untuk bekal ke kantor. Hanya saja, ia lebih suka membuat bento klasik yang ditata dengan apik. Aliran bento ini dianggap lebih mudah dikerjakan dan tak membutuhkan alat khusus. 

"Karena diletakkan dalam satu wadah, jadi biasanya aku plan dulu semuanya, dari menunya sampai platting dan garnish-nya. Semuanya pakai bahan bahan lokal dan rasanya aku sesuaikan juga dengan kesukaan aku."

Dia mengungkapkan untuk membuat satu bekal bento ini plus merekamnya jadi konten sosial media di _kikikukeko ini butuh waktu sekitar 2 jam. Satu trik yang kerap dilakukannya saat membuat bento adalah menguasai teknik mempersiapkan makanan dan penyimpanan makanan untuk meringkas waktu.

"Momen masak ini jadi hobi yang sangat aku nikmati. Bisa membuat membuat sesuatu yang dimakan rasanya enak dan bentuknya bagus jadi kepuasan tersendiri buat aku. Ini sebagai cara untuk menyenangkan diri sendiri juga. Dari aku buat aku sendiri juga."

"Setiap hari, aku itu sangat menunggu-nunggu waktu makan bekal aku sendiri. Dan itu jadi hal yang membahagiakan."

(ae)

C. Andhika S. Detail, humanis, dan tidak ambigu menjadi pedoman saya dalam membuat artikel yang berkualitas.