1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

050511 Coca Cola Siegeszug

Edith Koesoemawiria13 Mei 2011

Happy Birthday, Coca Cola! Ditemukan 125 tahun lalu, cairan berwarna coklat, manis dan bersoda ini tak kenal batas wilayah dan diminum di seluruh dunia.

https://p.dw.com/p/11FWH
Foto: picture-alliance/dpa

Coklat, manis, bersoda. Cola-Cola telah berumur 125 tahun. Ketika apoteker John Pemberton menciptakan sirup pada 8 mei 1886 di Atlanta, ia sama seklai tidak tahu bahwa ia telah meletakkan fondasi bagi sebuah merek global. Kini, lebih dari 1,7 miliar Coca-Cola terjual setiap harinya, di lebih 200 negara.

Coca-Cola tak kenal batas wilayah, juga batas ideologi. Sudah 30 tahun perusahaan itu menembus pasar Cina, segera setelah pintu dibuka bagi investor asing. Kapitalisme dalam komunisme.

Dai Ying, jurnalis yang lahir di Cina, dulu hanya mengenal minuman ini dari film-film barat. Tuturnya, "Sejak kecil saya kagum pada minuman ini, walaupun saya belum pernah memegang botol coca cola, atapun meminumnya. Tapi entah bagaimana menurut saya minuman ini sangat mengagumkan. Karena secara bunyi, 'Coca-Cola' dalam bahasa Cina juga ada, 'Coca cola' yang berarti rasanya enak dan membuat senang."

Flash-Galerie Coca Cola 125 Jahre
Foto: picture-alliance/ZB

Sebuah minuman, sebuah mitos, virus yang menginfeksi hampir seluruh dunia. Sementara ini hanya ada tiga negara dimana Coca-Cola, atau disingkat Coke, tidak diijinkan ada, yaitu Kuba, Korea Utara dan Birma, yang juga dikenal dengan nama Myanmar.

Sejarahnya dimulai di Jacob's Pharmacy, di pusat kota Atlanta, negara bagian Georgia, di selatan AS. Di sinilah apoteker John Pemberton pada tanggal 8 Mei 1886, memasak sirup dari daun Coca dan kacang Cola. Ditambah dengan air soda, sirup itu diharapkan dapat membantu mengatasi kelelahan, sakit kepala, depresi dan impotensi. Coca-Cola pun lahir.

Namun minuman itu tak membawa kesembuhan maupun kekayaan bagi penemunya, John Pemberton. Sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir, ia menjual resepnya kepada Asa Candler, dengan harga 2.300 Dolar. Pria inilah yang berhasil menyulap sirup itu menjadi minuman nasional, dan membuat Coca-Cola menjadi sinonim bagi 'gaya hidup Amerika'.

Layaknya seorang misionaris, Candler memuji-muji produknya, memperbaiki resep dan menyebarkannya dalam botol dengan pinggang yang khas di seluruh AS. 1896, 10 tahun setelah Coca-Cola diciptakan, Candler pertama kali mengekspor minuman itu, awalnya ke Kanada dan Kuba.

Pada PD II, Coke akhirnya menjadi merk yang mendunia, setelah Jendral Amerika Dwight D. Eisenhower secara pribadi memerintahkan ekspor tiga juta botol Coca-Cola, ke Eropa, tahun 1942. Munuman gula itu diharapkan memperkuat moral pasukan AS.

"Selama PD II, Coca Cola dinyatakan sebagai properti penting bagi perang, dan setiap tentara AS berhak atas Coca Cola dalam jumlah tertentu, dan karena alasan inilah dibangun pabrik pengisian di Eropa. Lantas setelah perang dapat segera diambil alih fungsinya untuk mengisi pasar Eropa. Rakyat di negara-negara ini kemudian melihat Coca Cola juga sedikit sebagai simbol kebebasan dan demokrasi, juga modernitas“, kata Andrea Exler, penulis buku "Coca-Cola, dari obat perangsang buatan sendiri sampai ke ikon Amerika."

Setelah berakhirnya perang dingin dan lenyapnya tirai besi, Coke dengan cepat juga menguasai bekas blok timur. Pada hari rubuhnya tembok Berlin, perusahaan Coca-Cola membagi-bagikan gratis minuman itu di Berlin dan kota-kota lain di Jerman Timur.

Kolonisasi Coke menyebar luas, pengaruh kebudayaannya luar biasa. Tahun 1931 Coca Cola bahkan menciptakan citra baru bagi Santa Klaus dengan mantel warna merah-putih, kata penulis buku Andrea Exler, "Kenyataan bahwa Coca-Cola memberi Santa Claus pakaian dalam warna perusahaannya, menyebabakan figur ini dikenal di seluruh dunia juga dengan warna ini. Betul-betul pemasaran yang halus untuk jaman itu.“

Tetapi, Coca-Cola harus terus menerus berurusan dengan berbagai masalah dan skandal. Misalnya terkait obesitas anak-anak di Amerika, pestisida dan pencemaran air tanah di India, bahkan pembunuhan terhadap pemimpin perusahaan di Kolombia.

"Tetapi itu semua tidak bisa menggerogoti citra Coca-Cola. Sekarang pun hal itu sebetulnya masih mengejutkan orang-orang pemasaran. Itu salah satu rahasia produk ini yang sampai sekarang tidak pernah bocor."

Rahasia lainnya adalah resep Coca-Cola.

"Coca-Cola diproduksi dimanapun dengan resep yang sama, tentu air yang dipakai untuk membuat Coca Cola adalah air yang berasal dari daerah masing-masing, tetapi semuanya disiapkan secara khusus menurut standar perusahaan", kata Geert Harzmann dari perusahaan Coca-Cola.

Coca Cola Werbung Weihnachtsmann
Foto: picture-alliance/dpa

Memang ada perbedaan rasa yang ringan di kawasan yang berbeda-beda. Ada yang lebih manis, atau sedikit kurang manis. Tetapi di luar itu, campuran bahan-bahannya semua sama, dan dirahasiakan ketat. Resepnya terkunci rapat di ruang penyimpanan sebuah bank. Persuahaan tak pernah mempatenkannya, karena di AS hak paten berakhir setelah 20 tahun. Dan untuk memperpanjangnya, perusahaan harus membuka resep minuman itu. Jelas akan banyak sekali saingan yang ikut menarik untung, karena Coca-cola merupakan merek yang paling dikenal di seluruh dunia.

"'Coca-Cola' adalah kata kedua terkenal di dunia setelah 'Okay' dan dikenal oleh 98% penduduk dunia. Artinya, hanya dua orang dari setiap 100 penduduk dunia, di manapun mereka berada, yang tidak kenal 'Coca-Cola'", begitu Andrea Exler.

Di sejumlah kawasan Afrika, orang meminum Coke dalam upacara pemakaman, di Meksiko, dukun-dukun menggunakan minuman ini untuk upacara pembersihan, di Indonesia menjadi inspirasi masakan, Ayam Cola misalnya, seperti juga di Cina, kata Dai Ying. "Sementara ini juga ada makanan Cina, yang dimasak dengan Cola, misalnya, ayam Kom Pau dengan Cola."

Monika Griebeler / Renata Permadi
Editor: Edith Koesoemawiria