1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Ketika Produsen Anggur dan Coca-Cola Berebut Botol Kosong

Natalia Smolentceva
26 Maret 2019

Coca-Cola tentu jenis minuman yang sangat berbeda dengan minuman anggur. Tetapi di Jerman keduanya saat ini sedang menghadapi masalah yang sama: kekurangan stok botol minuman.

https://p.dw.com/p/3FeJy
Wein im Supermarktregal
Foto: picture alliance/maxppp

Oliver Shell memiliki pembuatan anggur keluarga di salah satu wilayah anggur Ahr di Jerman. Panen anggur tahun lalu sangat baik dan dia sekarang sudah siap membotolkan anggur buatan keluarga itu. Tapi dia mengalami kesulitan mendapatkan botol anggur yang biasa mereka gunakan. Memang ada botol alternatif, tetapi bentuknya lain, tidak seperti botol elegan dengan leher panjang seperti biasanya. Kesulitan yang sama dihadapi pembuat anggur yang lain.

"Terutama botol hijau 1 liter sangat kurang persediaannya, juga botol untuk anggur putih dan rose," kata Andreas Köhl dari Asosiasi Pembuat Anggur di negara bagian Rheinland-Pflalz.

Di negara bagian ini saja ada 4900 pembuat anggur. Biasanya mereka mendapat pasokan botol kaca dari negara-negara Eropa lain. Tapi tahun ini, stok botol kaca benar-benar langka.

"Pembuat anggur ingin botol kaca dalam warna tertentu, dengan berat tertentu, dengan kepala gabus atau tutup putar. Jadi kalau saya mendapat pasokan dari pabrik botol A, dan mereka kehabisan botol, saya belum tentu mendapat botol yang sama dari pembuat botol B," kata Ralf Striegnitz dari perusahaan Reis, salah satu penyalur besar botol di Jerman. Dia memasok botol kaca baik untuk perusahaan besar maupun perusahaan keluarga.

German wine harvest in 2018

Kapasitas tidak cukup

Permintaan botol kaca dalam beberapa tahun terakhir memang meningkat pesat, papar Ralf Striegnitz. Tidak hanya untuk botol anggur, tetapi untuk botol minuman-minuman lain. "Pelanggan sekarang lebih sadar ekologi dan lingkungan," kata dia. "Ada tren menjauh dari kemasan plastik."

Tren ini juga ternyata dilirik oleh perusahaan-perusahaan pembuat soft drink, yang bersaing di pasar botol dengan perusahaan pembuat anggur. Terutama permintaan botol kaca dari sebuah perusahaan soft drink besar membuat para pemasok kehabisan stok.

"Masalahnya, ada satu produsen soft drink besar yang sekarang juga beralih dari botol plastik dan kembali ke botol kaca, dan mereka mendadak membutuhkan botol kaca dalam jumlah besar," kata Ernst Büscher dari Institut Anggur Jerman DWI, sebuah lembaga pendukung pemasaran dan penelitian dari Asosiasi Anggur Jerman. "Produsen botol tidak punya kapasitas cadangan lagi untuk membuat botol anggur sekarang," tambahnya.

100 Jahre Coca-Cola-Flasche
Botol Coca-Cola dari masa ke masa. Kini jadi tren lagi ?Foto: Coca-Cola

Coca-Cola vs Anggur

Perusahaan soft drink yang namanya tidak disebut secara langsung oleh Ernst Büscher adalah Coca Cola. Ralf Stiegnietz membenarkan tren pasar yang disebut Büscher. Coca Cola memang sedang mengalihkan sebagian produknya dari botol plastik ke botol kaca. "Dan mereka perlu jutaan botol. Mereka membutuhkan sekitar 50 sampai 60 ribu botol per jam," katanya.

Seorang juru bicara Coca-Cola Jerman mengonfirmasi bahwa mereka memang akan menjual Coca Cola 1 liter dalam botol kaca. "Ada tren untuk botol kaca, dan tujuan kami adalah memberi klien pilihan, antara botol PET (plastik) atau botol kaca," katanya kepada DW.

Nikolaus Wiegand, direktur pabrik botol Wiegand-Glas dengan gamblang mengutarakan: "Mesin pembuat botol tidak peduli apakah produk akhirnya adalah botol Coca-Cola, botol anggur atau botol bir. Pada akhirnya, ini hanya soal bentuk atau warna botol yang berbeda; mesin bisa memproduksi semuanya." Yang akan menentukan di pasar botol adalah tingginya permintaan dari pihak pemesan. Dalam hal ini, sulit bagi perusahaan anggur rumahan untuk bersaing dengan perusahaan raksasa sekelas Coca Cola. (Ed:hp/ts)