1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Ketika Rabbi Bersua Mullah di Lindau, Jerman

19 Juni 2019

Sekitar 900 perwakilan dari 17 agama di dunia bertemu di Jerman untuk mendorong perdamaian. Tak hanya pemuka Buddha dari Myanmar, acara di tepi danau Konstanz ini juga mempertemukan rabbi Yahudi dengan mullah dari Iran.

https://p.dw.com/p/3Khuc
Lindau di tepi danau Konstanz, Jerman
Lindau di tepi danau Konstanz, JermanFoto: picture-alliance/dpa/T. Warnack

Sebuah patung kayu setinggi 7,5 meter berbentuk cincin bakal menghiasi danau Konstanz dalam beberapa pekan ke depan, ketika perwakilan 17 agama di dunia berkumpul di Lindau, sebuah kota kecil di selatan Jerman. Patung itu dinamakan "Ring for Peace" dan terbuat dari potongan kayu yang dikumpulkan dari berbagai penjuru dunia.

Antara 20 hingga 23 Agustus Lindau menjelma dari sebuah kota kabupaten menjadi pusat pertemuan agama-agama manusia. Sebanyak 900 pemuka agama dari 100 negara akan datang ke acara lima tahunan tersebut.

Patung kayu "Ring for Peace" yang akan menghiasi danau Konstanz
Patung kayu "Ring for Peace" yang akan menghiasi danau KonstanzFoto: DW/C. Strack

Lindau dinilai bisa menawarkan panggung netral untuk membahas isu-isu pelik. Pasalnya konferensi ini juga mengundang perwakilan dari negara-negara seteru seperti Ukraina dan Rusia, Iran dan Israel atau Myanmar dan Bangladesh.

Penggagas acara ini ingin menekankan tanggung jawab agama dalam merawat dan membidani perdamaian. Paradigma ini ikut menjadi tren di panggung politik internasional, di mana pemerintah melibatkan pemuka agama sebagai mitra dialog.

Peran Ganda Agama

Karena agama memiliki peran ganda, menurut Gunnar Stalsett yang dulu menjabat uskup di Norwegia sebelum bergabung dengan World Council of Religions for Peace. "Di berbagai konflik agama menjadi akar masalah, tapi agama juga bagian penting dari solusi damai," ujarnya.

Menurutnya adalah hal penting untuk memperkuat kesediaan dialog di kalangan pemuka agama.

Menanamkan Kembali Semangat Multikulturalisme

Dalam hal ini Religions for Peace mencatat kemajuan setelah berhasil mengajak pemuka agama untuk berdialog menuntaskan konflik berdarah di Bosnia, Sierra Leone atau Myanmar, kata William F. Vendley, Sekretaris Jendral Religions for Peace.

Keterlibatan Perempuan

Namun dia juga tidak menyembunyikan kegagalan upaya merajut damai seperti yang terjadi di Suriah dan Irak. Vendley menekankan betapa dunia "semakin terkoneksi satu sama lain." Di masa depan, kata dia, "kita tidak lebih aman ketimbang yang paling terancam di antara kita."

Dalam konferensi di Lindau, para pemuka agama juga ikut menggandakan kuota delegasi perempuan yang diundang. Agama "biasanya didominasi laki-laki," kata Ulrich Schreider. Sebab itu menurutnya penting, "adanya kuota buat perempuan agar mereka bisa ikut bersuara."

Konferensi ini juga akan membahas peran perempuan dalam perdamaian. Untuk itu penyelenggara mengundang perwakilan perempuan dari berbagai kawasan konflik di Timur Tengah dan Afrika Utara. 

rzn/ap