1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kejutan dan Kerusuhan di Babak Kualifikasi Grup Piala Eropa

13 Oktober 2010

Jerman menang susah payah. Inggris ditahan tanpa gol. Kerusuhan terjadi di Italia. Babak kualifikasi grup Piala Eropa kali ini penuh dengan kejutan.

https://p.dw.com/p/PdEm
Hooligan Serbia di stadion di Genoa ItaliaFoto: AP

Banyak berita mengejutkan yang muncul dari babak kualifikasi Piala Eropa Selasa malam (12/10) waktu setempat. Dimulai dari berita yang positif terlebih dahulu. Tim Jerman seperti yang sudah diduga meraih tiga poin penuh di Kazakhstan. Yang tidak disangka adalah perlawanan hebat yang ditunjukkan oleh tim lawan. Kazakhstan hanya berada di peringkat 126 dunia sementara Jerman di peringkat ketiga. Namun mereka berhasil menahan Jerman 0-0 di babak pertama. Pemain tengah Jerman yang juga bermain di klub Real Madrid Sami Khedira berusaha menjelaskan : "Di babak pertama bisa dilihat, bahwa Kazakhstan bukan tim yang buruk dan kita tidak bisa meremehkan mereka. Ini juga tidak kita lakukan. Menurut saya, kami sebenarnya berhasil mempertahankan tempo permainan, dan juga mendapat beberapa kesempatan untuk mencetak gol. Di babak kedua baru kami memanfaatkan semua kesempatan. Karena itu menurut saya, kami sudah selayaknya menang."

Tiga gol Jerman yang semuanya diciptakan di babak kedua dilesakkan oleh Miroslav Klose, Mario Gomez dan Lukas Podolski. Dengan ini, Jerman tetap berada di puncak klasemen grup A dengan poin sempurna 12. Empat kemenangan dari empat pertandingan. Kejutan di grup ini diwujudkan oleh tim Azerbaijan. Tim asuhan Berti Vogts tidak disangka mengalahkan tim kuat Turki dengan skor akhir 1-0.

Pimpinan klasemen Grup G masih Montenegro setelah mereka secara tidak diduga menahan imbang Inggris tanpa gol. Tim asuhan pelatih Montenegro Zlatko Kanjcar dengan ini belum pernah terkalahkan dalam babak kualifikasi grup. Mereka telah mengumpulkan 10 poin dari empat kali bermain.

Di grup I, Skotlandia nyaris membuat kejutan setelah berhasil mengejar ketinggalan 0-2 dari juara bertahan Piala Dunia dan Piala Eropa Spanyol dan menyamakan kedudukan. Namun impian mereka punah setelah pemain cadangan Fernando Llorente berhasil mencetak gol kemenangan bagi Spanyol hanya 11 menit menjelang pertandingan berakhir.

Kini beralih ke berita yang negatif. Pertandingan antara Italia dan Serbia yang berlangsung di stadion Luigi Ferrari di Genoa dihentikan hanya enam menit setelah pertandingan berjalan. Aksi kekerasan para hooligan Serbia terjadi sebelum, saat dan setelah pertandingan dihentikan. Mereka bahkan berhasil menyelundupkan pisau dan mercon ke dalam stadion. Mercon yang nyaris menciderai kiper Italia Emiliano Viviano. "Saya kemudian bilang saya tidak bisa menjadi kiper kalau para penonton melemparkan mercon ke arah saya. Saya ketakutan. Saya tidak mau ada mercon yang mengenai wajah saya."

Menurut kepolisian Italia, 16 orang mengalami cidera berat dan 17 hooligan Serbia telah berhasil ditangkap. Akibat kerusuhan tersebut, timnas Italia bisa dihadiahi kemenangan langsung 3-0. Tetapi federasi sepakbola juga terancam sanksi denda karena dianggap gagal mengatasi para suporter. Roberto Masuzzi yang bertanggung jawab atas keamanan stadion di Genoa menolak disalahkan dan mengatakan seharusnya kepolisian Serbia memperingatkan mereka terlebih dahulu. "Kami tidak mengenal sikap agresif seperti itu. Suporter dengan potensi kekerasan seperti itu seharusnya tidak diperbolehkan datang ke kota pertandingan. Kalau tidak situasinya tidak akan bisa ditangani."

Slobodan Homen, menteri negara departemen kehakiman Serbia mengatakan para hooligan yang terlibat dalam kerusuhan tersebut adalah bagian dari kelompok terorganisir yang mendapat sokongan dana dari pihak tertentu dengan tujuan menjegal integrasi Serbia dengan Eropa.

Vidi Legowo-Zipperer/dpa/rtr/afp

Editor : Asril Ridwan