1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikKorea Utara

Kim Jong Un Serukan Peningkatan Militer

24 Juni 2022

Pertemuan Komisi Militer ke-8 Korea Utara membahas peningkatan kemampuan pertahanan negara. Hal ini ditengarai menjadi upaya Korea Utara untuk menggunakan senjata nuklir taktis.

https://p.dw.com/p/4DADg
Kim Jong Un
Korea Utara memperkuat kemampuan militer mereka yang berpotensi pada pengembangan senjata nuklir taktis. Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service/AP/picture alliance

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, memerintahkan penguatan kemampuan pertahanan negara itu saat ia mengakhiri pertemuan penting dengan pejabat tinggi militer. Media pemerintah Korea Utara pada Jumat (24/06) menyebut peirntah ini mengindikasikan penambahan senjata nuklir taktis.

Pertemuan itu diawasi ketat karena spekulasi yang berkembang bahwa Pyongyang dapat melakukan uji coba nuklir pertamanya dalam lima tahun, yang menurut pejabat AS dan Korea Selatan dapat dilakukan "kapan saja" sekarang.

Peningkatan kemampuan militer

Kim memimpin Pertemuan tiga hari Komisi Militer Pusat ke-8 Korea Utara, di mana para pejabat tinggi "menyetujui masalah penting dalam memberikan jaminan militer untuk lebih memperkuat pencegah perang negara itu," kata media resmi KCNA.

Selama pertemuan itu, Korea Utara jarang menyinggung tentang merevisi rencana perangnya, dan mengatakan telah memutuskan untuk meningkatkan tugas operasional unit garis depannya dengan "rencana aksi militer yang penting". KCNA tidak merinci rencana tersebut, yang tampaknya menargetkan Korea Selatan, kata para analis.

Seorang mitra senior di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional di Korea Utara, Hong Min, menyebut "Korea Utara bisa saja meningkatkan kemungkinan penggunaan senjata nuklir taktis dalam rencana operasi barunya mengingat penggunaan istilah pencegah perang yang digunakannya untuk merujuk pada kemampuan nuklir.”

KCNA pada hari Kamis merilis foto pejabat tinggi Korea Utara membawa peta dalam pertemuan di pantai timur Semenanjung Korea, di mana pembangkit listrik tenaga nuklir Korea Selatan berada.

Sikap Korea Selatan

Ditanya isu tentang Korea Utara, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan Seoul sedang mempersiapkan "tanggapan tegas" terhadap kegiatan Korea Utara.

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol
Pemerintah Korea Selatan menyiapkan peringatan keras terkait seruan Kim Jong Un pada peningkatan kekuatan militer.Foto: South Korea Presidential Office/AP/picture alliance

Laporan KCNA tidak secara langsung menyebutkan program nuklir atau rudal balistik Korea Utara, tetapi dikatakan bahwa Ri Pyong Chol, yang telah memimpin pengembangan rudal Korea Utara, terpilih sebagai wakil ketua Komisi Militer Pusat Partai.

"Mengingat posisi simbolis Ri dalam proses kemajuan nuklir Korea Utara, pemilihan tersebut menunjukkan keinginannya untuk mempercepat pengembangan senjata strategis dan taktis,” kata Hong dari Institut Korea.

Seorang pejabat di kementerian unifikasi Seoul yang menangani urusan antar-Korea mengatakan, Pyongyang tampaknya sengaja mengungkapkan foto itu, dan kemungkinan akan meningkatkan ancaman terhadap Korea Selatan di masa mendatang.

Korea Utara telah menguji sejumlah rudal balistik yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, termasuk rudal balistik antarbenua besar (ICBM), rudal hipersonik baru, dan rudal jarak pendek yang berpotensi dirancang untuk senjata nuklir taktis.

Pada bulan April, Pyongyang melakukan uji coba jenis baru senjata berpemandu taktis yang bertujuan "secara drastis meningkatkan daya tembak unit artileri jarak jauh garis depan dan meningkatkan efisiensi dalam pengoperasian nuklir taktis". rs/yf (Reuters)